24. Head to Head

6.6K 685 14
                                    

Yeay! Update nih siapa yang udah nungguin dari kemarin?

Vote dan komennya juseyo tolong xixi?

Selamat membaca, bunda.

*****

"Anjir, kagak lecet samsek gue." Bukan hanya Happy, tapi seluruh anggota Gradivos juga tidak ada yang mendapat perlawanan sedikit pun dari pihak Electra. Taktik jitunya ini memang kerap selalu berubah di setiap penyerangan agar pergerakannya tidak mudah terbaca oleh sang musuh.

Perlu diingatkan! Bahwa tawuran, perkelahian, penyerangan, atau apalah itu kalian menyebutnya tidak selalu dilakukan dengan cara keroyokan tanpa aba-aba. Dengan cara tenang mengandalkan otak cerdik seperti ini saja sudah dapat membuahkan hasil berupa kemenangan, kok. Jadi, sekali lagi jangan kalian tanamkan prinsip seperti itu, oke?

"Tumben lagi becus lo pada," ceplos Titan mulai menunjukkan dirinya setelah beberapa waktu bersembunyi di balik pohon. Mereka semua memutar bola matanya malas melihat bujang kelewat tua itu terlalu sok dengan ucapannya.

"Yeu, gue sambit juga lo pake sepatu high heels. Encok-encok dah sia!" balas Prince menggebu-gebu hendak melayangkannya di udara. "Jangan ego, kasian belom nikah. Mana sampe sekarang masih jomblo lagi," imbuh Logan tak mau kalah.

"Udah-udah, kayak anak kecil aja demen adu mulut. Malu kek umur udah tua juga," lerai Abi mendapat delikan tajam dari Titan. "TAI KAU SEMUAAA!!"

Sumpah, berasa nggak ada harga dirinya sama sekali Titan jadi manajer di Gradivos. Tapi udah terlanjur nyaman juga kalau dipaksa harus menghadapi anak-anak tidak tahu diri ini di kehidupan sehari-harinya. Pokoknya nggak bisa dijelaskan pakai kata-kata deh gimana sayangnya Titan terhadap mereka semua.

Tak mau mengindahkan keributan teman beserta manajer-nya, Azel segera membungkukkan badan yang mana langsung diikuti oleh seluruh anggota Gradivos mutlak tanpa ada interupsi lain. "Yeay! It's done, yang mau pulang duluan silakan, ya. Jangan lupa buat istirahat yang cukup. Makasih juga untuk malam ini, maaf udah mencuri sedikit dari waktu kalian," ucap Azel tegas namun tetap terdengar santai. Tak bisa dipungkiri jika malam ini lelaki itu terlihat berwibawa sekali, aura kepemimpinannya sebagai seorang ketua memang tak dapat disangkal.

"Iya, nih. Kebelet boker gue dari tadi, Njem," resah Calvin wajahnya mulai memerah, menutup bagian belakang dengan tangannya tak tahan lagi sambil berjalan menuju motor. Mau buru-buru ngacir!

"Najis naber," celetuk Kenzo nyelekit di hati.

*****

"Bi, temenin gue ke minimarket sebentar dulu, yuk! Lo sekalian mau beli rokok, kan?" ajak Azel melihat Abi yang hendak beranjak dari Arevos. Saat ini kondisi markas sudah sangat sepi, hanya menyisakan dirinya dan juga Abi.

"Bilang aja mau nyusu, Zel. Ribet bener," terka Abi terdengar ambigu. "Ogah amat, udah malem begini. Rokok gue juga masih nyisa lumayan banyak."

"Gapapa udah, gue bayarin satu bungkus." Terpaksa deh kudu ngeluarin duit lebih lagi. Masalahnya, Azel iseng juga kalo ke sana sendirian malem-malem gak ada temen. "Bilang aja lo juga cuma mau ngikut kalo dikasih gratisan."

"Pop mie satu bungkus sekalian, ye." Menurunkan visor helm seraya terkekeh singkat tak mau mendengar sanggahan dari Azel. Abi pun segera melesat dari Arevos menuju minimarket terdekat. Lumayan hitung-hitung ATM berjalan bagi dirinya.

GAZELLE [END]Where stories live. Discover now