Pertemuan Pertama

3.8K 235 8
                                    

Asia beringsut bangun dari tempat tidurnya, menatap sekeliling dengan rasa bingung. Perasaan, dia ada di Belanda, kenapa jadi di kamar lamanya di Indonesia.

"Astaga! Kenapa jadi lupa kalau aku udah pulang.."

Gadis itu tertawa kecil karena tingkah bodohnya.

Sekarang keadaan kamar menjadi lebih terang, sinar mentari masuk melalui celah jendela kaca. Asia yang hendak menyibakkan gorden, tiba-tiba berhenti tertahan. Asia takut, jika dia membuka gorden ini, pertama kali yang dia lihat adalah orang yang di hindari.

"Jangan dulu.."

Maka dari itu, Asia memutuskan untuk keluar menemui Mama dan Ayahnya. Oh iya, ayahnya baru pulang semalam dari luar kota.

Asia melihat Roni duduk di ruang keluarga sambil menonton berita pagi di tv, berita yang biasanya paling banyak bohongnya.

"Ayah!!!" teriak Asia sambil berlari kencang ke arah Roni.

Roni dengan sigap menangkap Asia yang hampir tersungkur akibat tersandung kakinya sendiri.

"Aduh.. pelan-pelan, sayang.." ucap Roni lembut.

Asia terisak dalam pelukan ayahnya, dia merindukan semua orang. Semuanya karena selama dia menetap di Belanda, Asia melarang siapapun berkunjung demi menjaga tempat persembunyiannya.

"Kok nangis? Kakinya sakit?" tanya Roni.

Asia menggeleng. "Kangen.." lirihnya.

"Oh, kangen. Kalau tetangga sebelah kangen juga?" Roni dengan sengaja menggoda putrinya itu. Roni tau, Asia teramat merindukan Benua.

"Tetangga mana? Rion?" tanya Asia pura-pura tidak tau.

Roni tertawa terbahak-bahak. "Yah, sahabat kamulah, masa lupa sih."

Merasa tersindir, Asia mencubit perut buncit ayahnya kecil-kecil agar terasa sakit.

"Jangan gitu yah!" rajuknya.

"Eh, udah-udah. Sini makan semuanya!" panggil Dara dari arah dalam dapur.

Keluarga itu kembali makan bersama. Sudah lama sekali saat terakhir kali mereka berkumpul, terlebih saat Roni sibuk dengan pekerjaannya yang menumpuk.

***

Asia belum berani keluar-keluar dari rumah, takut seseorang mengetahui kedatangannya.

Dari cerita yang Asia dengar dari Dara, katanya Benua bekerja di kantor ayahnya. Cowok itu memilih menduduki posisi paling bawah dulu, dia tidak ingin langsung memiliki jabatan tinggi tanpa pengalaman. Asia cukup kagum. Maklum, Benua pewaris satu-satunya di keluarga, sama seperti dirinya.

Asia saat ini sedang menunggu kedatangan Anne. Yaps, dia memang memberi kabar pada satu teman baiknya itu. Asia mengetuk-ngetuk meja di ruang tamu, bosan menunggu kedatangan Anne yang tak kunjung memunculkan batang hidungnya.

"Asia!!" pekik seseorang dari arah luar.

Asia sempat membulatkan matanya, kenapa juga Anne berteriak. Setelah merasa kekagetan yang luar biasa, kini Asia mungkin akan terkena serangan jantung.

"Anne!"

Bagaimana tidak, Anne datang bersama Alex yang notabene adalah teman baik Benua. Bagaimana kalau Alex memberi tau Benua?

"Alex?!"

Alex tersenyum sambil menggandeng tangan Anne. "Selamat datang kembali, Asia.." ucapnya.

BENUA ASIA (END)✓Where stories live. Discover now