LI. Come Home

20.6K 1K 22
                                    

Jantung Alexa berdebar kencang seiring dengan pesawat yang mulai turun menuju landasan. Tangannya memegang pegangan kursi kuat. Bukan karena takut akan penerbangan itu, melainkan pikirannya tengah mengantisipasi hal-hal apa saja yang akan segera dia hadapi di kota itu.

Kembali ke tempat dia terluka tentu tidak mudah, rasanya sama saja dengan menapaki jalan berisi memori yang membuat dadanya sesak. Tapi dia juga tidak bisa lari dari tanggungjawab yang harus segera diselesaikan. Setidaknya setelah semua ini berakhir, satu belenggu perasaan yang mencengkramnya akan kendur. Dia akan benar-benar merasa bebas setelah mendengar putusan hakim.

Bayang-bayang indah bersama anak-anaknya mulai memenuhi pikiran Alexa. Hanya ada dia dan dua anaknya sekarang. Tidak ada yang buruk dari itu, sebaliknya hal itu malah terasa melegakan meski masih ada kecemasan dan kekhawatiran kecil tentang mengasuh, merawat dan membesarkan anak-anaknya seorang diri.

Alexa tersadar dari lamunan saat seorang pramugari mengumumkan bahwa pendaratan berjalan mulus dan mereka telah sampai dengan selamat di kota kelahirannya. Alexa pun segera melepaskan safety belt kursinya, bersiap turun.

Evan, bodyguard termuda yang baik hati itu tiba-tiba muncul dan mengulurkan tangan. Entah darimana lelaki itu datang, namun dia cukup peka dan siap siaga dengan segala kondisi.

Alexa menerima uluran tangan itu. Dia lantas bangun pelan-pelan dengan bantuan Evan, perutnya yang mulai bulat memang mempersempit ruang geraknya. Dia lantas berterima kasih kecil pada Evan sebelum mengambil tas jinjing kecil miliknya.

Alexa lantas mengecek penampilannya sekali lagi. Kaos oversized agak tebal yang menutupi lekuk tubuh, kacamata hitam besar bertengger di wajah dan sebuah topi yang menutupi rambut cokelat gelapnya. Sebuah penampilan yang sempurna untuk menghindari rasa penasaran siapapun dan menyembunyikan identitas.

"Mobil sudah siap, nyonya," ucap Paul yang baru saja masuk dari pintu depan pesawat. Lelaki itu tampaknya baru saja mengecek keadaan di luar.

Alexa mengangguk. Dia lantas berjalan turun dari pesawat dengan hati-hati sembari mengikuti arahan para bodyguardnya. Saat baru saja turun dari pesawat ternyata ada enam bodyguard lainnya yang telah menjemputnya.

Dua di antaranya menyiapkan mobil yang Alexa tumpangi dan empat lainnya berjajar seperti menyambut kedatangan pejabat. Alexa mendengkus, semua ini pasti perintah Papa. Dia meminta kedatangannya tanpa penyambutan yang menarik perhatian. Tapi lihatlah, mereka malah membuat semuanya tampak makin mencolok.

Alexa menghela napas sekali lagi sebelum berjalan cepat memasuki mobil. Evan dan Bruce ikut berjalan cepat dibelakangnya sembari menarik koper dan membawa barang-barang bawaanya lainnya. Mereka tak akan membiarkan ia membawa koper atau tas berat apapun, karenanya Alexa segera masuk ke dalam mobul. Mereka lalu segera menyusulnya masuk setelah selesai mengurusi barang bawaannya di bagasi.

Alexa dan ke enam bodyguardnya segera melajukan mobil meninggalkan bandara dan mulai melewati jalanan umum.

Dalam perjalanan itu, Alexa baru teringat sebuah janji pertemuan dengan Eleanora. Dia pun segera mengirimkan pesan pada Eleanora yang mengabarkan bahwa dia sudah mendarat. Namun karena badannya masih terasa kurang enak sebab efek jetlag, maka Eleanora lah yang akhirnya memutuskan akan datang ke apartemennya. Alexa tersenyum, menutup ponselnya lalu memasukkan ke dalam tas kecilnya.

"Bisakah kita langsung ke apartemenku saja, terima kasih."

"Tapi nyonya, tuan menyuruh kami ..."

Perkataan sopir itu terhenti ketika dia menyadari tatapan tajam wanita muda yang tengah hamil itu. Perintah Alexa kini tak terbantahkan.

"Baik, nyonya."

Perjalanan menuju apartemen Alexa berlangsung diam, keheningan benar-benar menemani mereka. Tak ada satupun yang bicara sampai Alexa memasuki apartemen dan para bodyguard membawa barang-barangnya masuk. 
Alexa pun langsung mengusir halus para pria itu segera setelah mereka selesai dengan urusannya.

Unsweetened Marriage ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang