Am I Wrong (2)

505 63 18
                                    



Haiiii

Komen dong, kolom komen sepi banget hiks 🤧🤧🤧🤧🤧🤧




VOTE?

Haoxiang membaringkan dirinya di ranjang. Kedua tangannya menopang kepalanya untuk menatap langit-langit kamarnya. Apa yang menarik dari langit-langit hampa itu? Tidak ada tentu saja. Pikiran Haoxiang tidak sama sekali untuk langit-langit kamarnya. Pikirannya melayang jauh pada peristiwa beberapa saat yang lalu. Saat penampilan mereka usai, di belakang panggung.

~~

(Kilas balik)

Junlin memainkan ponselnya tanpa mengatakan sepatah katapun sedaritadi. Tapi rasanya Haoxiang tidak sama sekali bosan menatap parasnya. Saat Haoxiang sibuk menatap wajah indah yang masih terbalut riasan itu, wajah itu tiba-tiba menoleh ke arahnya. Sorot mata He Junlin berbeda dan membuat Haoxiang berpikir ada sesuatu yang perlu Junlin utarakan,
"Yan Haoxiang, bisa ambilkan aku air? Tolong ya"

Dan seorang Yang Haoxiang tidak bisa untuk menolak permintaan Junlin. Meski Ia juga sama lelahnya dengan Junlin saat itu, dia tetap mangngguk dan beranjak dari duduknya,
"Uh, ya. Tentu saja"

Junlin melempar senyum indah yang rasanya sangat menyenangkan bagi Haoxiang.

Haoxiang menoleh ke sekitar, mencari dimana tempat air minum berada. Dan saat salah satu staff menjawabnya, Ia menuju ke arah yang ditunjukkan. Sampai tiba-tiba saja sebuah botol air mineral diulurkan di hadapannya,
"Terimaka-"

"Apa itu menyenangkan?"

Kalimat Haoxiang terpotong saat suara wanita paruh baya itu terdengar bersamaan dengan ditarik kembali botol air mineral tadi.

Haoxiang mengernyit dan menatap wanita paruh baya di hadapannya, detik berikutnya Ia dipenuhi keterkejutan dan segera membungkuk hormat,
"Ah! Nyonya Jiang. Selamat malam"

Dia adalah Nyonya Jiang. Salah satu petinggi di perusahaannya.

"Selamat malam, Yan Haoxiang. Untukmu" bibir merah terang itu terangkat dan tangan anggunnya mengulurkan botol air mineral tadi.

Haoxiang menyambutnya dengan penuh penghargaan,
"Terimakasih"

Haoxiang hendak berbalik meninggalkan Nyonya Jiang sebelum wanita itu memanggilnya,
"Yan Haoxiang"

"Ya?"

Sejujurnya Haoxiang memiliki kenangan yang tidak cukup baik dengan wanita ini. Tapi tetap saja Haoxiang harus mengesampingkan hal itu dan menutupnya dengan rasa hormat. Karena itu saat Nyonya Jiang berjalan ke arahnya Haoxiang hanya diam di tempat.

Nyonya Jiang tersenyum dan membuka bibirnya,
"Aku tahu sangat menyenangkan bisa terus bersama kekasihmu saat bekerja seperti ini. Pasti pekerjaan mu terasa ringan karena selalu ada He Junlin, bukan?"

Dan seperti apa yang Haoxiang takutkan. Wanita ini akan mengungkit soal dirinya dan Junlin. Haoxiang jelas masih ingat bagaimana wanita ini menentang hubungannya dengan Junlin saat semuanya terungkap. Suasana berubah canggung dan tidak nyaman.

Haoxiang tersenyum canggung, bingung apa yang harus Ia utarakan,
"A-ah, itu..."

Nyonya Jiang memutar bola matanya jengah akan sikap pemuda Yan ini. Wajahnya menunjukkan penentangan terhadap Yan Haoxiang,
"Yan Haoxiang, aku sungguh tidak mengerti kenapa Fei-ge sangat menginginkan mu agar memulai debut di sini. Tapi tolong ingat, selama mengurus kontrakmu yang rumit itu kita menemui banyak masalah, tidak mudah sama sekali"

Kalimat seperti ini. Jujur saja, Haoxiang sangat muak mendengarnya. Dia tahu bahwa kontraknya dengan agensi lamanya yang membuat label 'penghianat' ada pada dirinya itu tidaklah mudah. Tapi Haoxiang punya alasan, lagipula Ia juga sudah sepenuhnya bertanggungjawab akan itu. Dia sudah menyelesaikan dendanya. Tidak bisakah orang-orang berhenti menekannya?

时代少年团 - Teens In Love StoryWhere stories live. Discover now