Prahara pt1

908 116 5
                                    

Ustad Taehyung dan Jungkook berpisah tepat di depan kamar Jungkook.
Saat itu pula Jungkook masuk ke kamarnya, meninggalkan Win dan Nur yang masih belajar matematika di teras.

"Jungkook~ Ga mau belajar mtk bareng? Nur pinter mtk loh!" seru Win.

Jungkook hanya menjawab seadanya sebelum menutup pintu kamar, "Makasih yaa tapi aku gabisa deh, aku udah cape banget, mau tidur cepet, Win. Maaf ya,"

Nur merespon dengan senyum. "Gapapa kok, Jungkook. Kamu istirahat aja. Nyiapin pernikahan emang secape itu kok,"

"Jazakallah udah ngerti ya, Nur. Win, aku tidur duluan ya. Aku pusing banget. Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalaam.." jawab Win dan Nur bersamaan.

Mengetahui wajah cemberut Win, Nur malah menggenggam tangan sahabat sejak kecilnya itu untuk kembali duduk di sebelahnya.

"Kenapa kok cemberut?" tanya Nur.

"Jungkook marah sama aku?" tanya Win balik.

Nur ketawa kecil sambil nyubit pipi gembil gadis yang ia sukai. "Jungkook itu cape abis ngurusin pernikahan dia sama Pak Ustad. Bukan marah sama kamu, Win. Ngurus tenda, makanan, baju, dekorasi, dll itu kan butuh kesabaran dan di perhitungkan matang, Win. Jadi ya Jungkook pusing. Dia masih kecil juga kan,"

Dijelaskan panjang lebar oleh Nur, Win terdiam dan berpikir. Benar juga, pasti ribet banget. Win jadi ingat pas kakaknya yang bernama Gupi menikah sama Mew. Ribet banget.

"Oke oke aku ngerti sekarang. Makasih Nur udah ngejelasin ke aku," ucap Win.

"Apasih yang gak buat kamu, Win?" Nur malah nantangin.

Sekalian aja Win ngejailin, "Kamu masih suka sama aku, Nur?"

"Masih dong! Dan akan selalu suka!" ucap anak laki-laki itu lantang.

Win jadi merona mendengarnya.

"Bisa-bisanya masih suka sama aku. Padahal udah bertahun-tahun,"

"Yaudah ga jadi sukanya. Cinta aja!"

"Nuuuuur!"










Di dalam kamar, Jungkook mendengar jelas perbincangan Win dan Nur yang tampak akrab dan mesra.
Hebat sekali kalau mempunyai seseorang seperti Nur yang frontal mengutarakan hatinya.
Tidak seperti Ustad Taehyung.

"Kok aku bimbang, Ya Allah," gumam Jungkook.

Dirinya tidak berhenti overthinking.

Tentang celetukan salah satu gurunya, Ustad Hoseok, yang tadi siang berbincang dengan guru lain tentang poligami, seketika itu Jungkook jadi sibuk memikirkan hal jelek dan kemungkinan buruk terhadap pria bernama Taehyung Abqori Abdillah Agam tersebut.

Rasa khawatir dan tidak percaya menjalar di hati. Kepikiran terus.

"Masa iya Ustad Taehyung poligami? Tapi aku kan ga mau di madu. Aku ga mau Ustad Taehyung punya istri selain aku. Aku ga mau!"










Di kelas, Jungkook beberapa kali memutus kontak mata yang diberikan pria tampan itu kepada dirinya.
Jungkook seperti menjaga jarak. Padahal, dirinya terhitung lebih sering bersama sang guru ketimbang bersama Metawin.

Seperti saat ini misalnya, ketika Jungkook berkali-kali menghindari tatapan pria yang akan menjadi suaminya.

"Kamu sakit?"

Sang pria bertanya lebih dahulu. Karena sudah seharian Jungkook tampak lebih diam.

"Aku gak apa-apa, Ustad," ucap Jungkook seperti biasa.

Taehyung menghela nafas panjang.

"Ya sudah. Hari ini kita ga usah bahas pernikahan. Kamu istirahat saja. Saya-"

Jungkook berdiri dengan segera sehingga Taehyung menghentikan ucapannya.

"Assalamu'alaikum,"

Taehyung kaget dengan perilaku Jungkook hari ini. "Wa'alaikumussalaam,"

Setelah kepergian Jungkook, Taehyung mengusap wajah gusar.

"Aku salah apa ke kamu?"
















TBC

(END) CINTA DI WAKTU SUBUH || √TK (GS) Non BakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang