Missing You 2

606 57 19
                                    

VOTE??

Dan ketika Yaowen berkata, dirinya justru tersipu. Tidak mampu mengatakan apapun, dirinya hanya mengangguk dengan senyuman dan membiarkan Yaowen berjalan beriringan dengannya menuju ruangan miliknya.

"Bagaimana perjalananmu? Semuanya berjalan lancar?" Yaxuan bertanya dengan suara lembutnya. Sangat lembut dan nyaman untuk Yaowen dengar. Suara yang selalu ingin Ia dengar setiap kali jauh dari pemiliknya, seperti hampir satu bulan ini lamanya.

"Semua berjalan dengan baik dan negosiasi dengan Sekte Yan juga berhasil"

"Syukurlah"

Yaowen mengangguk,
"Bagaimana denganmu?"

Sudut bibir Yaxuan lagi-lagi terangkat sempurna,
"Aku berlatih kaligrafi! Aku juga menulis beberapa hal yang terjadi selama Tuan Liu tidak di sini. Sehingga--- sehingga Tuan Liu tahu semuanya dan tidak akan merasa bahwa kita terpisah selama itu"

Yaowen tersenyum lebar. Dia begitu bahagia mendengarnya. Dia tidak tahu bahwa istrinya akan memikirkannya sebanyak itu. Rasa senang tidak dapat Yaxuan pungkiri melihat senyum bahagia Yaowen. Dia selalu menulis semuanya dalam buku khusus. Apa yang terjadi setiap harinya, seperti kakak ipar yang datang berkunjung, atau kakak seperguruannya yang mengantar cendera mata untuknya. Dia menulis semuanya sambil memikirkan Yaowen. Sehingga Yaowen tetap bisa mendengar semua ceritanya.

Keduanya telah sampai di depan pintu ruangan Yaxuan. Tiba-tiba suasana menjadi canggung. Yaxuan merasa seperti ada yang kurang. Dan saat Yaxuan menyadari, itu adalah si kepala pelayan. Dia tidak ada di sini seperti sebelumnya.

"Tuan Liu!! Tuan Liu!!"

Teriakan dari seorang wanita tua terdengar dan membuat fokus semua orang teralih. Bahkan wanita tua itu kini berlali tergopoh-gopoh dengan kedua tangannya menjinjing hanfunya.

Dia adalah Nyonya Liu, nenek dari Yaowen.

Kehadiran wanita tua itu sepertinya tidak diharapkan Yaowen. Dia berdecak kesal dan membuat Yaxuan menoleh tidak mengerti.

"Tuan Liu! Apa yang kau lakukan semalam ini di paviliun Tuan Muda Song? Tuanku, itu bukan hal yang pantas di lakukan saat jam malam"

Melihat kepala pelayan berdiri di belakang Nyonya Liu dengan wajah risau, Yaxuan kini mengerti segalanya. Wanita itu pasti mengadukan semuanya pada Nyonya Liu. Bahkan sang kepala pelayan tidak berani melirik Yaxuan sedikitpun.

Yaowen membuang napas,
"Nenek, aku tidak menemui istriku satu bulan lamanya. Aku sangat merindukannya dan aku hanya akan menemaninya sampai tertidur, itu saja" elak Yaowen.

Baik Yaowen, Yaxuan, maupun siapapun yang ada di tempat sudah paham kenapa Nyonya Liu melarang keduanya bersama malam ini.

"Tetap saja, Tuanku. Malam ini bukan malam yang baik untuk Tuan Liu dan Tuan Muda Song berada di kamar yang sama"

Jemari Yaxuan mengeriting dan wajahnya berpaling saat mendengarnya. Tidak, dia dan Yaowen bahkan tidak merancanakan untuk tidur bersama.

Yaowen semakin saja dibuat kesal karenanya. Dia tidak mengerti kenapa hanya untuk berada di satu kamar dengan istri sahnya harus diatur oleh wanita tua ini dengan cenayang sekte. Alasannya agar calon penerusnya kelak bisa lahir di tanggal yang baik.

"Nenek, aku sudah bilang aku hanya akan menemani Yaxuan tidur. Aku tidak akan melakukan apapun! Sungguh! Lagipula aku juga baru saja kembali. Aku masih sangat lelah dan tidak mungkin 'melakukannya'!"

Wajah semua yang ada di sana memerah sempurna. Terutama Yaxuan. Dia tidak menyangka Tuan Liu akan mengatakan kalimat seperti itu di depan semua orang. Sementara Nenek Liu nyaris tersedak mendengar semua itu. Sangat tidak pantas diucapkan sekarang ini.

时代少年团 - Teens In Love StoryWhere stories live. Discover now