Prahara pt2

877 112 5
                                    

Sudah dua hari belakangan Jungkook mendiami dan menjaga jarak dengan calon suaminya itu. Ia terus kepikiran tentang poligami, apalagi kemarin. Ketika dia dan sang ustad ganteng itu tengah memesan souvenir pernikahan.

Entah hanya perasaan Jungkook atau memang nyata, Taehyung sering melempar senyum dan kontak mata dengan si anak pemilik toko, gadis lumayan cantik kisaran umur dua puluh yang tidak berkerudung.

Saat itu pula, untuk pertama kalinya Jungkook Haura Sa'diyyah merasa terbakar api cemburu. Hingga berakhir tak bicara sepatah katapun hari itu.

Taehyung yang tidak tau apa kesalahannya hanya bisa memandang tanpa henti. Memikirkan kesalahannya hingga Jungkook sebegitu tidak suka.

Dan kejadian ini terulang lagi. Padahal, kurang dari dua puluh hari lagi mereka akan menikah. Semua sudah di persiapkan sesuai keinginan Jungkook. Namun,

"Ustad Taehyung!"

Taehyung tersadar dari lamunannya kala mendengar teriakan Ustad Hoseok di depannya, menatapnya bingung.

Pria berkaos putih dengan rompi cokelat itu hanya bisa menghela nafas panjang dan beristighfar.

"Kenapa sih? Kok belakangan sering melamun?" tanya teman kuliahnya itu.

"Tidak apa-apa, Bang Hoseok. Saya hanya kurang tidur saja," jawab Taehyung.

Pria dengan senyum cerah itu hanya bisa mengangguk.
"Kalau soal pernikahan jangan dipusingin, Tae. Saya bisa bantu kalau kamu mau. Kan itu gunanya teman," ucap Hoseok.

"Iya bang, makasih banyak ya udah mau bantu,"













Krkkk krkkk

Padahal sudah mati-matian menahan lapar, akhirnya malu jiga ketika perut kosongnya terdengar.

Taehyung tersenyum simpul, sedikit tertawa mengetahui bahwa Jungkook, gadis yang sedang bersamanya untuk memilih baju pengantin itu ternyata sedang kelaparan.

"Setelah ini kita makan, Jungkook," ucapnya lembut.

Jungkook menyembunyikan rona merahnya dengan menunduk, ia tak menjawab, namun mengangguk pelan sebagai balasan.

Sore ini, mereka sedang berada di butik. Butik milik Airin, istri dari Bogum.

"Halo Tae!" Sapa ibu hamil itu yang entah datang dari mana.

Dengan susah payah, Airin melangkah mendekati sepasang calon manten itu, akhirnya dibantu Taehyung untuk duduk di sofa dekat Jungkook.

Melihatnya, lagi-lagi Jungkook harus cemburu. Perasaan sia-sia yang tak bisa ia utarakan kepada pria itu.

"Hah, makasih Tae, jadi ngerepotin kamu. Maklum, hamil tua jadi susah gerak," ucap Airin mengambil nafas.

Perawakannya cantik sekali, Jungkook tidak bohong. Meski dalam kondisi hamil besar, wanita yang tidak berkerudung itu tetap cantik, parah.

"Jadi, ini calonnya Taehyung ya?" tanya Airin dengan nada menggoda.

Tentu Jungkook jadi malu mendengarnya, sama halnya seperti Taehyung dengan wajah memerah.

"Dipilih-pilih saja dulu. Ini bisa disewa dan bisa di beli kok. Kalau di sewa, paling modelnya yang ready saja. Tenang, kebersihan terjamin 100000%," ucap Airin semangat.

Lucu melihat kedua orang yang sama-sama malu ini. Jadi ingat ketika ia akan menikah dengan Bogum.

"Sudah berapa lama kalian kenal?" tanya Airin mulai kepo.

"Sebelum ramadhan, mba," ucap Taehyung.

"Hah? Baru sebulanan ini? Wah gila, kalian nekat ya?" Airin ketawa keras banget.

Kayaknya Airin udah ketularan suaminya deh, rada gesrek.

"Iya mba, baru sebulan. Insyaallah," ucap Taehyung tenang.

"Ya gapapa sih, aku seneng kalau Taehyung akhirnya laku juga," ucap Airin.

Jungkook yang hanya jadi pendengar, tersenyum menanggapi segala ucapan wanita pemilik butik ini. Ia berpikir, mungkin ya wanita ini teman sekolahnya Taehyung. Ia oke, sampai akhirnya sebuah pertanyaan membuat Jungkook marah.










"Masih hubungan sama Soyoung?"

























TBC

(END) CINTA DI WAKTU SUBUH || √TK (GS) Non BakuWhere stories live. Discover now