Kesedihan Benua

3.9K 237 11
                                    

Semua telah berubah. Orang yang dulunya akrab kini menjadi orang asing. Asia mengindari Benua, bahkan menatapnya saja tidak mau.

Asia pulang dari restoran dengan bungkusan makanan di tangannya, Alex dan Anne hanya mengantarnya saja sampai depan rumah karena mereka berdua tau, Asia dalam mood yang tidak baik.

"Kenapa harus ketemu disana? Apalagi mereka lagi makan berdua!"

Asia masih menyimpan perasaan untuk Benua, tentu dia sakit hati melihat pemandangan tadi. Kerja berdua, makan berdua, semuanya. Mungkin, selama dua tahun ini mereka selalu bersama.

"Kan jadi nggak mood makan."

Makanan yang awalnya akan di santap dengan mantap, kini tergeletak di atas meja tanpa ada niat ingin di sentuh.

Asia mendudukkan dirinya di sofa, matanya terpejam mengingat betapa akrabnya Benua dan Riya.

"Ngapain juga di pikirin!"

Niat awal melupakan, malah semakin mengingat. Seharusnya Asia membiarkan pikirannya tentang Benua begitu saja, karena lambat laun, pikiran dan perasaan itu hilang dengan sendirinya.

Brak! Brak! Brak!

"Asia!"

"Asia! Buka pintunya, aku tau kamu ada di dalam!"

Asia terlonjak kaget saat Benua menggedor-gedor pintunya tak sabaran. Bukannya, Benua kembali ke kantor untuk mengantar Riya tadi?

Lihat betapa paniknya Asia sekarang, mulutnya terkatup rapat dengan jantung berdetak kencang. Asia sendiri di rumah, mama dan ayahnya sedang pergi. Bagaimana kalau Benua macam-macam?

"Asia, aku hitung sampai 3, kamu nggak buka pintunya aku dobrak!" ancam Benua dari luar.

"Kalau rusak aku laporin kamu ke polisi!" teriak Asia dari dalam.

"Aku nggak peduli, buka! Atau benar-benar aku dobrak."

Asia menarik napas dalam-dalam, mungkin ini saatnya dia berbicara secara baik-baik dengan Benua. Semakin menghindari, semakin Asia sulit mengendalikan perasaannya.

Cleck!

"Apa--"

Belum sempat Asia melayangkan protes panjang lebarnya, Benua sudah menariknya ke dalam dekapan hangat yang sangat dia rindukan.

"Kangen.." lirih Benua.

Mata Asia membulat, panik, takut ada yang memergoki mereka.

"Lepas!" Asia mencoba melepaskan pelukan Benua.

"Nggak mau," tolak Benua frustasi.

"Lepas nggak!"

"Nggak mau, sayang.." Benua frustasi, rasanya ingin membungkus Asia pulang ke rumahnya saja.

"Apaan sih, kamu ngapain?!" amuk Asia mendorong-dorong tubuh Benua.

"Mau peluk kamu, kenapa mengindar. Kamu nggak kangen sama aku?" tanya Benua, berharap ada jawaban yang di tunggu-tunggu keluar dari mulut Asia.

"Nggak! Ngapain kangen," bohong Asia.

Belum melepas pelukan mereka, Benua mendorong tubuh mereka berdua masuk ke dalam rumah dan sekali dorongan menggunakan kakinya, pintu kembali tertutup rapat.

"Beneran kamu nggak kangen?"

Pelukan mereka terlepas, namun tangan Benua masih melingkar sempurna di pinggang Asia. Takut di lepas, Asia kabur lagi darinya.

BENUA ASIA (END)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang