H-3

975 110 4
                                    

Hari ini, Jungkook di rumahkan. H-3 pernikahannya dengan Taehyung, ia tidak boleh keluar rumah alias dipingit. Jadi, Jungkook hanya berdiam diri di kamarnya.

Gaun pengantin, souvenir, undangan, bahkan surat-surat yang harus dipersiapkan untuk catatan sipil pun sudah siap semua. Hanya tinggal menunggu kurang dari 3x24 jam lagi dirinya akan resmi menjadi milik Taehyung.

Ya, Jungkook dan Taehyung melakukannya sendiri tanpa campur tangan kedua orangtua mereka. Sengaja, mereka tidak ingin merepotkan orang lain.

Rencana pengajian di malam sebelum akad nikah pun sudah di persiapkan dengan baik. Hidangan dan cemilan sudah dipesan, tentu dengan koneksi luas Taehyung yang mempunyai teman seorang WO.

Akad nikah di adakan hari Jum'at di KUA, sedangkan resepsinya diadakan hari ahad (minggu). Ada jeda 2 hari untuk mempersiapkan semuanya. Taehyung yang meminta, dengan alasan agar Jungkook tidak kelelahan.

Biar bagaimanapun, menikah itu melelahkan. Suatu ibadah yang menyita waktu dan perasaan. Butuh mental dan tubuh yang kuat agar tidak tumbang sebelum dan di hari H. Makanya, Taehyung meminta jeda dua hari agar setidaknya, ia dan Jungkook bisa istirahat dulu.

Jungkook juga tidak memiliki tugas apapun. Karena Taehyung telah menjamin semuanya, bersyukur karena calon suaminya adalah salah satu pengajar di pondok jadi nilainya aman.

Pihak pesantren juga sudah tahu rencana baik Taehyung yang akan menikahi Jungkook, dan mereka setuju, termasuk Pak Kyai dan Umi. Undangan sudah di sebar H+1 setelah pertemuan mereka dengan Sooyoung.

Souvenir sudah siap sedia di ruang tamu rumah Jungkook dan sedang di rapikan oleh Mingyu, Seulgi dan Jimin. Sayang sekali Jungkook tidak bisa- boleh membantu karena ia sedang tidak enak badan.

Jungkook 'kecapekan'.

Gadis yang sedang terbaring di ranjang itu merasa tidak enak badan sejak semalam itu, hanya bisa memandang langit-langit kamarnya dengan seksama.

Bayangannya berputar ke masa lalu saat pertama kali mereka pindah ke rumah ini. Saat dirinya bertengkar dengan Mingyu karena berebut kamar ini, saat Mingyu mempraktikkan gerakan smackdown pada dirinya di kamar ini, dan saat pertama kali Yoongi menginjakkan kaki di kamar ini.

Semua terjadi begitu cepat hingga Jungkook menghela nafas panjang. Ia sudah hampir berusia tujuh belas tahun beberapa bulan lagi. Tapi rasanya seperti sudah berusia dua puluh lima.

Begitu banyak hal yang terjadi dan terlewati di luar ekspektasi Jungkook. Ia hanya seorang gadis yang pemalu, pendiam, tidak banyak omong dan tidak pernah ikut campur urusan orang lain. Tapi.. semenjak mengenal Ustad Taehyung, dirinya jadi begitu berani.

Bahkan, membiarkan pria itu menggenggam tangannya. Hal yang menurutnya sudah lazim untuk dilakukan, padahal dirinya dan pria itu belum resmi menjadi sepasang suami istri.

Begitu banyak sentuhan yang diberikan dan dilakukan Taehyung kepada- dengan dirinya. Apalagi belakangan ini.

Jungkook ingat pernah membawa pria dewasa itu kedalam pelukan hangatnya dan Jungkook menyesal. "Kalau aku hamil gimana ya?"

Dan setelah itu Jungkook tertawa menyadari kebodohannya. Pening di kepala kembali memberingut nyeri, menyiksa sesi rebahannya. Mual, dan Jungkook tidak tahu lagi harus minum obat apa.

"Umi,"

Jungkook memanggil dengan suara lemah. Kepalanya sakit sekali, sumpah.

Dengan sekuat tenaga, Jungkook berusaha bangkit dari ranjangnya. Meraba apapun di sekitarnya agar bisa bertumpu.

"Umi.. Ya Allah sakit banget kepalaku,"

Matanya terpejam saat nyeri semakin menyerang, hembusan nafas yang tak teratur, membuat Jumgkook panik akan dirinya sendiri. Ia jatuh dan tak sadarkan diri.















"Ugi, panggil Jungkook ya. Tanya dia mau makan malam apa," ucap Mingyu.

"Oke Mas!"

Seulgi bangkit dengan riang, berjalan ke kamar sepupunya dan langsung membuka pintu, -kebiasaan tidak sopan yang di maklumi-










"JUNGKOOOK!!!"


























TBC

(END) CINTA DI WAKTU SUBUH || √TK (GS) Non BakuWhere stories live. Discover now