(QiXin) Is It Too Late to Say I Love You? (3)

560 65 44
                                    

Hai?

Adakah yang masih mau baca? :")









VOTE??

"Masuk!" Chengxin mendorong tubuh Jiaqi memasuki pintu utama dengan cukup sulit. Kemudian kembali menyeretnya memasuki kamar mereka.

"Hahhh.." Chengxin membuang napas setelah melempar Jiaqi ke atas ranjang.

Itu cukup merepotkan. Napasnya memburu namun suhu tubuhnya rendah. Di luar sana cukup dingin. Jiaqi hanya mengenakan pakaian kerjanya sehingga Chengxin menanggalkan mantelnya dan memberikannya pada Jiaqi.

Semoga saja Ia tidak terserang demam besok pagi.

Jiaqi masih tidak sadarkan diri. Orang ini cukup aneh. Dia akan pingsan lebih dulu sebelum mabuk.

Chengxin membaringkan diri di samping Jiaqi, menolehkan tubuhnya pada pria itu lalu memeluknya ringan.

"Apa aku seburuk itu?" Chengxin bergumam dan matanya terpejam.

Membuang napas dengan sedikit bergetar, Chengxin tenggelam dalam pikirannya.

Chengxin selalu mengharapkan banyak hal dari Jiaqi. Meski tidak mengutarakan nya dan hanya memendamnya. Tapi tetap saja itu tidak adil bagi Jiaqi.

Chengxin bahkan tidak tahu betapa menderitanya Jiaqi karena sifatnya yang buruk. Membayangkan betapa Jiaqi tersiksa atas hubungan mereka selama ini membuat hati Chengxin terasa sakit.

"Ding Chengxin" sebuah tangan melingkar pada pinggangnya.

Chengxin terkesiap menyadari Jiaqi memandangnya dengan tatapan sayu. Saat itu dia sadar jika pria itu belum sama sekali sadar dari pengaruh alkohol.

"Heung?" Chengxin mengulurkan tangan membelai kepala Jiaqi. Lalu mendekatkan wajahnya dan mencium bibir itu.

Wajahnya memerah saat melakukannya. Dan bahkan dirinya terkesiap akan tindakannya sendiri.

Tapi kenapa? Seharusnya itu wajar mengingat Jiaqi adalah suaminya.

Meski begitu Ia hanya berani mengambil inisiatif seperti ini saat Jiaqi sedang mabuk. Karena saat pagi tiba, Jiaqi tidak akan mengingat sedikitpun tentang apa yang terjadi selama dia mabuk.

"Berapa banyak lagi hal yang belum aku tahu tentangmu?"

Tatapan Chengxin jelas menyiratkan kesedihan dan rasa bersalah yang sangat mendalam. Tentang betapa Ia belum mengerti Jiaqi. Belaian tangannya tidak pernah berhenti seperti batinnya yang tidak berhenti meminta maaf atas kebodohannya.

Sedangkan Jiaqi hanya menatapnya tanpa berkedip. Heran dan begitu keras mencoba memahami apa yang Chengxin katakan.

"Kadang aku berharap kita tidak pernah bertemu dan tidak pernah berada dalam ikatan gila ini, Ma Jiaqi"

Benar. Ia tidak pernah menginginkan ini. Tidak pernah menginginkan ikatan dengan pria yang tidak mencintainya. Ikatan yang tergesa-gesa dan tanpa pengertian.

"Tapi kadang aku berharap aku menemuimu dengan cara lain. Mungkin seperti pasangan lain, kita bisa memulainya dengan saling menyatakan cinta. Ma Jiaqi, apa itu terlalu sulit?"

Jika Chengxin bisa memilih takdir. Ia akan memilih untuk tidak bertemu Jiaqi dengan cara ini. Ia ingin cara lain. Entah itu bertemu Jiaqi dengan tidak sengaja hingga membuatnya jatuh cinta atau mungkin dengan sangat sengaja mengamati Jiaqi yang dicintainya.

Itu lebih baik.

Jauh lebih baik daripada semua ini.

"Aku... Aku ben-"

时代少年团 - Teens In Love StoryOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz