Kembalinya Namjoon

989 109 7
                                    

Selesai akad, Jungkook dan Taehyung dipersilahkan untuk pulang.

Mereka juga melakukan serentetan acara foto bersama untuk album kenangan dan makan-makan tentu saja, syukuran atas pernikahan.

Maka dengan ini, setelah Jungkook berganti pakaian -karena gaunnya sangat tidak nyaman dikenakan untuk bepergian-, Jungkook kembali mengenakan setelan gamis senada dengan teman-temannya, yang membedakan adalah kerudungnya berwarna lebih muda dari gamis.

Taehyung juga meminta izin kepada kedua orangtuanya dan orangtua Jungkook yang telah resmi menjadi mertuanya secara agama dan hukum, untuk membawa Jungkook pulang ke rumah mereka.

Rumah peninggalan almh. Ibunda Taehyung yang telah selesai di renovasi, rumah yang belakangan selalu di tata rapih oleh Taehyung dan Jungkook untuk kehidupan rumah tangga mereka.

Semua orang setuju.

Karena biar bagaimanapun, Taehyung dan Jungkook sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Tidak ada hak untuk memisahkan mereka.

Saat acara makan-makan, Taehyung membiarkan Jungkook bersama teman-temannya. Pria itu duduk terpisah dengan sang istri, dan lebih memilih duduk dengan para pria yang ada.

Senantiasa mengobrol bersama Mingyu dan Jimin, hingga tak menyadari sosok asing yang datang menghampiri.

"Assalamu'alaikuuum maaf yaa kita telat," Hoseok datang tergesa-gesa langsung menghampiri Taehyung.

"Wa'alaikumussalam," jawab Taehyung.

"Sorry, kita telat. Tadi saya jemput anak pak kyai dulu," jelas Hoseok.

Taehyung berpikir. Maksudnya, Luhan dan Sehun atau?

"Yo Taehyung whats up bro," ucap suara berat di belakang Hoseok.

Semua menoleh kepada sosok yang baru datang.

Pria tinggi berlesung pipi di kedua sisi, dengan gaya rambut tertata rapih ke atas, memakai setelan jas hitam formal, celana bahan hitam yang membalut kaki jenjangnya, serta kacamata hitam yang menambah kesan seksi.

Semua orang yang mengenalnya bersorak gembira, kecuali Seokjin.

"Bang Namjoon?"










"Pak Kyai, saya, Baekhyun, Metawin dan Nur izin pulang duluan ya. Kami ikut para guru ke pondok," jelas Seokjin.

Pak Kyai sebenarnya mengerti maksud dari Seokjin, gadis itu tidak- belum siap untuk kembali bertemu dengan Namjoon, anaknya.

"Seokjin bisa tunggu sebentar lagi biar pulang dengan Abah ya," ucap Pak Kyai dengan lembut.

Iya, Pak Kyai sudah menganggap Seokjin seperti anaknya sendiri. Bahkan sebelum Namjoon menyatakan menyukai Seokjin dan ingin melamarnya.

Seokjin adalah anak yang cerita, tanggap dan rajin membantu di dapur pondok. Masakannya enak, jiwa keibuannya pun kuat sekali. Seokjin itu peka terhadap keadaan dan ia tidak egois.

"Tapi, Abah-"

"Jangan menghindar dari Namjoon. Abah mengerti apa yang kamu rasakan, tapi bukankah lebih baik jika kamu dan Namjoon menyelesaikan masalah kalian yang belum selesai? Abah yakin itu hanyalah kesalahpahaman saja. Bicarakan dengan Namjoon," pinta Pak Kyai kepada Seokjin.

Gadis itu mengerti, meski dalam hati menolak keras untuk kembali membuka harapan tak pasti, atas kepulangan seseorang yang pernah menjadi pujaan hati.

"Iya, Abah. Insyaallah Seokjin coba bicarakan dengan Namjoon," kata Seokjin pada akhirnya.

Maka dari itu, Seokjin kembali ke rombongan teman-temannya dan menjelaskan bahwa mereka tidak jadi pulang duluan karena permintaan Pak Kyai.

"Kamu gak papa, Jin?" tanya Baekhyun memastikan wajah sendu sahabatnya.

Seokjin menoleh lemas, "Aku gak papa, Baek. Kamu gak usah khawatir begitu," jelasnya.

"Ya gimana aku gak khawatir. Si Pak Ceo dateng,"

Kebiasaan memang, sejak dulu Namjoon Wafiq Al-Jabbar dipanggil Pak Ceo karena terlihat seperti bos besar.

Jungkook, Metawin, Nur dan Seulgi yang tak mengerti situasinya hanya bisa terdiam. Di satu sisi, Yoongi sudah siap sedia untuk mengomel dan tak segan untuk memukul pria berlesung pipi itu karena telah ingkar untuk menikahi sahabatnya.

Fyi, Seokjin dan Baekhyun juga baru tau kalau Yoongi itu adik tirinya Ustad Taehyung. Dunia hanya selebar daun kelor.










"Bibah?"

Seokjin membeku di tempatnya. Suara yang telah lama menghilang dari pendengarannya, kini kembali menyebut namanya dengan berat dan lembut.

Tak kuasa menoleh, Seokjin hanya bisa terdiam membelakangi sosok itu.

"Apa kabar?" tanyanya lagi.

Sekuat tenaga Seokjin terlihat tegar.

"Menurutmu?" tanya balik Seokjin.

Seokjin Habibah Al-Amiraa akhirnya menoleh. Menatap lekat sepasang bola mata sehitam arang.

"Sebenarnya aku nda ingin bicara lagi sama kamu, tapi Abah meminta aku untuk menyelesaikan masalah kita," ucap Seokjin to the point.

"Habibah," panggil pria berambut cokelat abu itu.

"Jangan panggil namaku seperti itu, kamu nda diizinkan!"

Dan saat itu, Namjoon beribu kali menyesal karena telah memilih meninggalkan Seokjin dalam waktu yang lama, meninggalkan kekecewaan dalam perasaan gadis yang dicinta.

























TBC

Imagine ini SeokjinDan ini Namjoon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Imagine ini Seokjin
Dan ini Namjoon

Imagine ini SeokjinDan ini Namjoon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
(END) CINTA DI WAKTU SUBUH || √TK (GS) Non BakuWhere stories live. Discover now