Tidur bersama

4.2K 305 17
                                    

Ketahuilah jantung Asia berdegup sangat kencang. Bagaimana tidak saat ini seseorang mengendap-endap masuk ke dalam kamarnya dan sekarang memeluknya dari belakang.

Sempat Asia mendengar orang ini berbicara, tetapi nyawanya belum terkumpul tadi. Dia tidak bisa mendengar dengan jelas suara orang itu.

"S-siapa?" tanya Asia takut-takut.

Hening. Tidak ada jawaban. Hanya terdengar dengkuran halus dan Asia akhirnya mencoba menenangkan diri.

Perlahan-lahan Asia menyingkirkan tangan orang itu dari perutnya.

"Jangan lepas!" titahnya.

Tunggu, Asia kenal suara berat ini-- suara Benua. Astaga, jantung Asia semakin menggila. Di tengah malam begini, Benua datang mengendap-endap masuk ke dalam kamarnya.

Apa sebenarnya mau cowok itu?

"Gue udah izin sama tante Dara. Lagian, gue nggak niat macam-macam sama lo," jelas Benua dengan mata terpejam.

Asia mencebik kesal. "Terus ngapain ke sini malam-malam. Nggak baik laki-laki dan perempuan tidur bareng di satu kamar tanpa status yang pasti," ucapnya penuh sindiran.

"Kita sahabat, gue rasa itu status yang cukup jelas. Kita udah biasa tidur bareng 'kan?" balas Benua.

Benar kata Benua, mereka memang biasa tidur bersama saat siang hari dari kecil sampai mereka dewasa, tetapi tidak untuk malam hari-- hawanya sedikit berbeda.

"Bahaya tau. Nanti Benua punya perasaan sama Asia, baru tau rasa!" ejek Asia.

Padahal sebenarnya Asia berdo'a dalam hati agar perkataannya menjadi sebuah kenyataan.

"Hm." Benua hanya bergumam sebagai tanggapan.

Sekarang pertanyaannya. Bagaimana Asia bisa tidur? Posisi mereka amat dekat dan tidak main-main, Benua memeluknya saat ini.

"Benua," panggil Asia di sela-sela keheningan.

"Hm."

"Kenapa tiba-tiba ke sini?"

Mata Benua yang awalnya mulai terpejam, kini membulat kembali. Terdengar hembusan napas, sepertinya berat untuk menjelaskan.

"Gue nggak bisa tidur. Kan gue lagi sakit. Nggak baik buat begadang dan inisiatif dari otak nyuruh gue ke sini," jelas Benua serak.

"Bilang aja modus," kata Asia belum menerima kehadiran Benua.

"Iya gue emang modus. Heran, gue lagi sakit kok mau dekat sama lo, ya?" Benua malah membuat jantung Asia berdetak semakin cepat.

Asia terdiam sebentar berusaha menetralkan jantungnya. Pipinya juga mulai memanas. Harus apa dia sekarang?

"Mana Asia tau.. Mungkin karma buat Benua," jawab Asia berusaha santai.

Benua menggeleng, sama sekali tidak membenarkan perkataan Asia. "Mungkin gue hamil anak lo?" candanya.

Asia tersedak ludahnya sendiri.

Hamil? Benua berniat ngelawak di malam hari dan membahas hal sensitif. Asia mencoba menjauhkan dirinya secara perlahan. Waspada seumpama ada bahaya yang mengancamnya.

"Benua gila! Mana mungkin Benua hamil! Maunya Asia yang hamil," koreksi Asia.

Tiba-tiba hawa dingin menjalar di tubuh Asia. Dia salah bicara, mulut Asia terlalu bar-bar. Terlebih saat ini Benua menatapnya sangat tajam dan terasa menusuk dari belakang.

Benua memutar tubuh Asia hingga berbalik ke arahnya. Mereka saling melempar pandangan satu sama lain.

"Lo mau hamil?" tanya Benua iseng.

BENUA ASIA (END)✓Where stories live. Discover now