This Is Our Happy Ending 6

860 91 106
                                    


Haaiiii 🖐















Ini panjang lhoo~

Komen kuy, biar author makin semangat nulis.






SIDERS maunya apa sih? 😫😫


VOTE?

Jika boleh jujur Yaowen tidak pernah bangun sepagi ini hanya untuk mengantar sarapan untuk Yaxuan. Bahkan saat ini dirinya tengah menata hidangan di atas meja makan.

Tentu saja bukan dirinya yang memasak ini semua karena ibunya sudah melakukan itu semua untuknya.

Yaowen hanya terlalu mengkhawatirkan Yaxuan. Bahkan semalaman ini Ia tidak tidur dengan baik karena memikirkan pemuda itu. Sebenarnya jika ini seperti saat-saat sebelumnya, Yaowen bisa saja menginap semalaman untuk menghibur Yaxuan.

Bukan hanya karena kata-kata Yaxuan kemarin yang sedikit membuatnya merasa 'aneh' melainkan dirinya juga paham ada saat dimana Yaxuan butuh waktu untuk sendiri.

Sudah pukul delapan lebih dua puluh dan Yaxuan tak kunjung turun dari kamarnya. Karenanya Yaowen berteriak agar Yaxuan bisa mendengarnya dari lantai atas,
"Yaxuan, tidak ingin turun untuk sarapan?"

Sama sekali tidak ada sahuta. Dan Yaowen sudah tahu betul itu akan terjadi.

"Anak itu" kesalnya sembari melepas apron yang Ia kenakan dan berjalan menaiki tangga menuju kamar Yaxuan.

Tanpa permisi ataupun mengetuk pintu setidaknya, Yaowen membuka knop pintu kamar Yaxuan.

Menampilkan sebuah gundukan selimut yang berisi sesosok manusia menyebalkan baginya.

"Kau sakit? " tanya Yaowen.

Kembali melangkah dan duduk di ranjang Yaxuan. Menyibak selimut tebal itu bukan yang disambut erangan penuh kekesalan dari si pemilik selimut.

"Astaga. Ada apa dengan matamu? " betapa terkejutnya Yaowen saat Ia menemui mata Yaxuan yang benar-benar sembab.

Yaxuan kembali mengutarakan kekesalannya dan mencoba mendorong tubuh Yaowen,
"Sudah ku bilang jangan seperti ini, bukan?"

Namun Yaowen seolah tidak sama sekali terganggu akan itu. Dirinya tepat pada tempatnya,
" Mama membuat banyak sekali lauk di rumah, dia menyuruhku membawanya untukmu. Aku tidak mungkin membangkang perintah, bukan? "

Yaxuan berdecak dan menjambak rambutnya kesal. Tidak paham lagi bagaimana untuk menyikapi manusia bernama Liu Yaowen ini.

"Jangan menjambak rambutmu seperti itu! Nanti rambutmu rontok, kau bisa seperti kakek-kakek! " tangan Yaowen menahan pergelangan Yaxuan yang kini mengubah posisinya menjadi duduk.

Setelah itu jemari Yaowen tergerak untuk merapikan suara Yaxuan yang dibalas Yaxuan dengan menggulirkan matanya jengah,
"Lihat! Rambutmu berantakan"

Disentaknya tangan Yaowen agar menjauh darinya dengan tiba-tiba,
"Sebenarnya kapan kau akan mengerti?! "

"Tiba-tiba? " kejut Yaowen dan mengerjapkan matanya bingung.

Hela napas berat meluncur dari bibir Yaxuan. Tatapannya pada Yaowen jelas menunjukkan keputusasaan yang begitu jelas,
"Berapa banyak kau berkencan dalam hidupmu? "

Sebenarnya Yaowen cukup terkejut dengan pertanyaan Yaxuan. Tapi sebisa mungkin Ia menjawab dengan sangat ringan disertai gelengan singkat,
"Aku tidak ingat"

Jemari Yaxuan menyisir surainya ke belakang.

Dia tidak tahu Yaowen sungguh idiot atau memang berniat mempermainkannya seperti ini. Yang Yaxuan tahu dirinya merasa tidak nyaman dengan semua situasinya saat ini.

时代少年团 - Teens In Love StoryWhere stories live. Discover now