Persetujuan dan Perjanjian (END)

7.8K 305 36
                                    

Rengekan semakin terdengar dari luar kamar Benua. Bayangkan saja, Benua di usir dan di kuncikan dari kamarnya sendiri.

"Sampai kamu nggak bisa pikirin jalan terbaik, jangan harap aku mau deket lagi sama kamu!" teriak Asia dari dalam kamar.

"Jalannya udah terbaik loh," balas Benua dari luar. Dia menempel di daun pintu dan terlihat seperti orang depresi.

"Terbaik apanya. Nanti Benua main sama Asia di rumah, terus pas di kantor main sama Riya.." lirih Asia dan tanpa sadar kembali menggunakan nama mereka berdua saat berbicara.

"Aku bukan buaya kali. Kamu nggak boleh berburuk sangka, dosa tau. Buka pintunya sekarang, kita ngomong secara langsung," pinta Benua.

"Nggak!" tolak Asia.

"Asia, nggak enak tau ngomong sama daun pintu kaya gini." Benua jadi teringat saat ayahnya-- Bilar, di kunci kan pintu kamar oleh mamanya-- Afni akibat hal sepele.

Tidak menunggu lama, Asia membuka pintu untuk Benua. Bukan sebenarnya, Asia ingin pulang sekarang, makanya dia membuka pintu kamar itu.

"Sayang.." sambut Benua senang.

"Apa?!"

"Kita ngomong kan?" tanya Benua.

"Nggak, Asia mau pulang. Mau bobo cantik," jawab Asia.

"Dari dulu kita nggak pernah akur. Aku udah berusaha memperbaiki semuanya dan kamu bahkan tidak mendengar satupun. Aku juga capek Asia.. Kalau memang kamu nggak mau, baik.. sampai di sin--"

Cup.

Asia menghentikan kalimat Benua. Sebelum kalimat itu terselesaikan, Asia lebih dulu menarik tengkuk Benua dan menciumnya lembut.

Ciuman Asia tidak berlangsung lama, hanya sebentar. Asia belum jago dalam hal itu.

Asia melepas ciumannya dengan tangan terkalungkan di leher Benua. Keduanya sama-sama terdiam dengan pikiran melayang entah kemana.

"Lebih tenang?" tanya Asia lembut.

Benua mengerutkan keningnya. "Kamu bercanda." Sedetik kemudian, Benua menarik pinggang Asia hingga merapat padanya dan kembali melanjutkan ciuman mereka.

Ciuman yang artinya Asia menerima kembali Benua. Hampir saja, Asia tidak tau kalau Benua cepat menyerah dalam satu hal. Yang pasti, di sini Asia harus sama-sama mengerti posisi mereka.

***

Benua, Asia, Alex dan Anne berkumpul di restoran depan gang. Mereka membicarakan tentang pernikahan Alex dan Anne yang segera berlangsung. Benua dan Asia juga tidak tau, bagaimana caranya Alex dan Anne meyakinkan orang tua mereka tentang hubungan itu.

"Alex aja udah mau nikah sama Anne, Benua kapan lamar Asia?" tanya Asia kesal.

"Loh, bukannya udah aku lamar. Kamu aja yang nolak-nolak dulu, sok jual mahal," ungkit Benua.

"Cara lamarnya kurang romantis," protesnya.

"Terus mau gimana?" Benua mengusap surai Asia lembut.

"Mau yang di lamar kaya Anne, semua orang datang kaya pesta ulang tahun," ucap Asia sambil membayangkan.

"Nanti aku buat yang lebih dari Anne. Lex pinjam Villa lo ya?" Benua menatap memohon agar Alex mengizinkan.

"Kagak modal banget, lamar anak orang pakai Vila pinjaman," ejek Alex.

"Gue kagak punya Villa bego! Oh, atau kita sewa pulau yang ada Villa-nya jadi nggak usah pinjam, gimana Asia?" Benua kembali meminta pendapat Asia.

BENUA ASIA (END)✓Where stories live. Discover now