(YuanLin) Midsummer night's sweetness 1

1.5K 114 29
                                    

Alangkah baiknya jika kalyan "VOTE" dulu





















VOTE Ya :")













Zhenyuan terbaring pada kamarnya. Menatap langit-langit kamarnya yang tampak polos, hampa---yah, tak jauh beda dengan dirinya di malam hari ini.

Ponselnya berdering, kemudian kepalanya menengok pada benda persegi itu.

Nomor Tak dikenal.

Biasanya Ia akan mengabaikan hal seperti ini. Namun karena malam ini Ia benar-benar jenuh, maka jarinya mengarah pada tombol hijau di sana.

Siapa tahu bisa mengusir rasa bosannya.

"Selamat malam" sapanya dengan suara sayu.

"Ehem... Ge... apa masih ingat aku?"

Suara itu. Tidak mungkin jika Zhenyuan tak mengenalnya. Tubuhnya yang sedari tadi terbaring malas di kasur, seketika saja merubah posisi menjadi duduk tegak dengan pikirannya yang berkecamuk.

Oh, tidak. Bahkan dadanya juga ikut bergemuruh.

"J-Junlin?"

"Sudah sangat lama, tapi kau masih mengingatku. Terimakasih, ge"

Hal yang tidak mungkin jika Zhenyuan tak mengingat Junlin. Junlin adik tingkatnya yang cukup dikenal seluruh penjuru sekolah menengah atas nya kala itu.

"Ya... Aku masih ingat. Tentu saja, mustahil rasanya melupakanmu"

Baik, mari salahkan mulut Zhenyuan yang begitu licin atau dirinya yang jujur berlebih.

"Y-ya?"

"A-ah tidak... lupakan saja"

Zhenyuan mengusap tengkuknya canggung menyadari apa yang baru saja Ia katakan.

"Tapi... apa aku mengganggumu ? Maaf sekali. Aku hanya benar-benar bosan. Aku sendirian di Beijing"

mengganggu? Semuanya untuk sudut pandang Zhenyuan hal seperti ini disebut 'anugrah'

Dan apa ini? Junlin masih menyimpan nomornya? Ya ampun, anugrah macam apa lagi ini?

Keduanya cukup dekat selama sekolah menengah atas. Sangat dekat mungkin. Bahkan saat Zhenyuan masuk ke universitas keduanya masih sering menghabiskan waktu bersama walau hanya sekadar berbincang dan mulai jarang untuk menghabiskan akhir pekan bersama.

Kemudian semuanya berubah. Saat itu Zhenyuan cukup kecewa mendengar keputusan Junlin yang memilih melanjutkan sekolahnya di Swiss, dengan kata lain Ia akan sendirian di Beijing tanpa Junlin. Tapi bagaimana lagi, ini adalah mimpi Junlin dan Zhenyuan tak mau menghalanginya.

Lambat laun mereka semakin jarang berkomunikasi, dan memang memungkinkan untuk keduanya tak pernah berkomunikasi lagi.

Dan Junlin yang menghubunginya seperti ini membuatnya terkejut bukan main.

"Bodoh sekali. Harusnya aku memastikan apakah kau masih di Beijing atau tidak?"

"Aku tidak terlalu senang jauh dari keluargaku. Aku memilih melanjutkan bersekolah di Beijing"

"Yah.. kau masih seperti dulu"

Zhenyuan tersenyum.

Kira-kira seperti apa Junlin sekarang? Apa dia berubah? Atau juga tetap seperti Junlin yang dulu? Ah apapun itu, selagi itu adalah Junlin, Zhenyuan pasti menyukainya.

时代少年团 - Teens In Love StoryWhere stories live. Discover now