This Is Our Happy Ending 5

524 71 34
                                    


Sebagai bentuk permintaan maaf, author  double up, gaess.




Selamat membaca 💕💕






Komen kuy 💕💕



VOTE??


Yaxuan menundukkan kepalanya. Menatap kakinya yang tidak bisa dikatakan bersih setelah berlari menuju halte bus tanpa mengenakan alas kaki. Hingga telapak kakinya harus bersentuhan secara langsung dengan jalanan yang basah setelah hujan turun.

Yaxuan meraih ponselnya, segera setelah itu Ia menghubungi seseorang.

"Jemput aku" lirihnya dengan suara bergetar.

"Kau pikir aku sopir mu? "

Tidak ingin berdebat dengan pemilik suara menjengkelkan itu, Yaxuan kembali berujar,
"Ku bilang jemput aku"

Yaxuan bisa menangkap dengan jelas bahwa Yaowen -orang yang dihubunginya- terdiam sejenak.

"Ada apa denganmu? Kau menangis? "

"Tidak bisakah kau datang saja alih-alih te... ugh... terus bertanya? " Jemari Yaxuan kini terkepal erat mencoba untuk tidak kembali menangis.

"Kau dimana? "

"Halte bus dekat super market, cepatlah"

"Kenapa kau berada di halte bus saat sedang hujan? "

Nada bicara itu jelas sekali menegaskan bahwa Yaowen sedang sangat mengkhawatirkannya. Tapi hujan di tempat Yaxuan berpijak tidak lagi turun dan hanya menyisakan udara dingin dan bau tanah yang menguar.

Merasa sangat kesulitan untuk menahan tangisnya, Yaxuan memejamkan matanya, melirihkan suaranya dah berkata dengan nada penuh putus asa,
"Datang saja, Liu Yaowen... Kumohon"

Tidak lama setelah itu sambungan telepon terputus.

Yaxuan membuang napas. Mendongak keatas menahan air mata yang siap turun kapan saja.

Apa harus sesulit ini untuk mempertahankan seseorang?

"Kemana perginya dirimu yang sangat percaya diri seperti tadi? Rasanya sakit bukan melihat seseorang yang kita cintai ternyata mencintai orang lain? "

Ding Chengxin benar. Yaxuan sudah sama sekali tidak memiliki kepercayaan diri untuk kembali pada Jiaqi.

Kenapa dia harus menunggu seseorang menamparnya agar Ia menyadari posisinya?

"Untuk gege" sebuah tangan kecil mengulurkan sebungkus permen lolipop ke arah Yaxuan.

Arah pandang Yaxuan menuju seorang bocah polos dengan senyuman menggemaskan di hadapannya.

Yaxuan tersenyum tulus dan meraih permen tadi,
"Terimakasih"

Ujar Yaxuan mengusap surai si bocah,
"Kau menunggu seseorang? "

Si bocah mengangguk kecil,
"Uh, guru les ku akan datang menjemputku. Gege pasti juga menunggu seseorang. Siapa? "

Tidak ingin menanggapi si bocah dengan terlalu serius, Yaxuan mengedikkan bahunya,
"Entahlah. Mungkin--- seorang pangeran? "

"Pangeran tampan? "

Yaxuan menggeleng dan menjawab dengan menatap lurus ke depan,
"Apa gunanya wajah tampan jika dia sudah menjadi kekasih orang, bukan? Tapi bodohnya aku masih menyukainya"

Kalimat Yaxuan seolah tidak membantu si bocah sama sekali. Ia tidak paham dan tidak ingin mencoba lebih memahaminya.. Karena itu Ia lebih memilih melontaekan pertanyaan lain,
"Kenapa gege menangis? "

时代少年团 - Teens In Love StoryWhere stories live. Discover now