Gombalan Anti Gagal

3.5K 224 5
                                    

Asia mencepol rambut pink ungunya, kaos oversize hitam dan hotspand putih melekat indah di tubuhnya yang mungil.

Asia membuka lebar jendela kaca kamarnya, membuat udara segar malam hari masuk ke memenuhi kamar yang tidak berubah itu.

"Ngapain dia kaya patung di situ."

Di seberang sana, Benua berdiri memandang ke arah kamar Asia seperti patung, bahkan mata cowok itu tak teralihkan sedikitpun.

"Ke sambet baru tau rasa."

Tidak memperdulikan keberadaan Benua, Asia tetap membuka jendela kamarnya lalu keluar dari kamar menujuh ke ruang makan.

Dara dan Roni baru saja sampai, kelihatannya Dara terlihat lelah maka dari itu, Asia berniat untuk memasak makan malam sendiri.

"Ma," panggil Asia saat melihat Dara dan Roni memasuki ruang tengah.

"Eh, belum tidur?" tanya Roni sambil melirik jam tangannya.

"Belum, Yah. Ayah sama Mama udah makan?" tanya Asia, dia berniat memasak untuk mereka semua.

"Udah, sayang.. Kamu udah makan?" tanya Roni balik.

"Belum, ini Asia baru mau masak. Kalian nggak mau makan lagi?"

"Nggak, sayang.. Mama sama Ayah lebih baik istirahat, capek banget," sahut Dara.

"Oh, Oke. Selamat Malam."

Setelah percakapan singkat itu, Asia buru-buru kembali ke ruang makan. Pasalnya, pertengkarannya bersama Benua membuat mood makannya turun. Bahkan, dia tidak makan atau memasak seperti perintah Benua tadi.

Asia memasak mie instan dan telur dadar saja, seperti biasa ini pilihan alternatif saat malas melanda.

Mie telah masak, Asia bersiap makan di meja makan seorang diri. Pertama kali melakukannya memang agak aneh, karena Asia terbiasa di temani oleh Mama atau Ayahnya, tapi setelah pindah ke Belanda, semuanya menjadi hal biasa.

Baru saja sendok mau memasuki mulut Asia, tiba-tiba mulut lain melahap mie instan di sendok itu.

"Jangan makan mie instan terus," katanya sambil mengunyah.

Asia melongo, mulutnya masih terbuka dengan sendok tepat di depan mulutnya. Betapa kagetnya dia, bahkan bibirnya sempat menyentuh pipi Benua.

Brak!

Asia memukul meja dengan keras, matanya menatap nyalang ke arah Benua yang duduk santai di kursi sampingnya.

"Kamu apa-apaan!" marah Asia.

"Larang kamu makan mie instan." Benua sangat santai menghadapi Asia sekarang, tidak seperti tadi yang hanya bisa menangis.

"Terserah aku mau makan mie instan atau tidak, bukan urusan kamu!" ketusnya.

Asia kembali menyendokkan mie ke dalam mulutnya, tetapi sebelum itu terjadi Benua lebih dulu merampas mangkok beserta sendoknya sekalian.

"Balikin!"

"Nggak mau, biar aku yang makan semuanya." Padahal, Benua baru saja selesai makan.

"Terus aku mau makan apa?!" tanya Asia marah.

"Kita beli makan di luar, ya?" tawar Benua sekalian mengambil ke sempatkan jalan berdua.

"Hohoho! Tentu nggak mau, itu modus kamu 'kan?" Asia sekarang tidak polos seperti dulu, yang mau saja di sogok dengan ucapan manis Benua.

"Memang, tapi kalau kamu nggak mau.. terpaksa malam ini, kamu tidur dengan perut kelaparan," kata Benua licik.

Lihat, setelah mengatakan itu, Benua berdiri dari kursi menujuh wastafel dan membuang mie instan itu di sana.

BENUA ASIA (END)✓Where stories live. Discover now