Pengorbanan pt 1

1.5K 198 4
                                    

Pagi itu, sebelum kelas dimulai, para santri bergerumul di lapangan.

Sontak menjadi perhatian untuk trio Jungkook, Luhan dan Seokjin. Maka mereka bertigapun ikut andil menerobos.

"Ada apa sih ada apa?" Pada dasarnya Jungkook memang kepo.

"Itu.. Ustad Sehun sama Ustad Chanyeol dapet beasiswa ke Kairo!"

DEG.

Mendengar hal itu, sontak membuat Luhan lemas. "Kairo?"
Artinya, Sehun akan pergi meninggalkannya begitu? Tapi, mereka kan sudah berjanji untuk menikah dalam waktu dekat ini.

Seokjin yang peka, langsung menghampiri Luhan. "Kamu oke, Lu?"

Tapi gadis itu tidak menjawab. Hanya diam membisu. Harusnya sedari awal Luhan sadar bahwa dirinya dan Sehun berbeda jauh. Selain dari faktor umur mereka yang berselisih tiga tahun, juga dari segi kemampuan. Terbukti, Sehun sudah resmi menjadi seorang Hafidz Qur'an dan ustad untuk menjadi pembimbing hafalan.

Sehun berkali kali lipat lebih dari Luhan. 

Siapa sih Luhan? Hanya seorang gadis yatim piatu yang di angkat Pak Kyai dan Umi menjadi anaknya. Tinggal di pesantren, dan tak pernah absen ikut kelas.

"Aku mau ke kamar, Seokjin. Aku ga enak badan."

"Tapi, Lu.."

Seokjin tak bisa mencegah Luhan. Ia tau betul bagaimana perasaan sahabatnya itu. Toh ia juga pernah merasakannya dulu. Iya 3 tahun lalu, saat Namjoon berangkat ke Kairo untuk melanjutkan pendidikan S3 nya.
Saat itu Seokjin merasa hampa dan putus asa.

Kalau Jungkook mah, pasti tidak kenal dengan Namjoon. Anak semata wayang Pak Kyai dan Umi, kakak angkat Luhan.

Dan solusi terbaik untuk masalah ini adalah menyendiri. Introspeksi. Apakah diri ini sudah pantas di pinang oleh seorang ahli agama?




"Kok Sehun ga bilang apa apa semalem.. Sehun jahat. Hiks.. Jahat kamu jahat!"

Ngilu meradang di dada, tak kuasa menahan rintik air mata. Luhan sudah pasrah, jika suatu saat ia batal menikah dengan Sehun. Ia sudah pasrah.

Dua tahun lalu, ketika Sehun datang dengan kedua orangtuanya bermaksud untuk ta'aruf, Luhan meminta waktu agar Sehun serius menjadi Hafidz Qur'an. Semua itu ia lakukan lantaran tak ingin menghambat jalan pria itu. Luhan tau betul Sehun adalah anak semata wayang keluarganya.
Dan sekarang, ia harus ikhlas di tinggal dalam waktu lama. Entah berapa lama, tidak tau.

Yang membuatnya tak habis pikir, kenapa Sehun tak memberitahu hal ini semalam?

"Ya Allah.. Beri aku petunjukMu, Ya Allah.."

Lelah menangis hingga mata rusa itu membengkak, Luhan tertidur. Kelelahan habis menangis berjam jam.







"Seokjin, liat Luhan ga?"

Nah ini dia, si pria yang menjadi topik panas.

"Kok tanya aku? Kamu cek aja sendiri."

"Kok kamu ngegas sih, Seokjin? Aku kan cuma nanya."

"Cowo emang ga peka ya! Sini aku jelasin, Luhan nangis lantaran lihat berita kamu dapat beasiswa ke Kairo, tau! Shock gitu mukanya. Kalau ada info penting gini, kasih tau lah, Sehun! Jangan diem aja. Di kira nunggu ga sakit? Kamu pikir alasan Luhan minta kamu jadi Hafidz Qur'an selama dua tahun ini karena siapa? Kamu juga. Pokoknya aku gamau ya liat sahabatku nangis lagi karena kamu."

Setelah melontarkan semua yang ingin disampaikan, Seokjin bergegas pergi. Meninggalkan Sehun yang masih mematung dengan perasaan bimbang.

"Maaf Luhan, aku jahat sama kamu."







"Yeol, kamu jadi ke Kairo sama Sehun?" Kalau ini sih, duo sahabat sejak popok, yang sedang mengobrol di perpustakaan.

"InsyaaAllaah jadi, Baek. Nanti sore mau di kasih kiat sama Pak Kyai dan Ustad Taehyung."

"Terus nanti di Kairo, tinggal dimana?"

"Sama Ustad Namjoon nanti di sana."

"Ouh, sama Ustad Namjoon. Yeol, aku boleh ikut ga?"

"Hahahahaha.."

Reaksi yang sangat tidak di harapkan Baekhyun. "Kok ketawa!!"

"Disana asrama laki laki loh. Kamu nyamar dulu atau ganti kelamin."

"Eh jahat benar mulut kamu!" Dengan ganas, Baekhyun menjewer telinga sahabatnya. Ya, interaksi mereka berdua memang sedekat ini. Sering skinship juga. Jadi ga heran deh.

"Eh ada yang lagi pacaran."

Merasa familiar, Baekhyun melepaskan tangannya dari telinga Chanyeol.

"Umi, hehehe." Ucap mereka berbarengan dengan kikuk.






"Kak Luhan, kakak ga usah puasa dulu hari ini. Badan kakak panas loh."

"Tanggung, Jungkook. Bentar lagi asar."

"Ya Allah, kak. Masih lama. Kakak harus minum obat, kakak demam loh ini. Buka puasa ya kak, plisss."

Aduh, Jungkook mau nangis aja deh kalau Luhan sakit. Jungkook kan paling ga bisa liat orang sakit dikit. "Kalau kakak ga mau buka puasa, aku kerokin mau kak? Aku balurin minyak? Pijit ya?"

"Engga usah, Jungkook. Aku istirahat bentar juga sembuh kok."

"Ih kok gitu."

"Jangan khawatir ya, aku ga apa apa. Jangan kasih tau umi sama abi aku juga. Aku ga mau mereka tau. Ini amanat dari aku."

"Kak.. Ya Allah.. hiks aku mana bisa kak biarin kakak gini.. hikss.. Kak Luhan.."










TBC

(END) CINTA DI WAKTU SUBUH || √TK (GS) Non BakuWhere stories live. Discover now