( QiXin ) Is It Too Late to Say I Love You? 2

663 68 13
                                    








VOTE?? 😭❤

"Bagaimana dengan Chengxin? Apa kalian baik-baik saja?"

Dia tidak menyangka Ayahnya akan tiba-tiba datang mengunjunginya saat jam makan siang. Itu sedikit memunculkan keributan di kantor. Jiaqi tidak keberatan, dia hanya sedikit terkejut.

Ayahnya tersenyum hangat. Dia adalah sosok yang sangat peduli pada putra dan menantunya. Seseorang yang sangat bersemangat tentang perjodohan Chengxin dan Jiaqi adalah orang tua ini. Bukan hanya karena kerja sama yang dihasilkan sangat menjanjikan, tapi melihat calon menantunya saat itu yang begitu mengesankan membuat dirinya yakin bahwa putranya akan memiliki kehidupan yang bahagia.

"Ambillah cuti, ku dengar kalian belum pergi bulan madu karena kau sangat sibuk"

Jiaqi nyaris tersedak mendengarnya, tapi Ia mengatur ekspresi wajahnya dan berujar,
"Aku akan membicarakannya dengan Chengxin"

Sejenak Jiaqi berpikir.

Apa 'bulan madu' benar-benar perlu bagi keduanya? Jiaqi sama sekali tidak keberatan dengan itu. Dia akan dengan senang hati membawa Chengxin bepergian dan bersenang-senang. Tapi mungkin bisa saja Chengxin akan merasa tidak nyaman dengan ini.

Lagipula Jiaqi juga tidak tahu bagaimana harus merencanakan perjalanan. Itu cukup sulit mengingat Ia tidak tahu apa yang Chengxin sukai atau benci. Dia pikir dia belum cukup mengenal Chengxin bahkan setelah pernikahan mereka. Dia hanya tahu bahwa Chengxin adalah pendamping hidupnya, itu saja. Memikirkan hal ini membuat Jiaqi merasa bersalah.

"Ada apa dengan wajahmu?"

Baru saja Jiaqi sadari bahwa Ia memberi raut wajah yang tampak cemas. Dengan itu dia cepat-cepat menggelengkan kepalanya tidak ingin ayahnya khawatir.

"Sepertinya kau punya banyak pemikiran di kepalamu" Tuan Ma tertawa dengan suara beratnya yang membuat Jiaiq menggaruk tengkuknya canggung.

"Maaf, aku justru memikirkan hal lain"

"Tidak masalah. Aku akan kembali pada urusanku. Semoga kau segera menyelesaikan masalah yang kau pikirkan itu, putraku" Tuan Ma beranjak diikuti Jiaqi.

"Lain kali aku yang akan berkunjung" Jiaqi membungkuk sopan pada ayahnya.

Pria yang sudah tidak lagi muda itu tersenyum menepuk bahu putranya,
"Tentu saja. Aku dan ibumu selalu menunggumu berkunjung. Datanglah bersama Chengxin dan-- kalau bisa datanglah dengan calon cucuku"

Jiaqi terdiam. Perkataan Tuan Ma membuatnya tidak bisa berkata-kata hingga Ia hanya mampu tersenyum canggung dan mengantar ayahnya keluar ruangan.

Setelah ayahnya pergi, Jiaqi kembali ke kursinya. Memijit pelipisnya merasakan kepalanya berdenyut nyeri.

Beban pikirannya bertambah.

Selama ini dia selalu berpikir bahwa dirinya dan Chengxin adalah pasangan untuk satu sama lain dan tidak pernah sekalipun terpikir bahwa keduanya akan menjadi orang tua untuk anak mereka.

Haruskah Ia membicarakan ini kepada Chengxin? Pasti ini akan sangat canggung. Terlebih jika Jiaqi mengingat bahwa terakhir kali Ia menyentuh Chengxin adalah dua bulan yang lalu. Pun itu dengan penuh pertimbangan apakah Chengxin akan merasa keberatan atau tidak.

Jujur saja, Ia benar-benar takut bahwa Chengxin adalah pihak yang 'dimanfaatkan' dalam hubungan mereka. Pun Ia tidak ingin menjadi pihak yang mengambil keuntungan dari Chengxin. Ia berharap bisa menghargai dan memberi yang terbaik bagi Chengxin. Dan berusaha menerima fakta bahwa pernikahan mereka tidak di dasari cinta yang mengharuskan Ia agar tahu beberapa batasan tersendiri dalam hubungan mereka. Salah satunya adalah bahwa Ia harus memberi yang terbaik bagi Chengxin namun tidak boleh menuntut lebih pada Chengxin.

时代少年团 - Teens In Love StoryWhere stories live. Discover now