(YuanLin) Midsummer Night's Sweetness 3

803 84 38
                                    

VOTE??





Jangan jadi SIDERS ya 😭😭😭

"Cha, sudah malam. Kita berpisah disini, aku akan mengantarmu pulang. Ayo"

Dan tanpa kembali menatap Junlin, Zhenyuan berbalik dan berjalan mendahuluinya. Meninggalkan Junlin yang masih membeku dengan perasaannya yang juga berbalik pilu.

***

"G-ge"

Akhirnya sepatah kata itu keluar dari bibirnya yang sudah membeku. Bukan karena suhu di sekitarnya. Melainkan karena sekian banyak pemikiran yang sangat perlu untuk diungkapkan. Namun, Junlin lebih menggunakan perasaan dibandingkan logika. Sehingga sulit untuk mengatakan itu semua.

Sebelum Zhenyuan sempat berbalik menghadapnya, Junlin terlebih dulu memeluk sosok yang lebih tinggi itu darinya itu. Membuat sosok itu membeku.

"Setelah sekian lama jauh darimu aku tidak bisa mengatakan bahwa aku baik-baik saja"

Ya. Memikirkan apa Zhenyuan baik-baik saja. Apa Ia makan dengan baik, istirahat dengan baik, apa Ia terluka atau baik saja.

Seperti Zhenyuan yang memikirkan Junlin.
Pun Junlin juga memikirkan Zhenyuan.

"Aku merindukanmu, sangat rindu. Aku makan dengan baik dan istirahat dengan cukup. Aku memilih untuk tidak terluka, karena aku telah membawa satu-satunya luka........ yaitu harus berpisah jauh darimu"

Dan Junlin yang mulai menjawab pertanyaan Zhenyuan sebelumnya, membuat sudut bibir Zhenyuan perlahan naik. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa hatinya cukup teriris mendengar kalimat terakhir yang Junlin katakan.

Apa Junlin terluka karenanya?

"Soal Yan Haoxiang? Bisa kita melupakannya? Karena nyatanya memang aku dan dia bisa baik-baik saja sebagai teman"

Zhenyuan sadar. Dia tidak seharusnya mengungkit tentang masa lalu Junlin dengan mantan kekasihnya.

Ini salahnya.

Zhenyuan dapat merasakan pelukan pria manis itu mengerat. Dan jika tak salah, maka Zhenyuan juga bisa merasakan bahwa punggungnya mulai basah.

Apa Junlin menangis?

Tidak. Ini tidak benar. Semuanya tidak boleh seperti ini.

Zhenyuan hendak berbalik untuk menenangkan Junlin, tapi Junlin menahannya dengan lebih mengeratkan pelukannya.

"Jangan berbalik, dan dengarkan aku!"

Ucap Junlin kembali dengan suara paraunya yang mana merupakan kelemahan Zhenyuan.

Sedangkan Junlin hanya tak mau membiarkan Zhenyuan melihat wajahnya yang memerah dan jejak air mata pada pipinya.

"Aku tahu hyung menyukaiku, tapi apakah saat itu murid bodoh sepertiku yang hanya tahu tertawa dan bersenang-senang serta menghamburkan uang orang tuaku pantas bersanding dengan seorang pribadi yang baik dan mandiri, bintang sekolah Zhang Zhenyuan dengan pencapaian nilai tertinggi setiap tahunnya?"

Ya. Seperti itulah Junlin yang dulu. Ia hanya tahu bermain dengan teman-temannya. Mengabaikan nilai ujiannya, karena Ia pun tahu ayahnya yang merupakan direktur sekolahnya tidak akan membiarkannya mendapat nilai yang buruk dengan melakukan segala cara. Junlin tidak harus berangkat ujian untuk mendapat nilai yang bagus.

Dia lahir dengan memiliki segalanya. Begitulah Ia.

Sedangkan Zhenyuan? Dia pria yang sangat mandiri. Terlebih ketika ayahnya tiada, Ia menjadi sosok yang lebih bertanggungjawab, karena Ia paham bahwa Ia yang akan menjadi tulang punggung untuk keluarganya kelak.

时代少年团 - Teens In Love Storyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن