(QiXin) Is It Too Late to Say I Love You? (6)

1K 76 90
                                    






Hai hai hai~~~~~





.





.





.





Yok ramein yokkk

.





VOTE??

.

Chengxin membuang napas. Sejujurnya Ia meraskana sedikit goresan pada relung hatinya mendengarkan kalimat Jiaqi,
"Pertama-tama, aku berharap, bahwa kau datang kemari bukan untuk sekadar balas budi karena fakta bahwa aku adalah yang membawamu pulang ke rumah"

"Chengxin, itu tidak benar" bantah Jiaqi menatap Chengxin tidak percaya.

Itu bukan maksud Jiaqi melakukan semua ini. Balas budi? Jangan bercanda. Jiaqi melakukan semua ini semata-mata karena rasa khawatirnya.

Bagaimana bisa Chengxin berpikir seperti itu?

.

Tapi kemudian Chengxin menghindari tatapannya dan melanjutkan dengan suara parau,
"Dan sejujurnya, kita... kita bersama hingga saat ini karena sebuah pernikahan. Dan kita menikah entah karena apa itu. Bagaimanapun kita sudah berjanji agar hanya tersenyum untuk satu sama lain. Tapi--- bagaimana bisa aku tersenyum untukmu jika aku tidak tahu apakah kau menyukai saat aku tersenyum untukmu atau tidak?"

Itu benar. Dan Jiaqi sangat memahaminya.

Keduanya bersama karena pernikahan. Dan keduanya menikah karena orang tua mereka. Itu saja sudah cukup menyedihkan.

Dan dalam pernikahan, Chengxin harus menghormati Jiaqi, dan Jiaqi harus menghormati Chengxin. Lalu bagaimana bisa mereka saling menghormati dan menyenangkan satu sama lain tanpa tahu apa yang masing-masing senangi?

Bahkan dalam pernikahan, mereka terasa seperti orang asing.

Ini lebih menyedihkan.

"...." Jiaqi diam, tapi kini tangannya beralih menggenggam jemari ramping Chengxin.

"Tapi setelah waktu berjalan aku menyadarinya. Bahwa.. bahkan jika kau tersenyum untukku, ataupun kau tidak tersenyum untukku, asalkan kau bersamaku--- aku menyukainya"

Jiaqi terhenyak.

Apa Ia tidak salah dengar? Chengxin menyukainya?

Itu hal wajar dalam pernikahan ,tapi itu terdengar asing bagi mereka.

"Karena itu ku pikir aku hanya memerlukanmu agar bersamaku. Karena itu aku takut... Aku takut kau meninggalkanku"

Tunggu--- apa Chengxin sedang menyatakan perasaannya? Tapi kenapa itu terdengar menyakitkan bagi Jiaqi?

Saat mata keduanya beradu, Jiaqi menyadari bahwa mata itu menyiratkan kegugupan dan kesedihan disaat yang bersamaan. Tapi terlepas dari dua hal itu, betapa bodohnya Jiaqi yang baru menyadari bahwa mata itu selalu menatapnya dengan hangat.Dan  saat ini kesedihan yang mendalam ada di sana. Itu menengelamkan Jiaqi, hingga air mata di sana meluap. Mata itu mulai berkaca-kaca.

Tidak. Jiaqi baru saja mengatakan agar Chengxin jujur padanya mengenai isi hatinya, tapi saat mendengar semua ini, Jiaqi pikir Ia belum siap.

Ia tidak tahu bahwa itu akan sesakit ini baginya, apalagi bagi Chengxin.

Setetes air mata lolos dari sana. Jiaqi buru-buru menyekanya. Tapi masih enggan mengatakan apapun.

Chengxin menarik napas dan suaranya yang parau kembali terdengar,
"Jika aku mengatakan saat dimana aku merasa nyaman, saat dimana aku merasa tidak nyaman, saat aku sedih, saat aku bahagia.. Aku takut... Aku takut jika aku mengatakannya.. Kau akan membencinya.. Dan meninggalkanku. Maka lebih baik seperti sebelumnya. Kau hanya tahu kenyataan bahwa kita hanya perlu bersama. Bahkan tanpa tahu apa aku menyukai senyummu atau tidak, apa kau menyukai senyumku atau tidak. Ku pikir selagi kita bersama... Seperti biasanya.. Semua akan baik-baik saja"

时代少年团 - Teens In Love StoryWhere stories live. Discover now