The Best Choice (1) - XiangLin

716 61 17
                                    












VOTE??

Di dalam ruangan mewah itu,  seluruh pelayan di sana membungkuk saat seorang wanita menampakkan diri dan melangkah dengan penuh percaya dirinya.

"Haoxiang belum kembali? " tanya si wanita.

"Belum,  Nyonya Yan"

Wanita itu,  Nyonya Yan.  Yang tidak lain adalah ibu Haoxiang.  Dan kehadirannya begitu mengejutkan para pelayan di sana. Langkahnya yang menggema dan memenuhi ruangan menciptakan ketegangan tersendiri bagi penghuni ruangan tersebut.

"Lalu pria itu?  Dimana dia? " tanya Nyonya Yan kembali setelah memberikan mantel nya pada salah satu pelayan di sana.

Sedangkan pelayan lain hanya dapat memandang penuh tanya satu sama lain tidak paham akan siapa yang Nyonya Yan maksud.
"....."

Nyonya Yan membuang napas,
"He Junlin" tegasnya mengenai siapa pria yang Ia maksud.

"Tuan He sedang berada di kamarnya"

"Katakan padanya aku datang" dan pelayan tadi hanya mengangguk lalu melenggang untuk melaksanakan apa yang Nyonya Yan perintahkan.












.









.









.








.









.








.










Junlin mengalihkan perhatiannya sejenak dari buku bacaannya dan menoleh ke arah pintu kamarnya yang baru saja diketuk.  Seorang pelayan wanita yang berdiri di sana memanggilnya Junlin lirih,

"Tuan He?"

"Heung? " balas Junlin yang kemudian kembali fokus pada bacaannya.

"...." pelayan wanita itu terdiam.  Dirinya teramat ragu untuk menyatakan semua ini.  Pun dirinya tahu betul bahwa berita yang Ia bawa ini bukanlah berita yang ingin Tuan He nya dengar.

Junlin mengernyit lalu menoleh ke arah si pelayan wanita menyadari dirinya tak kunjung bicara,
"Kau ingin mengatakan sesuatu? "

Si pelayan wanita menundukkan kepalanya,
"Nyonya Yan datang untuk berkunjung" ujarnya tanpa berani menatap Junlin.

Jemarinya yang sedang membalik lembar buku kini mematung dan menyatu dengan gusar,
"A-ah..  Baiklah,  aku akan segera menemuinya"

Namun senyuman penuh tenang Ia lemparkan begitu pelayan wanita tadi pamit dari hadapannya, berbanding terbalik dengan batinnya yang tidak memiliki ketenangan sedikitpun.

Tepat setelah pintu kamarnya tertutup dan dengan tangannya yang bergetar,  Ia meraih ponselnya.  Mengetikkan pesan yang Ia tujukan untuk----siapa lagi selain Haoxiang,  Ia tidak memiliki orang lain yang bisa Ia hubungi.

Menyedihkan bukan?

Untuk:  Yan Haoxiang ku
Kapan kau akan pulang?

Junlin sangat jarang mengirim pesan pada jam kerja Haoxiang seperti ini. Dia tidak ingin mengganggu kekasih hatinya itu.  Dan mungkin itu sebabnya kini Haoxiang membalas pesannya dengan begitu cepat.

Dari:  Yan Haoxiang ku
Sedang dalam perjalanan.
Sudah merindukanku?

Jika biasanya Junlin akan terkekeh mendengar kalimat khas Haoxiang seperti itu,  sekarang tidak---lebih tepatnya Ia tidak bisa.  Sungguh dia gugup bukan main untuk sekarang ini.

时代少年团 - Teens In Love StoryWhere stories live. Discover now