6. Unexpected Response

21K 2.2K 153
                                    

Hai? Cepet kan update-nya?

Sebenernya lagi semangat nulis sih, karena idenya ngalir terus. Alhamdulillah.

Biar tetep ngalir, makanya vote dan spam komen dulu sebelum membaca, oke? Maksa.

Selamat membaca, bunda.

*****

Sungguh aneh, padahal ini hari pertama kembalinya kegiatan belajar mengajar, loh. Tetapi mereka sudah langsung dicecar untuk belajar saja, alasan guru-guru sih katanya ingin mengejar materi agar di semester 2 nanti mereka tinggal mementingkan ujian sekolah dan lain-lainnya.

Ah, tapi mereka yakin itu semua hanyalah tipu daya! Buktinya saja kini yang tengah mengisi pelajaran di kelas 12 IPS 1 adalah Bu Mida, guru seni budaya dengan tingkat kemalasan di atas rata-rata. Tidak hanya terkenal akan kemalasannya, tapi juga sifat killer-nya yang selalu sukses membuat semua murid bergidik ngeri ketakutan.

"HAPPY LASKAR ASMARA!!" pekik Bu Mida dengan emosi yang tersulut. Kedua bola matanya membulat ketika arah pandangnya mendapati sosok laki-laki bernama 'Happy' tersebut sedang tertidur pulas di tengah-tengah jam mata pelajarannya.

Di saat dirinya sudah rela-rela menerangkan materi walaupun dengan niat tidak niat. Bisa-bisanya ada murid yang berani tertidur, emosinya makin meluap ketika si sosok pelaku masih belum terbangun.

Oh, masih belum mempan juga, ya? Baiklah, kini dengan seenak jidatnya Bu Mida membanting meja guru dengan keras, membuat barang-barang yang awalnya melekat pada benda itu pun ikut terjatuh.

Happy tersentak ketika gendang telinganya tidak siap menerima bunyi yang dapat memekakkan organ pendengarannya itu. Ia meringis kala di hadapannya sudah terdapat wanita bertubuh tinggi yang tengah menatap dirinya dengan tatapan menghunus.

"Berdiri kamu!" geramnya menggebrak meja Happy dengan sarkas. "Berani-beraninya kamu tidur di tengah-tengah pelajaran saya! Kenapa kayak gitu? Tadi malam ngapain aja? Begadang, hah?! Asal kamu tau, ya! Anak saya saja, Arjuna, dia masih balita, tapi tidak pernah tuh berani tidur duluan sebelum saya terlelap. Sedangkan kamu Happy! Malah tidur waktu saya ngisi kelas, dan sekarang saya tanya lagi, materi apa saja yang dari tadi saya sampaikan?" Dibuat kebingungan harus menjawab apa, Happy hanya dapat menutup mulutnya rapat-rapat dengan kepala yang tertunduk malu.

"Pffttt!" Kurang ajarnya keenam temannya ini malah menahan tawa saat Bu Mida mulai mencecar dirinya dengan cara membanding-bandingkan. Sudah jadi ciri khasnya sekali. "Mampus lo, Happy birth-die!"

Suka membanding-bandingkan antara anak didik dengan anak kandungnya sendiri itu adalah salah satu sifat Bu Mida yang sangat tidak disukai oleh seluruh murid. Apa maksud dan gunanya juga coba? Kan, setiap anak juga pasti punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Semuanya tidak bisa dipukul sama rata! Dan, ayolah! Mulai detik ini, para guru dan orang tua menyadari akan hal itu, tolong berhenti membanding-bandingkan anak kalian dengan anak orang lain, karena percayalah bagi kami itu adalah hal yang sangat menjengkelkan.

"Maaf, Bu. Saya menyesal. Saya berjanji tidak akan melakukan hal seperti ini lagi, apa pun hukuman dan konsekuensinya, saya terima dengan lapang dada, Bu," ujar Happy menyesal.

Sebenarnya, ini juga bukan sepenuhnya kesalahan dirinya seorang, namun juga teman-temannya yang memaksanya untuk berkumpul di markas sampai tengah malam. Ralat! Bukan tengah malah lagi, bahkan sampai dini hari! Belum lagi perintah Azel yang menyuruhnya untuk menghampiri sekaligus menolong perempuan bernama Nathalie itu.

GAZELLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang