XXXIX. Forget me not

17.3K 973 32
                                    

Hitam, sejauh mata memandang hanya ada orang-orang yang mengenakan baju hitam di sini. Bahkan langit tampak berawan siang ini, seolah menutupi cahaya matahari agar tak menyorot belasan mata berkaca-kaca yang memantulkan kesedihan. Suram, hanya itu kata yang tepat untuk menggambarkan hari itu.

Alexa memandang foto Alyssa yang bersandar di samping peti matinya. Orang-orang berkumpul di sekitar peti mati berhias mawar putih dan bunga forget me not berwarna biru itu. Alyssa memang telah menuliskan apa saja yang dia inginkan di upacara penguburannya nanti. Sang kakak diam-diam telah mempersiapkan kematiannya sejak jauh-jauh hari.

Alexa masih memandang foto Alyssa. Ia teringat dengan wajah sang kakak yang berada di dalam peti. Alyssa tampak cantik. Dia mengenakan gaun putih, menggenggam sebuket mawar putih dan calla lily seperti permintaannya. Wajah pucatnya telah dipoles dengan cantik. Dia tampak seperti sedang tidur, seolah tak pergi selamanya dari dunia.

Pandangan Alexa masih kosong sampai ia merasakan sentuhan tangan lembut di bahunya. Eleanora kini berdiri di sampingnya, menguatkannya. Setelah Caleb menghubunginya berulang kali saat pingsan, yang akhirnya berhasil membangunkannya. Alexa pun segera menelepon Eleanora untuk menjemputnya di apartemen. Untung saja kali ini Eleanora tidak menolak panggilan, sehingga mereka segera menuju rumah sakit malam itu.

Papa dan Sean berdiri di luar saat ia tiba di sana. Sementara Mom tengah menangis tersedu-sedu memeluk jenazah anak sulungnya. Begitu melihat kedatangannya, Papa langsung membawa tubuhnya ke dalam pelukan. Isakan demi isakan lepas. Namun Papa tak berhenti menepuk-nepuk punggungnya menguatkan. Ia pun membalas perlakuan yang sama pada Papa. Mereka saling menguatkan sebagai sebuah keluarga.

Air mata mengalir deras dari pelupuk mata. Hingga sepuluh menit berselang Alexa mulai bisa berpikir jernih. Ia lantas melepaskan pelukan papa. Papa adalah orang yang paling tegar di sini, tidak ada air mata yang mengalir dari pelupuk matanya. Namun mata memerah Papa masih tampak, Alexa tahu Papa hanya berpura-pura kuat. Alexa merasa benar-benar buruk sekarang.

Pandangan Alexa naik, ia meneliti sekitar, mengabsen siapa-siapa saja yang hadir di sana. Caleb masih berdiri paling jauh, wajahnya masih pucat tampak shock. Ia pasti benar-benar panik dengan semua kejadian mendadak ini. Siapa yang mengira kejadian ini akan terjadi.

Alexa menyingkirkan pandangannya dari Caleb. Kini beralih ke sang suami yang berdiri tak jauh darinya. Pria itu menghindari pandangannya, wajahnya yang beku mengeras. Meski ada jejak air mata di sana, namun amarah begitu lekat tergambar dari wajah dinginnya. Sean marah, tentu saja. Lelaki itu mungkin juga menyalahkannya karena mengakibatkan semua ini terjadi. Alyssa memang tidak akan pergi malam ini jika dia tidak mengajaknya ke kafe. Ide ini sejak awal buruk, ia tidak seharusnya melakukannya.

Ini semua salahnya.

Semua salahnya.

Kata-kata itu terus terngiang-ngiang sampai Alexa berdiri di depan peti mati Alyssa yang di jajarkan dengan gundukan tanah terbelah.

Alexa bahkan masih tak sadar tengah berdiri untuk mengantar sang kakak ke peristirahatan terakhirnya. Malam berganti siang pun tak dia hiraukan, ia bahkan tak menyadari ketika dirinya telah mengganti bajunya dan bersiap untuk acara pemakaman itu. Eleanora tentu punya andil besar di sana, wanita itu mungkin menyuruhnya memakai pakaian apapun yang dia temui di kamar lawasnya. Ia tak peduli, sungguh dia tak peduli bagaimana penampilannya hari ini.

Rasa bersalah telah menelannya bulat-bulat. Menenggelamkannya ke palung terdalam di samudera. Ia bahkan lupa bagaimana Ia bersosialisasi dengan para pelayat, Ia hanya menunduk saat sebagian besar kolega Papa datang secara formal untuk menunjukkan rasa bela sungkawa mereka.

Eleanora mengelus punggungnya ketika pembawa acara memulai acara penguburan siang itu. Eleanora dan Caleb, adalah dua orang yang tidak pernah beranjak lebih dari satu meter darinya sejak semalam. Hanya dua orang itu yang benar-benar bertahan dan membantunya tetap dapat berdiri tegak siang ini.

Unsweetened Marriage ✔Where stories live. Discover now