20. Pelepasan Status Jomblo

11K 965 10
                                    

Piw! Welcome back semuanya di lapak ini.

Absennya lewat vote dan komen ya?

Selamat membaca, bunda.

*****

"Halo, Bujang Liar." Mereka bertujuh yang merasa terpanggil pun serentak menengok ke arah lelaki berperawakan besar bak boba nan tinggi bak pohon mangga depan rumah Pak RT dengan tatapan datar, sebenarnya lebih ke arah muak, sih.

"Halo juga, Bujang Kolot," balas inti Gradivos kompak lalu kembali membuang muka.

Lelaki dengan umur kepala tiga atau bisa dibilang sudah beda generasi dengan anak-anak asuhannya itu mendengus pelan, lalu mulai masuk ke dalam bangunan besar nan mewah yang berada di tengah-tengah jalanan sepi. Atau yang biasa disebut dengan Arevos, Area Gradivos, kandang para phanter yang tengah tertidur pulas. Alias markas utama mereka.

Mendudukkan diri di kursi bar dengan pencahayaan lampu-lampu neon seraya menuangkan sedikit soda untuk dirinya sendiri. Mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru markas namun yang ditemukannya hanya pemandangan berupa anak-anak yang sibuk berkutat pada game di ponselnya, apa lagi kalo bukan mabar. "Gue denger-denger dari si Bangsat ada banyak makanan di sini, mana?" tanyanya yang ditujukan kepada Abi. Aji mumpung juga lah udah tanggal tua begini, tadi cek persediaan di kost-annya paling tinggal nyisa kaleng sarden kosong.

"Sengaja Abi chat kayak gitu, kalo gak gini caranya lo mana mau dateng. Inget sama kerjaan lo, Tit." Bukan Abi yang menyahut, tapi Azel. Lihat saja bagaimana sibuknya seorang Abi saat ini, meladeni Bygail yang terus mengoceh lewat telepon sambil bermain game di ponselnya. Multitasking banget!

Azel ikut mendudukkan diri pada kursi bar yang bersebelahan dengan lelaki kolot bernama Titan tersebut, atau yang lebih dikenal sebagai manajer Gradivos. Dari ketujuh anggota inti Gradivos, hanya ketuanya lah yang tak bermain game. Kalian bisa gerebek ponsel Azel sendiri jika penasaran, hanya ada permainan Pou di dalamnya, itu pun hanya untuk hiburan Eyon semata.

Tidak menuangkan minuman seperti manajer-nya, melainkan cairan yang diduga susu ultra rasa coklat. Tahu sendiri lah ya, jangankan miras, soda aja gak bisa ketelen sama Azel. "Sibuk nyari jodoh gue, Jinx," sahut Titan berdecak kesal, bisa-bisa dia jadi gila karena harus dihadapi anak-anak tidak tahu diri sepeti ini. "Hah? Apaan tuh? Pelepasan status jomblo? Maksudnya ini acara syukuran lo gitu, Zel?"

Dia tergelak saat melihat panggung dengan spanduk besar yang dipasang pada salah satu sudut ruangan markas. "Oh, jadi ini yang rame-rame kemarin itu, ya? Sekarang mana cewek lo? Gak bakal gue restuin kalo belom dikenalin sama gue."

"Sibuk kerja, independent woman asal lo tau pacar gue." Azel menenggak perlahan susu coklat di genggaman tangannya tersebut. "Ngapain juga lo ngebet banget ketemu dia? Nanti naksir lagi."

"Prettt, tampang kayak preman gitu," celetuk Happy di tengah-tengah gameplay. Ia bergidik ngeri ketika melihat Azel yang langsung melayangkan tatapan nyalang kepada dirinya. "Ampun, Aa."

"Pantes aja lo demen, gue kira selama ini lo homo. Suka sama cewek juga lo ternyata, Zel?"

"Oke, potong gaji Titan 15 persen," tukas Azel.

"Ya Tuhan, bukan begitu maksud gue. Gini amat ye cari duit, punya dosa apa dulu gue sampe bisa jadi manajer lo pada? Lagian cakep-cakep banyak yang mau tapi lo selalu ngehindar, salah satunya siapa tuh? Sepupunya si Abibangsat? Yang katanya jadi calon tunangan lo? Ghea! Sengaja ya lo pake nunda-nunda? Jadi, gimana kabarnya tuh cewek?

GAZELLE [END]Where stories live. Discover now