38. Hari Terakhir Ujian

4.3K 457 104
                                    

Nggak lama-lama banget, kan? sorry ya tugas lumayan numpuk, terus gua lagi fokus bikin konten di tiktok juga wkwk. Konten-kontenan aja sih sebenernya.

Anyway, udah siap buat vote dan komennya diramein belom? ada perhatian juga untuk jaga-jaga siapin otak kalian buat mikir apa yang akan terjadi di next chapter wkwk.

Selamat membaca, bunda.

*****

Apa yang terlintas dalam pikiran banyak orang di luar sana ketika hendak siap menghadapi hari terakhir ujian sebelum liburan semester ganjil? Tentu sangat melegakan, bukan? Ya, meskipun, mata pelajaran terakhir yang akan dihadapi seluruh siswa dan siswi SMA Adhiyantara pada siang hari ini adalah matematika, sih. Tapi, bukan masalah besar.

Namun, ini bisa menjadi masalah yang amat besar bagi kelas 12 IPS 1! Kenapa? Ada apa? Lihat, suasana kelas yang tadi masih sangat berisik, ramai, dan tak terkondisikan kini terasa sangat sunyi nan sepi bak ruangan angker tak berpenghuni. Penampakan mengerikan di jendela luar kelas sanalah yang menjadi penyebab utamanya, yaitu Bu Mida yang tengah berjalan mengitari koridor kelas mencari-cari ruangan yang akan diawasi olehnya di jam ujian terakhir ini. Horor! Benar-benar horor!

Seluruh anak di dalam kelas serempak memejamkan matanya, menengadahkan kedua tangannya dengan kondisi jantung yang berdetak sangat cepat, berniat membaca ayat kursi bersama-sama juga demi kebaikan bersama. "Bismillahirohmanirrohim, Allahulaa ilaaha illa huwal hayyul qoyyum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa na—"

Bahkan, sebuah kekuatan lantunan ayat kursi pun belum dan tak mempan untuk melindungi mereka. Iya, Bu Mida benar-benar mengawasi kelas 12 IPS 1 untuk jam mata pelajaran ujian terakhir ini. Habis sudah riwayat mereka! "Duduk yang rapi, siapkan alat tulis berserta kertas coret-coretannya. Dan, jangan ada yang berusaha mencontek!" tegasnya mutlak melangkahkan kaki angkuh ke meja guru.

"Mampus! Gimana ini, Pos? Tepos?" bisik Lizzie ke arah Bygail, yang berada tepat di depannya. "Mana MTK lagi? Otak gue aja udah lemot, masa disuruh mikir? Bisa meledak lah lama-lama! Lo belajar gak?"

"Gue lagi lo tanya—" Bygail menggantungkan jawabannya, berusaha mengecilkan volume suaranya sekecil mungkin. "Ya, pasti enggak lah! Gue aja lupa tadi buat bikin contekan dulu! Kalo emang bikin mah udah gue giveaway-in kali ke anak-anak kelas. Kalo udah gini, kita harus apa?"

"Yeu, sekarang malah lo nanya ke gue! Menguras kinerja otak gue tau nggak?" sungut Lizzie memutar pandangannya hingga bertemu dengan Ghea yang berada di samping kanannya. "Ghea? Beuh, cakep bener udah gue punya temen kayak dia yang bisa diandelin! Baru jalan otak gue kalo masalah ngemis-ngemis jawaban begini. Ye nggak, Ghe? Bisa diatur lah, ya? Kan? Kan? Kan? Plisss!!" lanjutnya meski tak ada jawaban sama sekali dari sana.

Memang, untuk perihal tugas-menugas gadis itu terkenal sangat royal kepada sahabat-sahabatnya, bahkan sampai rela mengerjakannya sendirian tanpa campur tangan orang lain. Namun, jika sudah terkait jawaban ujian, tidak bisa diharapkan kawan! Pasti Ghea, si gadis juara umum jurusan IPS di angkatannya itu selalu menjawab dengan, 'Aku juga belum sampai soal itu', atau enggak, 'Aku takut salah sama jawabannya', dan ini yang paling sering dikatakan olehnya, "Sebenernya tadi malem aku juga nggak sempet belajar'. Percayalah, itu semua hanyalah sebuah omong kosong belaka yang tentunya tidak dapat dipercaya sama sekali.

Bu Mida bangkit dari kursinya membawa kumpulan tumpukkan kertas. "Saya ingatkan sekali lagi jangan main-main jika lembar jawaban kalian ingin aman. Pengisian soal berlangsung selama 90 menit sejak lembar pertanyaan berada di tangan kalian. Dan ini untuk lembar presensinya, silakan ditanda tangani memutar dari tempat duduk absen pertama!"

GAZELLE [END]Where stories live. Discover now