17. First Kiss

15.7K 1.2K 25
                                    

Hai? Udah siap buat baca chapter membagongkan satu ini wkwk?

Harus siap, ya! Tapi sebelumnya boleh kali kasih vote sama komennya dulu, makasii.

Selamat membaca, bunda.

*****

Menembus jalanan malam ibu kota tanpa sebuah obrolan, candaan, tawaan, kepekaan, kehangatan, dan keromantisan. Jatohnya garing dan krik banget gak, sih? Membosankan!

Nathalie saat ini sedang duduk di jok penumpang, perempuan itu duduk menyerong karena tengah menggunakan dress yang bisa dibilang cukup panjang. Sementara pandangannya tak lepas dari satu tangan Azel yang selalu mengelus perutnya, ada apa ini? Apa dia nahan berak? Yang benar saja!

Nathalie, perempuan yang memiliki 1001 cara untuk modus itu pun akhirnya menyadari akan suatu hal. Pelan-pelan dia mulai memahami sosok Azel, jika lelaki itu hanya diam berarti ada yang diinginkan olehnya, namun seperti biasa, dia selalu tak menunjukannya secara langsung atau terang-terangan. Melelahkan memang, tapi untungnya Nathalie paham betul. Jangan kalian pikir Nathalie daritadi nggak peka, loh, ya! Jangan salah, dia ratunya malah! Don't play-play bosque!

Setelah dia amati beberapa saat, Azel ini ternyata tidak sedang nahan berak! Bukan, bukan itu! Untuk opening, sepertinya akan lebih seru jika Nathalie memulainya dengan meletakkan dagu di pundak milik lelaki itu yang dirasa amat kokoh. Langkah awal yang cemerlang, bukan?

"Ini kan yang lo mau?" tanya Nathalie sambil tersenyum miring. Kini, dia sama sekali sudah tak memikirkan long dress-nya lagi. Kedua tangannya ia gunakan untuk memeluk tubuh atletis Azel, membiarkan balutan kain putih panjang tersebut diterpa oleh kencangnya angin malam. Lelaki itu menunduk sesaat ketika merasakan sebuah tangan yang melingkar sempurna pada pinggangnya. Hingga tak sadar, senyuman tipis terbit di balik helm full face-nya.

Persis! Persis sama apa yang Azel mau!!

Nathalie tidak bisa bohong, tapi ketua geng motor yang sedang bersamanya ini memang benar-benar menggemaskan! Sampai tidak percaya, ternyata ada spesies ketua geng motor yang memiliki kelakuan seperti ini. Bahkan mungkin langka sekali?

*****

Turun dari motor sambil menggandeng serta menggenggam erat tangan lelaki tersebut, dia tak mau melepaskannya sedetik pun. Mungkin bisa dibilang ini hobi baru yang dimiliki Nathalie.

Mereka berjalan menuju pintu utama rumah Azel, mengetuknya beberapa kali berharap masih ada orang di dalam sana. Jika memang tidak ada, Azel harus mengunjungi rumah tetangga yang ada di sebelahnya, karena kunci memang selalu dititipkan ke sana saat kedua orang tuanya sedang bepergian.

Namun, kali ini ada yang membukanya. Siapakah itu? Jangan bilang itu ayah atau bundanya! Kalau sampai iya, gagal deh rencana buat nonton. Mereka berdua menatap lurus, sudah siap menerima apa pun itu kenyataannya. Eh, tapi kok gak ada ilang goblok? Azel merasakan ada tangan yang melingkari kakinya, mengapa terasa begitu horor? "TUYUL!!" pekiknya ketika melihat ke arah bawah, anak laki-laki dengan rambut tipisnya tengah tersenyum tanpa dosa di sana. Nathalie hanya bisa menahan gelak tawanya. "Bikin gue kaget aja, sih, Yon!" Sebenarnya bikin Azel malu juga, sih.

"Siapa?" tanya Nathalie setengah berbisik pada Azel. "Adek gue. Biasa, emang rese anaknya." Kemarin kan Eyon udah Azel manja-manjain, sekarang giliran maki-makinya. Lumayan, mumpung Ayah sama Bunda lagi gak ada di rumah. Hihi!

"Ohh, calon adek ipar gue, toh."

Sumpah, seketika mood Azel naik drastis! "Kalo yang satu ini siapanya Aa?" Valeron mendongakkan kepala menatap Nathalie yang menjulang tinggi, bahkan setara dengan Aa-nya. "Kepo lo, Cil!"

GAZELLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang