Mengakhiri persahabatan

4K 343 16
                                    

Benua tertawa pelan. Sepertinya Asia mencoba mempermainkan dirinya. Apa maksud cewek itu dengan kalimat 'mencari cowok'.

"Dasar bodoh!" gumam Benua.

Sampai sekarang pun, Benua belum tau tentang perasaannya sendiri. Dia suka berdekatan dengan Raya dan merasa nyaman berada di sisi Asia. Kalian tau, ini sangat sulit.

Sedangkan di tempat lain, Asia dan Anne tengah bersenang-senang melupakan semua masalah yang dihadapinya. Mereka berdua bermain di taman, makan es krim, menonton film kartun layaknya anak kecil yang lepas dari kurungan rumah.

Asia tertawa terbahak-bahak. Mereka berdua saling kejar-kejaran bersama, dasar anak kecil.

"Aduh.. aduh, perut aku sakit." Asia memegangi perutnya.

Mereka memutuskan duduk di salah satu kursi taman. Hari mulai sore dan langit nampak begitu indah. Entah kenapa, hati Asia bergemuruh mulai merasakan kesedihan.

"Kamu kenapa Asia?" tanya Anne.

Asia dengan cepat mengubah ekspresinya.

"Nggak! aku senang banget," jawab Asia berbohong.

"Bagus kalau kamu senang. Oh iya, kita ke rumah aku, ya? udah lama kamu nggak main ke rumah." Anne memutuskan untuk mengajak Asia ke rumahnya. Alasan pertama, agar Asia melupakan masalahnya.

"Oke! mau main masak-masak sama Bunda!" seru Asia bersemangat.

***

Malam hari. Sekitar pukul 22.30 Asia sampai ke rumah dengan selamat. Mereka terlalu bahagia sampai lupa waktu. Asia juga terlalu banyak menghabiskan waktunya di rumah Anne.

Dengan senyum yang masih mengembang, Asia memasuki rumah. Sepi, sepertinya mama dan ayahnya sudah terlelap. Untung Asia memegang kunci cadangan rumah.

Karena terlalu lelah, Asia langsung masuk ke dalam kamarnya. Nampak gelap juga. Sial! siapa yang mematikan lampu kamarnya? Padahal sudah jelas Asia takut kegelapan.

Tangan mungil itu meraba-raba dinding mencari sakral lampu dan..

Tak!

"ALLAHU 'AKBAR! Allahumma baarik lanaa fiimaa.. mhp--"

Mata Asia membelakak, mulutnya di bekap seketika oleh sang pelaku yang membuat dirinya terkaget-kaget barusan.

"Ck! lo mau makan gue?"

Siapa lagi yang mampu keluar masuk ke dalam rumah dan kamarnya kecuali sahabatnya-- Benua.

Asia menepis tangan Benua dari mulutnya.

"Heh! nggak ada sopan santunnya masuk kamar orang sembarangan. Mana bikin kaget lagi, gimana kalau jantung Asia pindah ke dengkul!" amuk Asia berapi-api.

Benua sampai menutup telinganya rapat, kecepatan berbicara Asia di atas rata-rata orang normal.

"Nggak sadar lo gimana! tiap hari masuk ke kamar gue tanpa permisi?"

"Tapi beda."

"Dimana bedanya?"

"Kamu udah terbiasa, sedangkan aku nggak!"

Dada Asia bergerak naik turun, menahan marahnya. Sebenarnya tidak ingin marah, tapi melihat wajah Benua membuat dirinya mengingat akan Raya.

BENUA ASIA (END)✓Where stories live. Discover now