XXXVI. Changes

15.7K 909 19
                                    

Alexa benar-benar merasa tidak baik pagi ini. Setelah terbangun dengan perut terasa mual, keadaanya bahkan tidak kunjung membaik setelah satu jam berlalu. Kepalanya mulai berdenyut sekarang. Ia juga tidak punya tenaga hingga pagi ini Sean lah yang menggantikannya di dapur.

Lelaki itu sempat membuat pancake dan meninggalkan kue manis itu di atas nakas sebelum pergi ke kantor. Sean pergi meninggalkannya ke kantor pagi ini. Mereka memang punya agenda meeting penting hari ini, karenanya Sean tidak bisa melewatkannya hari itu. Pria itu juga berpesan jika ia bisa mengambil cuti jika tubuhnya masih belum membaik.

Namun Alexa tentu tidak mau mengambil cuti itu secara cuma-cuma. Pikirannya tidak akan tenang jika terus di rumah. Ia juga tidak suka mengasihani dirinya sendiri dan malah bersikap manja. Ia harap dengan pergi ke kantor, ia akan sedikit mengurangi pikiran berlebih dan membuat tubuhnya lebih baik. Lagipula sakitnya bukan sesuatu yang serius, mungkin ia hanya kelelahan dan salah makan hingga perutnya berontak dan tubuhnya terasa tidak nyaman.

Setelah berdandan dan memastikan wajahnya tak tampak pucat, Alexa segera menghubungi salah satu penyedia jasa taksi online. Ia rasa perjalanan ke kantor akan lebih aman jika menggunakan taksi, ia tidak tahu kapan kepalanya kembali berdenyut dan membuat ia kurang fokus di jalan.

Alexa membuang napas. Sepanjang perjalanan ia hanya melihat ke luar. Lalu lalang kendaraan cukup padat di jam berangkat kerja seperti ini. Sepanjang jalan, mobil-mobil mengisi ruas-ruas jalan tanpa henti.

"Kemana kita Nyonya?" tanya sopir taksi yang membuat Alexa sedikit terlonjak.

"Kantor Crossworld." Jawab Alexa sekenanya.

Hanya dengan clue itu, sopir taksi muda langsung tahu tujuan mereka. Kantor crossworld memang terletak di salah satu kawasan perkantoran elit di kota itu. Letaknya yang tak jauh dari kantor pusat milik The Williams membuat keberadaannya mudah dikenali. Siapa yang tidak kenal dengan kantor yang rancangan bangunannya begitu mewah dan modern itu, tentu saja keberadaan kantor crossworld yang berdiri kokoh dan megah itu cukup mencolok mata untuk tidak mendapat lirikan.

Alexa membuka ponselnya. Ia lantas mencermati beberapa email yang masuk pagi ini. Beberapa email penting telah ia forward pada Sean dan beberapa lainnya akan menjadi bahan diskusinya dengan Sean dilain waktu.

Berbicara soal Sean, entah mengapa ia merasa perbedaan sikap Sean akhir-akhir ini. Seminggu terakhir setelah aksi lelaki itu menggandengnya yang membuat heboh seisi kantor, kini Sean kembali menjaga jarak dengannya. Lelaki itu kini terkesan berbicara seperlunya.

Lelaki itu bahkan tak lagi mendebatnya atau menggodanya habis-habisan seperti minggu lalu. Hal itu tentu terasa aneh jika mengingat bagaimana lelaki itu berdebat dengannya sepanjang waktu.

Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ia membuat kesalahan atau kekacauan yang membuat lelaki itu marah. Seingatnya dia tidak melakukan sesuatu yang salah di hari itu. Atau mungkin ini adalah sikap Sean yang sebenarnya, lelaki itu telah kembali ke sikap awalnya seperti sedia kala, persis sebelum mereka berdua pergi ke Hawaii. Tapi kenapa anehnya Alexa tidak kaget jika itu benar adanya.

Siapa juga yang bisa menebak Sean, lelaki itu terlalu rumit untuk ditebak gerak-gerik dan langkahnya. Setidaknya dengan Sean yang menjaga jarak darinya, itu akan memudahkannya mengatur perasaan. Ia bisa lebih leluasa bergerak tanpa terlalu terpengaruh dengan perasaannya terhadap pria itu.

Alexa segera keluar setelah taksi itu berhenti di depan bangunan pencakar langit yang dia tuju. Ia segera masuk dan menuju ke lantai paling atas, lantai dimana ia dan sang bos bekerja.

Kantor kini tidak dipenuhi hiruk pikuk lalu lalang pegawai, karena jam masuk berakhir tiga puluh menit lalu. Setelah menaiki lift dan sampai di lantainya. Alexa pun segera meletakkan tas dan membuka laptopnya sebentar. Ia mengecek agenda sebelum menghadap sang bos seperti rutinitas paginya.

Unsweetened Marriage ✔Where stories live. Discover now