Would You Give Me A Kiss? (1) -QiXin Ver.-

1.4K 117 31
                                    

Ma Jiaqi x Ding Chengxin

Would You Give Me A Kiss? - QiXin Ver.





VOTE??

"Kau kalah!! "

Chengxin nyaris saja berteriak frustasi sementara teman-temannya tertawa lepas menertawakan kekalahannya.

"Kau tahu apa artinya bukan, Ding Chengxin? " Haoxiang menepuk pundak pemuda berbibir merah yang duduk di sampingnya itu.

Semua wajah di sana tampak sangat bahagia kecuali Chengxin yang kini mengacak rambutnya frustasi.

Dia lebih tahu arti daripada kekalahan yang baru saja Ia terima. Yaitu membayar semua makanan yang telah mereka pesan. Siapa yang tidak kesal akan itu?

"Baiklah, baiklah, kemana bill nya? Aku akan bayar! " ujarnya kesal dan semakin memancing tawa teman-temannya.

"Ayolah, jangan kesal seperti itu! Ini hanya permainan! " goda Junlin dan Chengxin memutar bola matanya jengah.

"Ingat, kau harus membayar sambil tersenyum, Ding Chengxin? " Yaowen mengulurkan bill yang tadi sudah diberikan pelayan.

"Untuk apa aku tersenyum? Itu bukan bagian dari taruhan ini. Kau tahu? Senyum ku lebih mahal daripada semua makanan ini! " tunjuk Chengxin pada berbagai macam hidangan yang sedang disantap oleh ketiga kawannya, dan tentunya harus Ia bayar setelah ini.

"Anggap saja itu bonus untuk pemuda penjaga kasir itu, lagipula dia juga tampan--ah! Dan ku dengar dia juga masih lajang" Junlin menyuapkan potongan daging yang telah Haoxiang panggang untuknya ke dalam mulutnya.

Chengxin mencebik,
"Kau menyuruhku menggodanya? Kau lupa aku sudah punya kekasih?" kemudian melipat kedua tangannya di depan dada dengan gaya menyombong.

Sementara Haoxiang dan Junlin yang merupakan sepasang kekasih hanya memandang satu sama lain dan hanya mengedik acuh.

"Ah! Aku ingat! Kekasihmu yang hanya mau menggenggam tanganmu itu? " Yaowen menatap Chengxin dengan tatapan jahilnya.

Ah, kesal sekali rasanya. Kenapa juga Chengxin harus tiba-tiba membahas kekasihnya seperti ini? Ini semua hanya akan berakhir pada teman-temannya yang akan mengolok-olok nya. Persis seperti apa yang Yaowen lakukan baru saja.

"Kau ingin mati? " ancam Chengxin. Cukup. Dia ingin pembahasan tentang kekasihnya dihentikan sampai di sini.

"Kekasih Chengxin? Maksudnya pria yang tidak berani menciumnya itu? " imbuh Junlin.

"He Junlin, hentikan" nadanya kini sedikit terdengar memohon.

Mengingat kembali bagaimana kekasihnya menolak mencium dirinya membuat Chengxin semakin merasa kesal. Hanya sekadar ciuman, apa susahnya? Lagipula Chengxin tidak pernah meminta lebih dari itu. Menyebalkan.

"Benarkah? Ku dengar dia lebih memilih tidur di sofa daripada berbaring dengan Chengxin di ranjang yang sama saat menginap? " lanjut Haoxiang.

Dan Chengxin sudah benar-benar tidak mampu menahan emosinya,

"MATI SAJA KALIAN SEM-" teriakkannya terhenti saat ponselnya berdering nyaring di atas meja.

Benar-benar tidak pada waktu yang tepat. Dia sangat kesal setiap kali kawan-kawannya mengatakan hal demikian tentang kekasihnya, walau-- itu semua merupakan fakta.

Chengxin membaca layar ponselnya. Dari kekasihnya, kebetulan sekali. Entah dia harus merasa senang atau susah karena hal ini.

"Kau dimana? " kekasihnya itu langsung berucap begitu Chengxin mengangkat panggilannya.

时代少年团 - Teens In Love StoryKde žijí příběhy. Začni objevovat