Kepergian Asia

4.2K 287 22
                                    

Masa bodoh dengan Benua yang mengintai setiap gerak-gerik Asia. Gadis itu malah makin menjadi-jadi dan membuat Benua pusing.

Tapi, berbeda dengan Asia yang merasa tidak suka dengan kehadiran Riya di antara mereka. Saking sialnya, Riya memakai dress berwarna navy, seolah-olah memang sudah tau warna yang akan di gunakan Benua.

Asia tersenyum sinis. "Aku kira dia pakai warna pilihan aku hari itu.. Ternyata dia janjian toh sama 'temannya'," sindirnya menekan kata teman.

Lihat dari tadi Riya menempel pada Benua, walau mata Benua hanya tertuju untuk Asia.

Untungnya di tengah-tengah pesta, ada acara dansa. Kesempatan ini digunakan Asia untuk hilang dari pandangan Benua dengan masuk ke dalam kerumunan teman laki-lakinya.

Asia yang polos tentu belum pernah berdansa panas seperti teman-temannya yang lain, dia hanya berusaha mengikuti irama musik. Lama kelamaan Asia larut, masuk ke dalam alunan musik keras dan mulai meliuk-liukkan tubuhnya dengan sexy.

Jangan pikir Asia benar-benar hilang dari pandangannya Benua, karena nyatanya tidak.

Asik berdansa dengan mata terpejam, Asia merasa ada seseorang yang melingkarkan tangan di pinggang rampingnya.

"What?" Asia sedikit memekik ternyata itu Zidan.

"Lo terlalu liar kalau kaya gini," bisik Zidan tepat di telinga Asia.

Asia merasa risih tentu saja. Sebelumnya hanya Benua yang menyentuhnya, tapi semua ini dilakukan demi melupakan Benua, jadi biarkan saja.

Dengan berani Asia mengalungkan tangannya ke leher Zidan. Jujur, Zidan cowok yang tampan, walau tidak sebanding dengan Benua. Zidan menjadi incaran cewek-cewek di sekolah hanya karena dia badboy terkenal.

"Asia tambah cantik nggak?" Asia senang di puji, terlebih jika Benua yang melakukannya.

"Hm, gue suka." Zidan makin mengeratkan tangganya di pinggang Asia, mendekatkan tubuh mereka dan mulai berdansa bersama.

Hingga kebersamaan itu tidak berlangsung lama, saat tiba-tiba Benua mendekat dan menarik kerah baju Zidan. Zidan terseret ke belakang, melepas Asia yang juga tersentak kaget.

Bugh!

Satu tinjuan melayang di pipi kiri Zidan, cukup keras sampai darah menetes di sudut bibirnya.

"Belum gue robek mulut sampah lo!" geram Benua.

Siapa yang tidak marah? Zidan menggoda Asia dan Asia menerimanya begitu saja. Sial!

Zidan mengusap ujung bibirnya menggunakan jari, tidak ada tampan marah melainkan tatapan mengejek.

"Kenapa? Lo cemburu?" tanya Zidan dengan nada meremehkan.

Benua menatap nyalang. "Asia tanggung jawab gue!"

"Tanggung jawab? Emang dia pacar lo? Bukan 'kan? Asia nggak marah gue sentuh, kenapa jadi lo yang mau atur-atur?" tanyanya lagi.

Zidan berjalan ke arah Asia yang syok, menariknya sedikit mendekat hingga mampu merangkul bahu terekspos Asia.

"Lo marah, hm?" tanya Zidan pada Asia.

Asia menggeleng sebagai jawaban.

"Lihat? Dia nggak marah. Apa salahnya Asia lepas dari orang yang sama sekali tidak mengerti arti perjuangan," kata Zidan menohok.

Seperti ada pukulan keras di hati Benua. Saat Asia menggeleng, saat Asia memilih cowok lain dan saat Asia enggan menatapnya.

Susah payah Benua mengeluarkan kalimat dari mulutnya. "Asia tetap tanggung jawab gue. Mau tidak mau, dia harus mau menurut."

BENUA ASIA (END)✓Where stories live. Discover now