10. Tentang Pertunangan

14.6K 1.4K 57
                                    

Hai? Welcome back. 

Yang baca doang tanpa nge-vote dan komen lama-lama gua sentil ya ginjalnya? Canda.

Selamat membaca, bunda.

*****

Selagi Azel memberi hiburan kepada Valeron, adik kesayangannya yang tengah duduk di pangkuannya sambil menyaksikan Aa-nya yang sedang memainkan aplikasi absurd Simsimi pada ponselnya. Tiba-tiba suara menggelegar dari sang Bunda langsung memenuhi bangunan rumah minimalis bertingkat dua ini.

"AZEL, EYON!! DAHAR PEUTING HEULA KADIEU!!" teriak Alena setelah selesai memasak untuk makan malam keluarganya kali ini.

"SIAP, BUN!!" sahut keduanya kompak.

Mereka berdua keluar dari kamar dengan wajah yang berseri-seri, sudah tidak sabar rasanya ingin segera menyantap masakan buatan Bunda tercinta. Mulai turun menuju lantai bawah dengan Azel yang menjaga Eyon dari belakang agar bisa mengawasi.

Sedangkan Alena, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu tengah sibuk menata segala lauk dan peralatan pada meja makan, tidak lupa untuk sambil menyanyikan pupuh Sunda di tengah-tengah kesibukannya itu.

Namun, seketika senyuman pada bibir Azel luntur dan diikuti oleh langkah kakinya yang juga terhenti di salah satu undakan tangga. Ia melihat ada sebuah goodie bag besar berwarna putih di sofa ruang tamu sana. Perasaannya mulai tidak enak, tak langsung menuju ke meja makan, tetapi Azel memilih untuk menghampirinya terlebih dahulu.

Alena melirik sekejap ke arah putra sulungnya yang tengah mengintip barang apa yang ada di dalamnya, lalu ia membuka suara. "Iya, itu baju buat acara pertunangan Aa nanti, hasil fitting Bunda sama Ghea kemarin. Baru aja tadi siang Bunda ambil dari sana. Pokoknya, semua punya kita udah Bunda pisahin, termasuk tuxedo Aa udah Bunda masukin juga ke lemari."

Raut wajahnya berubah menjadi muram setelah mendengar penjelasan dari Alena. Dengan setengah hati, Azel melangkahkan kakinya menuju meja makan, lalu duduk di sana bersama keluarganya.

"Besok, jangan lupa dikasih ke Ghea, ya, Aa," ucap Alena menyendokkan nasi ke piring secara bergilir.

"Harus banget, Bun?" tanya Azel. "Ya iya atuh, Aa. Masa iya mau tunangan pakenya kostum badut? Aya-aya wae, nih!" timpal Eyon sedikit menghibur. Membuat Azel, Genio, dan Alena terkekeh ringan. Meskipun masih kecil, Valeron tahu betul apa yang kini tengah dirasakan oleh Aa-nya.

Selagi mengambil beberapa lauk yang telah siap untuk disantap, tiba-tiba suara Genio menginterupsi gerakan tangan Azel. "Gimana, Zel? Udah siap?"

Pertanyaan dari ayahnya tersebut sama sekali tidak Azel gubris. Bukannya dia tidak paham dengan arah pembicaraan kali ini, hanya saja topik yang dibawa tersebut sangat merusak mood-nya yang sedari tadi sudah berusaha ia bangun perlahan-lahan.

"Om Lancer dan Tante Oliv juga udah sepakat kalo acara pertunangan kamu dan Ghea diadakan pada awal bulan depan." Azel hampir saja tersedak mendengarnya, tetapi dengan tenang ia tetap menyantap makanannya dan lagi-lagi memilih untuk tak mengindahkan perkataan ayahnya.

"Berarti tinggal menunggu hari aja," lanjutnya membuat Alena tersenyum hambar, seperti halnya dengan para Ibu pada umumnya, rasa tidak tega itu datang menghampiri dirinya saat melihat Azel yang tertekan karena harus menghadapi perjodohan ini.

Ya, memang salah satu cara paling sederhana dan mudah dalam memajukan bisnis antar keluarga adalah melakukan perjodohan yang melibatkan kedua belah pihak, contohnya Zevallo dan Rasega. Merelakan keturunannya demi mendapat sebuah keuntungan.

Egois! Sungguh egois!!

Hell! Mereka nggak bisa lihat sekarang udah zaman apa? Emangnya perjodohan gitu masih ngetren, ya? Berasa balik lagi ke zaman Siti Nurbaya tau nggak?!

Meskipun Ghea adalah sosok gadis yang sebanding dan dirasa cukup bersanding dengan dirinya. Tapi bagi Azel, Ghea tidak lebih dari teman dekat semasa kecilnya. Hanya sebatas itu! Tidak lebih, juga tidak kurang! Dahulu, sebelum terjadinya perjodohan ini, sering kali Azel menjadikan gadis itu sebagai tempat di mana dirinya bisa menumpahkan segala cerita.

Tapi sekarang apa? Setelah terjadinya kesepakatan antar kedua keluarga mengenai perjodohan ini, ditambah mengetahui bahwa ternyata Ghea memiliki perasaan yang lebih kepada dirinya. Azel memilih untuk sedikit menjaga jarak dari gadis itu, menurutnya ini memang jalan yang terbaik.

Meskipun di hadapan masing-masing kedua orang tuanya, mereka masih harus terlihat mesra, seolah-olah memang tengah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Tidak bisa dibayangkan juga jika nanti keduanya akan membangun rumah tangga hingga dikaruniai seorang anak. Tidak! Itu akan terasa aneh.

Azel lanjut menyantap makanan di hadapannya tanpa selera, seketika semuanya terasa hambar! Nafsu makannya telah hilang karena pembahasan ini, diam-diam ia membuka dan menatap layar ponselnya yang menampakkan hari dan tanggal.

"Mampus!" rutuknya amat pelan sehingga sama sekali tidak terdengar oleh siapa pun. Dihitung dari hari pertama ia menerima tawaran challenge nekat dari teman-temannya itu, kini sudah hari ke-13!

Dengan segera, Azel memberhentikan kegiatan makannya, melepaskan sendok dan garpu dari genggamannya lalu mulai berselancar di sosial media. Tatapannya kosong ketika layar ponsel kini menampakkan banyaknya room chat pada aplikasi yang digunakannya demi terhubung langsung dengan Nathalie. Namun, semuanya berakhir nihil! Alias sama sekali tak ada yang kunjung direspons oleh perempuan itu.

"Kapan chat gue dibales, Nath?" gumam Azel di luar kesadarannya, untungnya suara itu masih terdengar sangat kecil. Jika sampai ketahuan, sama saja bunuh diri namanya!

Sejujurnya, menerima tawaran sampai berani melakukan challenge nekat yang diberikan hampir dua minggu lalu kepadanya bukan hanya karena ada rasa suka, tertarik, atau bahkan cinta kepada sosok siswi baru di sekolahnya itu. Namun, Azel juga rela-rela menjalankan challenge ini karena berharap bisa terhindar dari perjodohan gila tersebut!

Di saat sepenuhnya ia sudah menjadi milik Nathalie seorang, maka sudah tak ada lagi orang yang berani mengusik hidupnya! Tak terkecuali Ghea dengan kedua orang tuanya.

Tapi bagaimana saat melihat kurun waktu yang tersisa tinggal satu hari lagi? Dan lebih parahnya sampai detik ini belum juga membuahkan hasil?

Lagian agak tolol juga sih kalau dipikir-pikir, first impression Nathalie terhadap dirinya saja sudah tidak bagus, masih saja mengharapkan yang tidak-tidak dan yang tidak akan mungkin terjadi. Jika alur ceritanya sudah seperti ini, sekarang Azel harus apa?

*****

02 April 2021.

Waktunya udah tinggal dikit lagi. Tapi si Nathalie belum bales chat dari Azel juga wkwk. Nasib-nasib.

Semoga aja Azel berhasil naklukkin hati Nathalie, kawal dan doain terus, ya?

Selamat menunggu untuk chapter selanjutnya. Karena bakal ada isi chat Azel ke Nathalie yang bikin miris wkwk.

2 chapter lagi maksudnya, maap bunda.

Follow ig :
@nugraharzqy
@gradivosteam
@berkibah.ofc
@gazevallo
@nathxliez
@gheasega

diketik 1009 kata🖤

GAZELLE [END]Where stories live. Discover now