53. Kehilangan

6.6K 676 409
                                    

Nggak tau kenapa akhir-akhir ini lagi banyak pikiran dan kecapekan terus buat nulis. Gua nggak makin tua kan si anjir? Gara-gara gp 999 sih lebih tepatnya, nggak mood gua :")

Sorry ya bund, baru bisa update aing wkwk. Tunggu libur semesteran dulu pasti kebut nulis sampe end, sad end maksudnya :)

Noh lagu di atas juga puter bund, agak nggak nyambung sih sebenernya sama scene Ghea abis ini. Tapi nyambung ke scene Nathalie sama Azel kok. Lah, emang ada apa sama mereka berdua? Mari ber-overthinking.

Selamat membaca, bunda.

*****

Siapa yang tidak naik darah ketika dipermalukan di hadapan umum oleh tunangan sendiri? Kejadian tak mengenakkan tadi selepas keduanya saling bertukar cincin tentu membuat emosi Ghea tersulut. Meski, terpaksa ia melanjutkan susunan acara seorang diri tanpa kehadiran Azel kembali hingga satu per satu para tamu undangan mulai meninggalkan area.

Satu tangan Tessa terulur memberikan segelas air mineral ke arahnya. "Sabar, Ghe. Tenangin hati lo. Nih, minum dulu. Nggak masalah kalo perkara itu."

"Nggak masalah gimana? Jelas-jelas si lonte itu dua kali bikin rusuh di acara tunangan aku. Dua kali loh ini, dua kali!" seru Ghea kelewat emosi mengangkat dua jarinya menunjukkan kepada Berkibah. "Harus sabar kayak apa lagi aku? Malu! Kalian tau malu gak? Emang udah kebangetan banget itu perek!"

Mereka yang berdiri mengelilingi Ghea memilih untuk terdiam seribu bahasa, khawatir keluar kata-kata yang dapat menyinggungnya. "Capek tau gak begini terus! Sekarang, Azel emang udah resmi sebagai tunangan aku, tapi hatinya masih tetap di Nathalie! Gimana cara aku buat hadapinnya?"

"Gak salah kalo si buta meninggal! Mampus lonte!"

"GHEA?!" hardik kelimanya.

"Kenapa? Gak usah bingung! Berobat aja selalu pake duit haram hasil ngelonte anaknya," dengus Ghea melayangkan tatapan menantang ke arah mereka. "Gak heran lagi, yang modelan kayak gitu emang pasti cepet mati. Dikit lagi juga nyusul tuh lonte!"

"GHEA! LO UDAH KELEWATAN!" Satu tamparan dari Alexa melesat mulus ke arah pipi Ghea. "MAU GIMANAPUN JUGA MEREKA LAGI BERDUKA!"

Tak bisa dipercaya, Ghea memegangi sisi pipinya yang terasa panas akibat tamparan itu. "Lo bisa sekali aja belajar untuk nggak egois gitu? Semua yang lo rencanain, gak harus berjalan mulus terus, Ghe! Tenangin hati lo biar isinya nggak terus-terusan iri dengki sama Nathalie!" lanjut Alexa.

Mulai tak tahan dengan kondisi dan merasa ini tidak benar juga, Bygail pun ikut menyahut, "Jatohnya di sini malah lo yang nggak punya adab, Ghe! Mulut lo lama-lama kayak orang nggak disekolahin, mencak-mencak nggak jelas kayak binatang tau gak lo?!"

Gadis mungil yang masih berbalut dress putihnya itu bangkit berdiri dari kursi. "Oh, sekarang semua udah ada di pihak Nathalie, ya? Segala yang aku punya udah berhasil direbut Nathalie, gitu?"

Tak ada jawaban dari sana. Mereka yang merasa ucapan dari gadis itu yang sama sekali tidak perlu dijawab, dan Ghea yang semakin terbawa perasaan.

"Berarti iya?" tanyanya sekali lagi dengan kernyitan jelas di alis. Mulai saat ini, Ghea sudah tidak mau berharap lebih kepada mereka. "Okay fine, BYE!"

GAZELLE [END]Where stories live. Discover now