37. It's Ur Boyfriend Or Stranger?

4.7K 464 16
                                    

Siapa nih yang udah nungguin dari kemarin? hayo ngaku aja nggak usah malu-malu!

Udah dikasih update-an, jadi kalian bayarnya pake vote dan komen aja yaa? Biar makin semangat juga nulis dan update-nya!

Selamat membaca, bunda.

*****

Dengan napas yang tersenggal-senggal, Tessa berlari masuk ke dalam kelas dengan tangan yang berusaha menopang pada lutut kakinya sebelum memberikan informasi penting. "WOY! WOY! GRADIVOS PADA MAU MAIN BASKET!! YAKIN PADA NGGAK MAU NONTON?!" serunya menggelegar terdengar sangat keras, hingga berhasil membuat semua orang di dalamnya serempak menghentikan aktivitas.

Alexa yang mendengar itu, langsung membulatkan matanya segera menghampiri Tessa di depan kelas. "KAPAN, TES? KAPAN??" tanya Alexa tak kalah hebohnya, sampai mengguncang gemas bahu gadis beralis tipis di hadapannya tersebut berkali-kali.

"SEKARANG, SIST! SEKARANG JUGA!!" balas Tessa seketika dibuat melongo, ketika seluruh anak perempuan di dalam kelas yang padahal tadi masih terduduk manis di kursi langsung main ngacir ke lapangan. Semua loh semua! Kesempatan buat cuci mata sih di jam istirahat kayak begini. Surga dunia!

"NGGAK BISA DIBIARIN! JANGAN SAMPE ADA YANG GENIT-GENIT SAMA KENZO!! GAK! GAK! GAK!" tegas Alexa pada dirinya sendiri. "LOGAN JUGA, TES! LOGANNN! MARI SELAMATKAN DUNIA!! MERAPAT HAYUK BANGSATTTT!!"

Menarik paksa tangan Tessa untuk keluar dari kelas yang nyawanya sendiri pun belum terkumpul semua, alias masih mengambil napas. "BENTAR-BENTAR! LO MAH KEBIASAAN SIH LEXA KAGAK NGASIH GUE NAPAS! ITU SI GHEA BELUM KEANGKUT!!" sela Tessa menginterupsi langkah Alexa di ambang pintu kelas. Oh, ternyata masih ada Ghea di dalam sana yang nggak ikutan heboh kayak mau demo.

Alexa menyembulkan kepalanya menengok ke dalam ruang kelas dengan alis yang mengernyit. "Ghe? Gak ngikut? Azel juga main tau, Ghe. Ayo buruan mau gue ajarin buat caper nggak? Dijamin ampuh, besok kalo lo mau langsung tunangan juga bisa!"

Mendengar tawaran menarik itu, dengan cepat Ghea menengadahkan wajahnya dari buku catatan. Kalau masalah caper-mencaper ini Alexa juaranya, jangan main-main! Kenzo saja bisa ditaklukkan! "Iya, nanti aku nyusul, mau ke kantin dulu beli sesuatu, oke?"

"OKE-OKE! KITA BAKAL JAGAIN AZEL KOK BUAT LO! PALING GUE CIUM-CIUM DIKIT AJA."

*****

Masih dalam rangkaian rencana mendapatkan perhatian lebih dari Nathalie, kini Azel berdiri tepat di tengah-tengah lapangan dengan bola basket di pelukannya. Melihat keadaan sekitar yang sudah tak terkondisikan, seakan gendang telinganya ini telah siap dipecahkan oleh sorakan-sorakan maut dari seluruh penjuru sekolah. Namun, bukan itu yang dia tuju, bukan itu yang dia cari, dan bukan itu pula yang dia inginkan. Hanya kehadiran Nathalie yang sedari tadi Azel tunggu. Iya, kekasihnya seorang.

Tenang, untuk kali ini Azel sudah banyak belajar dari pengalaman sebelumnya. Tidak mungkin juga kan dia melakukan kesalahan yang sama untuk ke sekian kalinya? No! No! No! Jadi, sebisa mungkin tadi sebelum teman-temannya sibuk mabar sampai lupa waktu dan dunia, Azel lebih dahulu memaksa mereka untuk menemaninya bermain basket. Nah, ini jauh lebih normal dibanding sebelumnya, bisa dijadikan ajang tebar pesona ke dekel gemes pula!

"AYO AZEL SEMANGAT!! KALO BERHASIL CETAK POIN NANTI TYO CIUM, YA, AZEL? KENZO MAU? SEKALIAN? MUAH MUAH!!"

"LOGANTENG AH AH AHHHH!! BERCANDA SAYANG!! MAU SERIUS JUGA BOLEH!!"

"PRINCE!! KALO MENANG KITA JADIANN!! TAPI BOONG BISA KENA AMUK NANTI INCESS HUA!!"

"KUMANBI TURUT BERDOA SEMOGA TANGAN ABI NANTI TERKILIR!! MAMPUS LO BUAYA, SINI KUMPULAN MANTAN ABI KITA MERAPAT!!"

"PASUKAN SIAP JILAT KERINGET KAK HAPPY HADIR AWWW!! JILAT MANJALITAAHHH!!"

"AH! KAK CALVIN GANGGU AJA NIH! JADI BAU JIGONG EW!! NGERUSAK PEMANDANGAN IH!"

Azel mengedarkan pandangan menerawang jauh ke seluruh sudut sekolah, memasang telinganya baik-baik mencari sosok dan suara dari kekasihnya yang tak kunjung datang menghampirinya. Lagi dan lagi Azel dengar-dengar dari internet katanya sih, pacar itu suka banget nontonin kita kalau lagi main basket, bahkan saking perhatiannya sampai-sampai rela memberikan sebotol air minum dan mengelap keringat. Sungguh indah dunia perhaluan ini.

Kening Logan ikut mengerut saat melihat gerakan tangan Azel yang semakin tak karuan membawa bolanya kabur-kaburan ke sana kemari, hingga mendekati ring pertahanan tim sendiri. "ZEL, AYO FOKUS, DONG!" ujar Logan membuyarkan pikiran lelaki itu yang entah melayang ke mana. "OPER KE GUE SINI!" imbuhnya menengadahkan tangan ke atas kepala siap menangkap bola tersebut.

Bukannya mengoper, Azel malah semakin berjalan mundur hingga tak sadar bahwa bola yang tadi masih berada di genggaman tangannya. Kini, telah menghilang entah bagaimana ceritanya sampai berhasil direbut oleh tim lawan hingga salah satu dari mereka berhasil mencetak di area three point.

Sedari awal, memang Azel pun tak bisa bermain fokus pada satu titik, yaitu kemenangan dengan mencetak poin terbanyak. Apalagi ketika sebuah senyuman yang merekah seketika terbit di kedua sudut bibirnya, saat mendapati figur dari sosok perempuan yang sedari tadi telah dinantikannya tengah berjalan melewati koridor kelas dengan sebotol air minum di tangannya. Ini dia tujuan utama yang dicari-carikannya!

Namun, tak lama harapannya pupus begitu saja saat melihat Nathalie yang berjalan tanpa menghiraukan dirinya, bahkan menengok sekalipun sangat enggan. "Kenapa lagi? Nathalie? Berharap banget gitu mau disamperin buat dikasih minum?" Bisikan maut dari seorang Abisatya berhasil membuat senyum Azel memudar seketika serta bulu di sekujur tubuhnya meremang dengan sendirinya. "Orang cewek lo baru aja dari kantin buat beli minum gegara galon di kelas abis. Bukan berarti buat lo, Jamal!"

Happy yang melihat itu, segera memasuki area lapangan menghampiri Azel untuk pergantian pemain setelah sekian banyak poin tercetak oleh tim lawan tanpa dirinya. "Ganti gue aja, Zel. Kenapa lagi sih lo? Gak fokus gitu mainnya?" tanyanya menepuk bahu lelaki itu menyadarkan. "Udah, istirahat aja."

Mengambil langkah lunglai menuju ke tepi lapangan kemudian duduk bersandar pada tiang tinggi yang menjulang, menundukkan kepalanya lemas dengan rasa kecewa yang kini ikut melengkapi. Akhirnya, kini Azel mengerti setelah sekian banyak percobaan yang ia lewati untuk mendapat perhatian lebih dari perempuan itu, bahwa hubungannya di mata Nathalie hanyalah sebatas sepasang orang asing yang tak pernah saling bertemu bahkan mengenal.

Azel memutarkan pandangannya ke arah samping, merubah posisi badannya saat merasa ada tangan mungil yang kini kunjung menepuk bahunya pelan. "Azel, minum dulu." Ditatapnya nanar sebotol air mineral yang dinantikannya, namun bukan dari perempuan yang diinginkannya, melainkan Ghea.

*****

12 agustus 2021.

Jadi, gimana dengan chapter ini? semakin dekat menuju konflik utama, siapkan hati, jiwa, dan raga oke?

Follow ig :
@nugraharzqy
@gradivosteam
@berkibah.ofc
@gazevallo
@nathxliez
@gheasega

Diketik 1022 kata.

GAZELLE [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin