8. Ngerepotin!

16.5K 1.7K 50
                                    

Halo semua? Balik lagi, nih. Fix gua keabisan kata-kata buat intro di awal cerita. Skip!

Bacanya sambil dengerin mulmed di atas! Biar makin asik kata gua.

Selamat membaca, bunda.

*****

Kondisi gedung SMA Adhiyantara kini sudah mulai sepi, bahkan sekarang sudah kosong. Hanya tersisa guru-guru yang masih ada kepentingan di area ini. Sedangkan Nathalie, dia baru saja menyelesaikan perlengkapan data-data perpindahan sekolahnya yang dibantu oleh Miss Eira. Alhasil mengharuskan dirinya pulang agak lebih sore daripada murid-murid yang lainnya.

Berjalan ke arah gerbang keluar sekolah dengan langkah yang tertatih karena menenteng satu tas besar lagi di tangan kirinya, berisi sejumlah uang yang masih tersisa setelah dipakai untuk membayar segala administrasi pendaftaran sekolahnya. Beberapa sengaja ia sisihkan untuk kehidupan di esok hari kelak bersama ibunda tercinta.

Nathalie tidak mungkin lupa jika tengah pagi tadi motornya dibawa oleh segerombolan remaja seusia dirinya yang kini terbukti ternyata menjadi teman sekelasnya. Setelah berangkat ke sekolah dengan naik angkutan umum, pulang sekolah ini ia harus mengambil motornya kembali untuk berangkat kerja nanti malam, karena ketika sudah berada di atas jam 9 malam pasti tidak mungkin ada angkutan umum yang berlalu lalang di daerahnya kembali.

Mereka bilang motor bututnya itu dibawa ke bengkel yang ada di sebelah sekolah ini. Tidak memerlukan waktu dan jarak tempuh yang jauh, kini Nathalie sudah berada tepat di depan bengkel dengan papan nama besar di atas bangunannya yang bertuliskan 'Bengkel Mang Mamat || Open 24 Hours'.

"Mewah juga," gumam Nathalie terkagum-kagum, cukup dibuat terkejut karena untuk seukuran bengkel, ini bisa dibilang cukup megah, terlihat berbeda dengan bengkel-bengkel pada umumnya. Mungkin karena letaknya juga yang berada di jalan utama kota besar.

Bahkan di area luar atau tempat sekarang Nathalie memijakkan kakinya saja, terdapat spot foto aesthetic yang sering ia jumpai di posting-an media sosial anak muda kekinian. Dengan pencahayaan yang minim dan remang-remang, sorot pandang Nathalie mendapati siluet segerombolan lelaki menyebalkan di dalam kantin bengkel tersebut.

"Najis, kayak nggak ada kerjaan banget pake nungguin gue segala!"

*****

"Waiting! Waiting! And still waiting!"

"Bocahnya kagak ada, Zel."

"Udah gue bilang lo nggak percayaan banget, sih!"

"Mau sampe kapan lo nungguin terus? Nungguin cewek aja berasa nungguin pembagian sembako!"

Satu demi satu ocehan tidak berfaedah dari teman-temannya itu masuk ke telinga Azel, mereka terus mengomel karena ketua gengnya memaksa untuk ikut menunggu dan menjadi saksi kedekatannya dengan sosok perempuan bernama Nathalie itu.

Ingat! Ini bukan pertama kalinya mereka mengoceh tidak jelas, tapi sudah sejak dari 30 menit yang lalu! Mau ditinggal sendirian juga nanti si Bapak Ketua malah ngamuk, ribet lagi kan urusannya. "Udah, duduk anteng aja lo pada. Kagak usah ribet! Makan sama minum pesenan lo semua aja masih gue bayarin nggak usah sok keras!"

Sebenarnya, tidak salah juga sih jika sedari tadi mereka sudah rempong saja seperti ibu-ibu yang sedang mengadakan arisan, karena Azel-nya juga tak ada hentinya menyerah menunggu kehadiran Nathalie. Katanya ini adalah kesempatan emas untuk dirinya menunjukkan bahwa tidak mungkin ada seorang perempuan yang menolak mentah-mentah sosok Gazelle Arcanio Zevallo, ketua geng motor Gradivos yang disegani untuk kedua kalinya.

Mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru, bisa saja kan perempuan itu sengaja menghindar dan bersembunyi dari mereka semua karena malas berurusan lebih lanjut. Tetapi kalau dipikir-pikir memang agak berlebihan juga sih tingkat kepercayaan diri Azel kali ini.

Tidak lama dari itu, netra hitam legamnya segera mendapati sosok perempuan dengan rambut panjang yang tergerai indah, tidak lupa dengan putaran bola mata malas dan kernyitan di alisnya.

"She's coming," ucap Azel menghadap keenam temannya dengan senyuman bangga. Sudah dibilang kan lelaki itu berhasil membuktikannya.

"Buset! Asem bener mukanya," celetuk Calvin, tenang saja, Nathalie-nya masih di area luar, kok. Jadi tidak mungkin perempuan itu mendengarnya.

Tak mau berlama-lama di area ini, Nathalie memilih untuk langsung melangkahkan kakinya saja masuk ke dalam bengkel tersebut, menghampiri inti Gradivos yang tengah berada di dalam kantin, berdiri tepat di hadapan mereka tanpa rasa takut sedikit pun. "Buruan, mana motor gue?" tagih Nathalie jutek.

"Tuh." Azel menunjuknya dengan dagu, mengarahkannya ke kumpulan banyak motor, ada yang sudah selesai diperbaiki, ada juga yang baru datang. Sedangkan kedua tangannya sengaja ia posisikan di belakang tubuh kekarnya.

Berdecak malas, Nathalie keluar dari kantin bengkel tersebut lalu datang menghampiri motor bututnya. "Mang! Kunci motor saya di mana?!" tanya Nathalie pada Mang Mamat yang masih sibuk mengurus banyak motor lainnya.

"Udah diambil sama Aa Azel, Neng," jawab Mang Mamat yang juga sedikit merinding karena nada suara Nathalie cukup ketus didengarnya, mungkin karena sudah lelah juga menghadapi hari berat ini.

Karena itu, Nathalie harus balik lagi ke kantin bengkel dan berhadapan kembali dengan para lelaki menyebalkan tersebut. Mengulur-ulur waktu saja pikirnya. "Cepetan kasih ke gue! Ini cuma masalah kunci motor, jangan ngajak berantem!"

"Lagian, siapa coba yang ngajak berantem? ujar Azel yang membuat Nathalie mendengkus kasar. "Gimana kalo kita barter aja?" lanjutnya sambil tersenyum miring.

Nathalie mencebikkan bibirnya kesal, menurutnya lelaki beralis tebal di hadapannya ini adalah lelaki ter-resek yang pernah ditemuinya. "Nggak usah bertele-tele! Langsung aja ke intinya!"

Azel mengangkat kedua tangannya yang sedari tadi setia ia posisikan di belakang tubuh, menunjukkan sebuah kunci motor milik Nathalie yang saat ini diangkat tinggi-tinggi olehnya. "Detik ini juga, bakal langsung gue kasih kunci motor lo—" Di saat seperti ini, bisa-bisanya Azel masih saja menggantungkan ucapannya, memang sikap menyebalkannya tidak tanggung-tanggung! "Asalkan perempuan di hadapan gue ini mau ngasih tau ID Line-nya."

Terkejut bukan main, mereka semua terbelalak! Ternyata ketuanya ini bisa kepikiran juga hal gila seperti tadi, biasanya kalau terkait masalah tentang perempuan, Azel paling goblok sedunia!

"TAIIIII!! JADI COWOK KOK NGEREPOTIN BANGET, SIH?!" gertak Nathalie langsung naik pitam, mengentak-ngentakkan sepatu lawasnya ke lantai keramik. Azel benar-benar sosok lelaki yang hobi menguji kesabarannya.

*****

19 Maret 2020.

Janlup follow, vote, spam komen, masukin library, reading list, share ke temen-temen dan sosmed kalian semua. Kalo udah, ayo kita pacaran.

Buat chapter selanjutnya dijamin nggak bakal lama-lama, karena gua udah mau selesai ulangan. Secepatnya bakal langsung update deh pokoknya, anti tipu-tipu.

Follow ig :
@nugraharzqy
@gradivosteam
@berkibah.ofc
@gazevallo
@nathxliez
@gheasega

Diketik 1006 kata.

GAZELLE [END]Where stories live. Discover now