Permasalahan

2.8K 313 13
                                    

Entah, sudah berapa lama Asia memandangi si tampan Benua. Dari pulang sekolah hingga sore hari, Asia menghabiskan waktunya di rumah cowok itu. Menemani Benua belajar, makan siang dan akhirnya Asia kelelahan.

Asia menguap lebar. Dia merengangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku. Terlalu lama dia duduk di kursi membuat bokongnya sakit.

"Benua nggak capek?" tanya Asia.

"Ngapain capek?" Benua balik bertanya.

Benua mengerjakan semua tugasnya, sekaligus tugas Asia juga. Tapi, Kenapa malah Asia yang terlihat kelelahan.

"Itu. Dari tadi kerjain tugas," jawab Asia.

"Memang seperti biasa 'kan? dari dulu juga tugas lo, gue yang kerjain," balas Benua acuh.

Bukan malas mengerjakan sendiri. Otak Asia saja yang tidak bisa diajak kerja sama. Jadi, dari dulu Benua mengerjakan tugas-tugas sekolah Asia juga.

"Kalau capek udahan dulu. Asia juga ngantuk," ucap Asia sambil menguap lebar. Matanya hampir tertutup dan terasa sangat berat.

"Lah, lo ngantuk karena lihatin gue terus. Sana tidur," usir Benua sambil mendorong bahu Asia pelan.

"Nanti, tunggu Benua selesai. Kita tidur bareng," tolaknya.

Kalimat itu lolos begitu saja dari mulut Asia, sadar atau tidak yang pasti itu membuat perubahan besar pada ekspresi Benua.

Benua mengedipkan matanya beberapa kali. "Apa-apaan itu!" protesnya.

Asia tidak mengerti, perlakuan atau perkataan di bagian mana yang di protes oleh Benua. Dari tadi dia terdiam, mengucapkan kalimat biasa, tapi kena protes.

"Apa?" tanya Asia kebingungan.

"Kita tidur bareng?" Benua mengulangi kalimat yang sempat dilontarkan Asia.

"Iya. Kenapa? Benua nggak mau? Padahal, Asia kangen.. udah lama kita nggak tidur baren--"

Dengan sigap Benua membekap mulut Asia. Matilah dia kalau mamanya sampai salah paham mendengar perkatan bodoh Asia.

"Sst! jangan keras-keras bego. Nanti mama denger, salah paham, terus kita dipikir lagi macam-macam!"

Pasokan oksigen Asia berkurang, teganya Benua menutup mulut dan hidungnya secara bersamaan. Mana hidungnya sudah masuk ke dalam alias pesek!

"Mmph! B-Benua!" Asia menepis tangan Benua. 

"Asia nggak napas tau," protesnya setelah berhasil menghirup banyak oksigen untuk bernapas bebas lagi.

Benua menggeleng. Heran, dia mengenal Asia dari kecil, mereka selalu bersama, tapi kenapa kehadiran Asia disampingnya masih terasa asing dan aneh.

"Pulang sana, udah sore. Nanti tante Dira nyariin lo," usir Benua ketus.

Awalnya tidak berniat mengusir. Bahkan, dia ingin meminta agar Asia tidur di ranjang miliknya saja. Tapi, entahlah, tiba-tiba mood Benua berubah dan membuat keputusannya juga berubah.

Asia melotot. Diusir Benua memang sudah biasa, tetapi kali ini Asia ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi bersama Benua. Jarang-jarang mereka seakrab ini dan jarang-jarang Benua banyak bicara.

Keberuntungan Asia sepertinya sampai disini saja.

"Benua marah karena Asia salah ngomong, ya?" tanyanya penasaran.

"Nggak!"

"Terus kenapa diusir?"

"Banyak tanya."

BENUA ASIA (END)✓Where stories live. Discover now