45. Terkuak

5.5K 533 47
                                    

Sebelum baca chapter ini, gua mau kasih warning dulu ya kalo di chapter ini bakal sensitif banget. Gua harap kalian semua bisa mengambil sisi positifnya, dan membuang segala sisi negatifnya, oke?

Jika memang ada bagian-bagian atau kata-kata lainnya yang terlalu vulgar, bisa di-skip atau abaikan saja, oke? Gua harap kalian mengerti bahwa ini hanya fiktif belaka, dan hanya sebuah serangkaian dari alur cerita.

Dan jika berkenan, boleh kasih vote dan komen di chapter ini. Terimakasih dan selamat membaca semuanya, bunda.

*****

Jangan tanyakan lagi bagaimana kondisi kelas 12 IPS 1 setelah jam mata pelajaran olahraga telah usai. Kacau! Sangat kacau! Anak laki-laki yang merelakan diri berlari kencang dari lapangan sekolah menuju kelas, dengan keringat yang bercucuran demi bisa menyegarkan dahaga dengan tenang dan berebut untuk mengganti pakaian di dalam kelas. Nahasnya, ruangan itu lebih dulu dikuasai oleh kaum hawa.

"IHHHH!! SANA-SANAAAA! JANGAN MASUK! JANGAN NGINTIP!! JAUH-JAUH LO SEMUA MATA KERANJANG!!" pekik Alexa dari dalam namun suaranya tetap terdengar menggelegar sampai luar kelas. "YANG COBA NGINTIP, GUE SUMPAHIN BESOK MATANYA BINTITAN!!"

Sumpah serapah dari Alexa berhasil membuat anak laki-laki di luar kelas sana bergidik ngeri menjauh dari areanya segera berbalik badan. Sial, terlambat lagi! Memohon diperbolehkan masuk sebentar ke dalam dengan niat hanya mengambil seragam ganti dan memakainya di toilet saja dilarang amat keras! Jadi, mereka terpaksa harus menunggu lagi dan lagi.

Sedangkan, keadaan di dalam kelas sana sudah tak heran lagi dengan perempuan yang selalu memilih untuk mengasingkan diri mengganti seragamnya di toilet, berbeda dengan yang lain, itu Nathalie. Ghea yang menyadari keluarnya perempuan tersebut dari dalam kelas sontak menegakkan badan menatap pintu yang kembali tertutup rapat itu dengan senyuman miring liciknya. Kesempatan bagus!

"Girls, hello!" Gadis itu menginterupsi pembicaraan sahabat-sahabatnya. "Aku ganti seragamnya di toilet aja, ya? Sekalian mau pipis juga soalnya, kebelet."

Terdengar desahan kecewa dari mereka membuat Ghea terkekeh ringan. "Yahhh! Padahal kita mau ngerumpi dulu tau, Ghe, sebelum nanti guru masuk. Ya udah, deh. Jangan lama-lama, ya, Ghe? Buruan balik lagi nanti ke sini, keburu anak cowok masuk."

"Iya-iya, tenang nggak bakal lama, kok," ucap Ghea mengangguk singkat, lalu bangkit dari duduknya tak lupa membawa ponsel. "Aku balik nanti, jangan ada yang kaget, loh!" lanjutnya keluar dari pintu kelas.

Dengan langkah tegas, dan ekspresi wajah yang tak biasa ditunjukkan gadis itu. Ghea berjalan tenang seraya sibuk dengan ponsel menuju tempat yang dituju olehnya, toilet wanita. Karena suatu tujuan, bukan untuk mengganti seragamnya, juga bukan untuk buang air kecil. Namun, untuk membuktikan apa yang selama ini belum terbuktikan.

Tiba di toilet, beruntung Ghea langsung mendapati sasarannya yang baru saja keluar dari salah satu bilik menuju wastafel berniat mencuci tangan. Menyandarkan bahu pada dinding, dengan posisi kedua tangan yang bersedekap dada menatap sebuah cermin mengkilap di hadapannya yang menunjukkan keberadaan dirinya dan Nathalie.

"Valentine's day kemarin ngapain aja sama Azel, Nath?" Ghea membuka suara, memulai sebuah perbincangan namun tetap saja tidak ada jawaban dari perempuan itu. "Kayaknya seru banget, ya?"

Paham jika dengan cara seperti ini Nathalie tidak akan mudah terpancing. Tanpa pikir panjang, Ghea mengangkat ponselnya hingga terlihat dari pantulan cermin bening itu. "Tapi, lebih seru lagi kalo aku beberin kerjaan kamu yang sebenernya nggak, sih?"

GAZELLE [END]Where stories live. Discover now