This Is Our Happy Ending 3

602 84 60
                                    












Demi apa gada yang kangen? (ಥʖಥ)











VOTE???

"Ck! " Decak Yaxuan penuh kekesalan kemudian melempar ponselnya di atas ranjang.

Dirinya mendudukkan diri menggigit bibir bawahnya resah.

Jiaqi tidak kunjung menghubunginya bahkan setelah dia mengirim makan siang untuk kekasihnya itu.

Apa Jiaqi sesibuk ituitu hingga tidak ada waktu untuknya?

"Kalau dia begitu mencintaimu dia tidak akan menyembunyikanmu, dia tidak seharusnya masih bersama dengan kekasihnya yang sekarang"

Dan kalimat Yaowen kembali berputar di kepalanya dan membuat pikirannya semakin keruh.

Kenapa Ia harus secemas ini hanya untuk jatuh cinta?

Apa mungkin selama ini Jiaqi hanya mempermainkannya?

Tidak. Tidak mungkin. Jiaqi bilang dia mencintai Yaxuan.

Terlepas dari itu-- kenapa Ia harus memikirkan perkataan Yaowen? Tidak seharusnya seperti ini. Dia seharusnya lebih mempercayai Jiaqi daripada Yaowen.

Kepalanya semakin berat rasanya memikirkan semua itu.

"Akh sialan! " kakinya kemudian melemparkan bantal di atas ranjangnya, meremat surainya frustasi, dan menggigit ujung jarinya cemas.

Dia tidak bisa hanya diam. Sudah Yaxuan katakan, bahwa Ia yang seharusnya menang di sini.

Yaxuan beranjak dari ranjangnya dan menengok sekitarnya. Mencari kunci mobilnya di sekitar. Tapi karena rasa frustasi yang meraung di kepalanya, Ia gagal menemukannya.

Hingga Ia hanya menyambar coat panjangnya dan berlalu keluar ruangan.

"Mau kemana? " adalah hal yang pertama yang Yaxuan dengar saat Ia membuka pintu apartemennya.

Sosok Liu Yaowen ada di sana membuat Yaxuan memutar bola matanya jengah,
"Kenapa kau selalu datang kemari? " ketus Yaxuan dan melalui Yaowen.

Namun Yaowen menahan tangan Yaxuan,
"Kau mau keluar? Di luar sedang hujan. Jangan bodoh"

Sejenak Yaxuan melirik pada tangan Yaowen yang menahannya, kemudian beralih menatap Yaowen tajam,
"Bukan urusanmu" dan menyentak tangan Yaowen kemudian meninggalkan sosok bertubuh tinggi itu.

Yaowen membuang napas berat menerima perlakuan seperti demikian dari Yaxuan,
"Apa aku berbuat salah----- lagi? " lirihnya.














.






.






.






.





"Sudah mau pulang? "

"Uh, tinggal membereskan meja" balas Chengxin pada si pemuda hergigi kelinci yang tengah menyandarkan tubuhnya pada ambang pintu itu.

Sementara Chengxin sibuk merapilan berkas-berkas di atas mejanya, Junlin hanya diam mengamati teman karibnya itu dengan segala macam pemikiran yang Ia pendam.

"Menginaplah di rumahku" cetus Junlin pada akhirnya.

Chengxin berhenti sejenak dan menatap Junlin mengernyit,
"Kenapa tiba-tiba sekali? "

Hembus napas berat berasal dari Junlin,
"Setidaknya kau tidak harus menghabiskan malam untuk menangisi pria bodoh itu! "

Merasa betapa Junlin masih sangat mengkhawatirkannya, Chengxin menyunggingkan sebuah senyum dan kembali mengemasi barang,
"Tidak perlu. Aku akan baik-baik saja. Aku akan pulang ke rumah"

时代少年团 - Teens In Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang