Perhatian pt 2

1.6K 212 3
                                    

Mau tidak mau, Taehyung harus melakukan hal ini.

Tok tok tok

"Assalaamu'alaikuum, Luhan.." Sehun berdiri di depan kamar ta'arufannya dengan menjingjing sebuah tas kain kecil -go green dong ga pake plastik- berisi es krim. Sesuai janjinya pada Jungkook tadi sore, ia akan membelikan anak itu dan Luhan es krim sebagai ucapan terimakasih.

"Wa'alaikumussalaam.." Luhan membuka pintu kamarnya dan terkejut menemukan Sehun dengan setelan kaos hitam dan celana training.

"Kok kamu disini? Nanti ketahuan Pak Kyai, loh."

"Ga kok. Aku mau anter es krim ini buat kamu sama Jungkook."

Luhan menerimanya dengan senang hati, ternyata benar apa yang di katakan Jungkook sore tadi, Sehun akan membawa es krim, hehe..

"Tapi Jungkooknya ga ada, Sehun. Aku ga tau dia kemana."

"Loh, kemana anak itu malem malem gini? Udah jam sembilan malem loh."

"Iya, makanya itu aku ga tau. Hmm, duduk di teras aja ya, Sehun. Jangan di kamar."

"Iya, ayok."

Akhirnya, gadis berjilbab abu itu menutup pintu kamarnya dan duduk di teras depan kamar, bersama ta'arufannya.

"Kamu apa kabar, Lu?"

Aduh, sebenarnya Luhan rindu sekali dengan suara ini. Habisnya, Sehun itu sibuk sekali loh, pergi pergi untuk lomba hafidz dan ceramah.. Maklum, calon Hafidz Qur'an.

"Alhamdulillah atas izin Allah, aku baik. Kamu gimana?" Luhan mulai membuka bungkus es krimnya.

"Aku baik kalau kamu baik, jadi jangan khawatir, calon istri."

"Pede banget, emang aku mau jadi istri kamu?"

"Itu mah ga usah di tanya dong, Lu. Hehe. Bentar lagi kita nikah, kamu jangan lupa ya."

Nah ini. Luhan kok rada ga siap ya?

"Iya, aku mau dua puluh tahun."

Sehun menoleh, ada rasa tidak enak saat mendengar suara luhan yang sendu.

"Kenapa, Lu? Es krimnya ga enak?"

"Enak kok, hehe."

"Kamu mau kan nikah sama aku?"

"Sehun.."

"Aku cinta sama kamu, Luhan Inayah Umamah. Atas izin Allah, aku sungguh mau jadiin kamu milik aku. Aku udah nunggu kamu selama dua tahun. Kita pun jarang ketemu di pondok karena jadwal dakwah aku."

"Sehun.. hiks.." Entah kenapa, Luhan menitikkan air matanya begitu saja mendengar penuturan pria di sampingnya.
Pria lembut dan berwibawa itu sudah terlalu banyak bersabar dan berkorban untuk dirinya.

Padahal mereka sudah menjalin ta'aruf sejak dua tahun lalu saat Luhan berusia delapan belas. Dan Luhan meminta matang matang di depan keluarga Sehun untuk memberinya waktu sampai umur dua puluh, dimana ia ingin Sehun serius untuk menjadi Hafidz Qur'an.

Dan sekarang, semua itu sudah menjadi seperti apa yang Luhan inginkan.

"Luhan, insyaa Allaah aku akan siapin mahar yang begitu istimewa buat kamu. Surah Ar-Rahman, sebagai pengingat supaya selalu mensyukuri nikmat Allah yang sangat banyak."

Luhan itu type orang pendiam nurut, jadi ketika Sehun menjelaskan panjang lebar, Luhan hanya bisa diam mendengarkan dengan seksama di sela isakannya.

"Luhan.."

"Aku mau nikah sama kamu, Sehun. Aku mau."

Dan saat itulah, Sehun tak henti berucap syukur pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

"InsyaaAllaah Luhan, atas seizin Allah, aku persembahkan seluruh jiwa raga untuk kamu seorang, sebagai perhentian cintaku selamanya."





Tok Tok Tok

"Tunggu.."

Luhan yang sedang berdo'a, terburu buru menuju pintu.

'Perasaan, Sehun baru pergi. Kok balik lagi?'

"Apa Sehun- eh?"
Luhan membuka pintu kamarnya dan lagi lagi terkejut. "Ustad Taehyung? Loh kok Jungkook?"

Taehyung tersenyum melihat santrinya mengenakan mukena. Habis sholat sih sepertinya. "Saya izin masuk ya. Mau rebahin Jungkook."

"Iya ustad, silahkan Ya Allah, Jungkook kenapa ustad?"

Taehyung berbalik setelah menidurkan Jungkook di ranjangnya.

"Tadi Jungkook ke kamar saya untuk menukar keranjang baju. Tapi saya tinggal karena saya sakit perut, eh dia ketiduran. Jadi saya bawa saja."

Enteng banget dah ngomongnya. Membuat Luhan tidak bisa berkata kata.

"Maaf Jungkook merepotkan ya, ustad." Luhan menyelimuti Jungkook.

"Justru saya berterimakasih kepada Jungkook, sudah merapikan kamar saya. Juga, saya kira kamu sudah tidur, Luhan."

"Belum, ustad."

"Habis sholat istikhiroh atau gimana? Mata kamu bengkak gitu loh."

"Iya ustad, hehe. Jadi malu saya. Ketauan ya."

"Ga usah malu sama saya, Luhan. Berdo'a itu kewajiban semua umat, meminta pertolongan Allah dalam menentukan pilihan dan melapangkan hati. Saya tidak tau apa yang sedang kamu hadapi, apalagi tadi kamu sempat selipkan nama Sehun ketika mau buka pintu, saya berdo'a semoga semua lancar dan kamu dapat mengambil pilihan terbaik."

"MaasyaaAllaah Jazakallahu khairan, ustad."
Ya, Luhan cengeng, kan jadi nangis lagi.

"Wa iyyaki, eh.. Jangan nangis lagi, kalau gitu saya permisi ya. Kamu istirahat, tenangin pikiran kamu, sudah hampir jam sepuluh nih. Assalaamu'alaikuum."

"Wa'alaikumussalaam, ustad."

Setelah sosok Taehyung menghilang dalam gelap malam, Luhan menutup pintu kamarnya. Menyeka air matanya.
Biasanya, di saat seperti ini, Jungkook yang selalu memeluknya hingg air mata mereda. Tapi Jungkook sedang tidur.
Luhan tersenyum kepada teman sekamarnya.

"Ternyata banyak yang perhatian sama aku. Ya Allah, semoga aku tidak pernah mengecewakan seseorang yang menyayangiku dan semoga aku mengambil keputusan yang tepat."





TBC

Halo.. double up.

Eh btw aku dapet kiriman cover baru untuk cerita ini dari moddyyyyyyy

Uwuuuu terimakasih mudi uwu uwu uwu

Makin ga kuat aku liat Tae kayak gini, avv

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Makin ga kuat aku liat Tae kayak gini, avv..
😭

Covernya ku pake ya, mud😘💜 terima kasih banyak... UwU


Vomment juseyo uwu

(END) CINTA DI WAKTU SUBUH || √TK (GS) Non BakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang