16. Dating (2)

11.3K 1.1K 76
                                    

Setelah sekian lama, akhirnya bisa update lagi wkwk.

Seperti biasa, vote dan komennya jangan sampe ketinggalan, ya?

Selamat membaca, bunda.

*****

Akhirnya setelah melewati perjalanan yang panjang dan melelahkan, mereka tiba juga di sebuah restoran mewah dengan tatanan rambut dan make up Nathalie yang sudah berantakan. Dengan cepat perempuan itu segera membetulkan penampilannya kembali pada spion motor. Kini, raut wajahnya mulai mengusut, apalagi saat mendengar helaan napas Nathalie. Duh, kacau! Gatot! Gagal total!

"Sorry banget, ya, Nath," cicit Azel menundukkan kepala juga memilin jari-jarinya masih merasa bersalah. Nathalie tersenyum meyakinkan bahwa tidak terjadi apa-apa, mengangkat dagu Azel tanpa permisi, dia menatap manik mata itu sungguh-sungguh. "Udah, ngapain dipikirin, sih? Kan, udah dibilang bawa santai aja, orang juga cuma beginian doang, kok. Mending langsung masuk aja, yuk!"

Lagi-lagi, dengan tanpa permisi, Nathalie meraih tangan itu dan membawanya sampai masuk ke dalam restoran. Azel yang tadi sudah nampak tak bersemangat pun kini dibuat tak tahan untuk sekadar menahan senyumannya. Memiliki tinggi badan yang hampir setara membuat mereka makin terlihat serasi, lihat saja, mereka berdua berhasil merebut atensi seluruh pasang mata di sana.

Duduk berdua di satu meja yang sama. Sebelumnya, meja ini sudah direservasi terlebih dahulu oleh Azel khusus untuk malam ini. Remang-remang cahaya lampu juga interior seperti pohon sintetis serta fireplace yang mencolok pada salah satu sudut ruangan menambah atmosfer hangat restoran ini. Dan seperti biasa, keadaan mulai canggung, ditambah Azel yang selalu dibuat kebingungan untuk mencari topik pembicaraan.

"Mau langsung pesen aja?" tawar Azel setelah sekian lama membisu yang dibalas anggukan manis oleh perempuan di hadapannya.

Prok! Prok!

Azel menepuk tangannya dua kali penuh keyakinan. "Nelayan!" Shit! Kini, Nathalie tak dapat menahan tawanya. Segugup itukah Azel terhadapnya?

Tak lama, seorang lelaki berpakaian rapi dengan wajah yang tertutup topeng dan daftar menu di tangannya menghampiri meja mereka. "Silakan."

"Maaf, ya, Mas." Azel merutuki dirinya dalam-dalam, rasanya ia ingin menghilang saja dari bumi. "Maksud saya tadi pelayan." Pelayan itu hanya diam tak bergeming, mungkin karena sedang menahan tawa juga? Ah, memalukan!

"Couple set-nya 1, ya, Mas."

DEG!

Baru saja menoleh sebentar pada daftar menu, tanpa persetujuan juga embel-embel menanyakan menu apa yang ingin dipesan oleh Azel terlebih dahulu. Nathalie sudah main pesan duluan saja, dan apa yang dipesan olehnya? Couple set! Mau marah tapi baper juga, gimana dong?

"Baik, ditunggu, Kak." Setelah menulis pesanan mereka pada kertas catatan, pelayan itu segera beranjak seraya membawa daftar menu kembali.

Sembari menunggu kedatangan pesanannya, mereka berdua saling mencari kesibukannya masing-masing. Azel yang kebingungan harus berbuat apa pun memilih untuk memainkan ponselnya saja. Niat awalnya memang ingin berselancar di media sosial atau bermain game online, namun kenyataannya Azel malah sibuk mengutak-atik laman home screen-nya saja. Bodoh sekali bukan?

Sedangkan Nathalie? Anehnya perempuan itu tak mau melepaskan pandangannya dari lelaki yang kini tengah berada di hadapannya itu. Azel yang merasa dipandangi terus-terusan pun menyingkirkan ponselnya lalu menyembulkan kepalanya dengan alis yang tertaut. "Menurut fakta, memandang wajah pria tampan itu baik loh untuk otak. Berdasarkan jurnal evolutionary psychology, mengungkapkan bahwa memandang pria tampan dapat meningkatkan memori dan memotivasi diri. Memandang pria tampan dapat membuat kamu lebih fresh dan bahagia dalam mengerjakan pekerjaan atau pun pelajaran. Selain itu, memandang suatu pria tampan dapat meningkatkan gelombang aktif pada otak, jadinya membuat mood kita lebih baik dan menciptakan efek positif pada otak," gumam Nathalie panjang lebar menjelaskan. "Dilansir dari sound tiktok. Sekian terimakasih."

GAZELLE [END]Where stories live. Discover now