35. Kedatangan Guru PKL

4.3K 487 12
                                    

Buat nemenin malming kalian banget nggak, sih? Sengaja emang wkwk.

Vote dan komennya jangan ketinggalan, oke? siap? mengerti? paham bunda-bunda?

Selamat membaca, bunda.

*****

"SUMPAH, SUMPAH, SUMPAH! ITU SIAPA ANJIR?" sela Calvin memotong pembicaraan kawan-kawannya yang sedang asik membahas tentang liburan sekolah akhir semester nanti.

Keenamnya pun mengikuti arah pandang Calvin yang tertuju pada jendela luar kelas. Menampilkan sosok Miss Eira yang tengah berjalan menuju kelas 12 IPS 1 berdampingan dengan seorang wanita asing berparas cantik, tinggi, dan makin lengkap lagi karena pinggang ramping serta bokong bahenolnya. Pantas saja Calvin sampai dibuat melongo dan mangap seperti itu. Asupan pagi sebelum jam belajar dimulai emang nggak ada duanya.

"Harus super ganteng nih gue." Memasang posisi bersiap, dengan cepat Calvin merapikan rambut serta segala pakaian yang melekat pada tubuhnya.

"Good morning, everyone!" Seketika, suasana kelas terasa sepi, tak ada suara sedikit pun. Yang menyapa memang Miss Eira, namun entah mengapa arah pandang seluruh anak-anak di dalam kelas malah tertuju pada seorang wanita yang tengah berdiri di sampingnya. Terutama anak laki-laki, khususnya Calvin yang sampai terdiam seribu bahasa tak mampu berkata-kata dengan pemandangan di hadapannya. Sungguh indah ciptaanmu, Tuhan.

Sorot matanya berbinar tak mampu berkedip sedetik pun, hatinya terasa hangat ketika melihat senyuman yang terbit dari kedua sudut bibir manis itu. Seratus persen bakal jadi target incarannya Calvin! "Pasti udah pada penasaran kan siapa sih cewek cantik yang ada di samping Miss?" terka Miss Eira seraya tes ombak suara anak-anak. Merasa ditantang, sorak demi sorakan mulai bersahutan tak habis-habisnya. "Kayaknya belum apa-apa udah punya banyak fans aja, nih. Oke, deh kayaknya udah pada nggak sabar. Silakan, bisa langsung memperkenalkan diri."

Wanita itu membungkukkan dirinya anggun sebagai bentuk terima kasih kepada Miss Eira yang telah memberinya kesempatan untuk mulai bersuara memperkenalkan diri dan tujuan keberadaannya ada di sini. "Perkenalkan, nama saya Retno. Saya adalah salah satu mahasiswi semester enam fakultas pendidikan dari sebuah universitas swasta yang ada di Jakarta. Keberadaan saya di SMA Adhiyantara ini, lebih tepatnya di kelas kalian, karena penugasan PKL atau Pelatihan Kerja Lapangan dari kampus."

"Okay, thank you for the introduction." Miss Eira melempar senyum kepadanya, kemudian hendak mengambil alih untuk berbicara kepada anak-anak muridnya yang malah melamun. "Hey! Ini kalian pada fokus sama apa yang diomongin atau fokus curi-curi pandang, sih? Miss jelasin ulang lebih detail, ya, kalo semuanya belum ngerti? Jadi, ibu cantik di sebelah Miss ini akan membimbing kalian selama dua minggu. Dengan tujuan apa? Selain memang untuk memberi beberapa materi kepada kalian nantinya, tentu juga untuk menambah pengalaman bagi beliau juga. Jadi, mohon kerja samanya semua, ya? Betul begitu Ibu Retno?"

"Cuma buat dua minggu doang? Gak kerasa apa-apa, dong?!" protes Calvin menyela. "Tapi gapapa, deh. Yang penting kalo forever in my heart bisa, kan, Bu?" lanjutnya menggoda, lumayan juga ternyata hasil dari belajar bahasa Inggris-nya dengan Prince.

Retno hanya bisa terkekeh ringan menanggapinya, sedangkan Miss Eira menggeleng-gelengkan kepala sudah tak paham lagi dengan tingkah laku anak muridnya satu itu. "Jadi, gimana, Bu? Udah cukup? Bisa langsung dimulai aja, kok. Boys and girls, Miss Eira tinggal, ya? Calvin jangan bikin shy, loh! Yang lain juga, kalo ada yang bikin malu laporin langsung ke saya aja, Bu. Oke? Have a new experience, Sist!"

Setelah memastikan Miss Eira benar-benar pergi meninggalkan kelas, barulah Retno mulai beraksi mengeluarkan siapa dirinya sebenarnya. "Tadi siapa yang manggil saya dengan panggilan 'Bu'?" tanyanya dengan nada datar namun menusuk. Sangat berbanding terbalik dengan sebelumnya. Sorotan mata yang tadi hangat pun kini menajam dan nyalang ke arah Calvin, sang pelaku. "Kamu kan si kulit hitam arang, gigi kuning? Udah kayak kambing gembel aja. Kamu kira saya ibu-ibu arisan apa? Panggil 'Kak'!"

Buset, tadi giliran Miss Eira aja kagak kena omel. Lah gue? Di-roasting anjir! Untung cantik lo, Bu.

*****

"Paham gak sama apa yang dari tadi saya terangin?" Satu kelas serempak menggelengkan kepalanya kompak, terlebih lagi para anak laki-laki yang tak henti-hentinya menatap kagum pahatan wajah dan badan dari Retno. Kudu jaga mata, jaga hati! Retno menghela napasnya berat, wajar bila guru PKL selalu naik darah ketika pengalaman pertama mengajarnya langsung ditempatkan di kelas IPS. Ada yang kena mental, kejang-kejang, dan beberapa melambaikan tangan menyerah tak sanggup lagi.

"Fokusnya aja terus dicuri ke Ibu, gimana mau ngerti?" celetuk Calvin spontan segera menutup mulutnya rapat-rapat. "Eh, maksudnya, Kak!"

Masih mencoba untuk bersabar, dan berusaha mencari cara lain agar anak didik dua minggu kedepannya ini cepat mengerti, yaitu dengan melontarkan pertanyaan. "Siapakah sosok wanita pahlawan nasional yang berjuang melawan Belanda pada masa perang Aceh? Angkat tangannya!"

"Iya, kamu si hitam-hitam kuning. Silakan dijawab," ujar Retno telak tanpa mau dibantah sama sekali,  membuat Calvin tersentak kaget di kursinya. "Loh, kok jadi saya, Kak? Padahal nggak nunjuk tangan, loh. Yang lain aja banyak itu, Kak. Orang dari tadi saya diem doang, kok. Palingan sambil ngucap subhanallah dari dalam hati karena liat bidadari jatuh dari surga," elaknya terus membela diri masih sempat-sempatnya menggombal. Memang dasarnya sudah jadi sasaran empuk banget si Calvin mah buat kena marah. Lihat saja dari ekspresi wajahnya, muka-muka ternistakan abis, deh, pokoknya!

Melihat Retno yang semakin melototkan mata ke arahnya hingga ingin keluar dari kelopaknya seperti itu, membuat nyali Calvin menciut seketika. Calon-calon guru killer nih pasti! Apa dia penerus Bu Mida nanti, ya? Membayangkannya saja sudah berhasil membuat Calvin bergidik ngeri tak karuan, lantas mulutnya refleks menjawab, "Gak tau, Kak."

"ANAK KELAS AKHIR ATAU SD KELAS TIGA KAMU? MANA RASA NASIONALISME-NYA?!"

Kukira Hello Kitty, ternyata Godzilla!

Gazelle
Gurunya cantik, ya?

Gazelle
Apalagi pas marah-marah

Gazelle
Judes-judes cantik gitu masa?

Semuanya mohon harap tenang, ini hanyalah salah satu rangkaian dari misi Azel untuk mendapatkan perhatian lebih dari Nathalie, kok. Hanya itu, tidak lebih, tidak kurang. Jangan salah paham, oke?

Nathalie
Hm, iya cantik

Gazelle
Kalo aku godain, boleh?

Sekali lagi, mohon harap tenang. Sebenarnya Azel hanya ingin mengetes doang, kok. Sekalian ada kesempatan pikirnya. Lagian lelaki mana sih yang meminta izin terlebih dahulu ke kekasihnya untuk menggombali perempuan lain? Guys, he's actually the definition of soft boy and gentleman, okay?

Nathalie
Not my business, Zel.

*****

07 Agustus 2021.

Jadi, Nathalie sama sekali nggak peduli sama apapun tentang Azel gitu? pacarnya sendiri? Masa iya? Beneran pacaran kan mereka?

Follow ig :
@nugraharzqy
@gradivosteam
@berkibah.ofc
@gazevallo
@nathxliez
@gheasega

Diketik 1048 kata.

GAZELLE [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora