Ngambek

2.3K 226 13
                                    

"Kalian pacaran jangan terlalu kelewatan!" amuk Dara.

"Mama nikahin kalian berdua!" tambah Afni.

Keduanya hanya terdiam sambil menerima amukan-amukan dari orang tua mereka.

Sebenarnya ada untungnya juga Dara dan Afni melihat adegan ciuman mereka, kalau tidak.. Asia tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Benua yang cium Asia," adu Asia mencoba membela dirinya sendiri.

Mendengar namanya di sebut, Benua menatap tidak suka. Memang dia yang memulai tapi, bukannya Asia juga menyukainya?

"Lo juga suka," sahut Benua.

Asia terdiam karena itu benar adanya.

"Mama tidak mau kalian melakukan kesalahan fatal. Kalau sampai itu terjadi.. siap-siap Asia, mama bawa ke rumah neneknya di Australia!" ancam Dara tidak main-main.

Benua tidak kaget atau sedih akan perkataan Dara, malahan dia terlihat santai biasa saja.

"Silahkan, kalau itu keputusan tante," kata Benua kemudian meninggalkan kediaman sehabat kecilnya yang bermetamorphosis menjadi kekasihnya.

Asia menatap tidak percaya dengan perkataan Benua barusan, tetapi dia mencoba untuk berpikir positif-- Benua hanya tidak suka perkataan Dara.

"Mama! lihatkan, Benua jadi marah sekarang. Kalau sampai Benua marah juga sama Asia.. Asia nggak mau makan di rumah!" ancam Asia dan meninggalkan dua wanita paruh baya itu.

Walau kepalanya sakit, Asia memaksakan dirinya untuk bertemu dengan Benua. Jalan satu-satunya adalah membujuk cowok itu. Tanpa permisi, Asia menerobos masuk ke dalam rumah Benua yang sepi.

"Benua!" teriak Asia di depan kamar Benua yang terkunci.

Tidak ada jawaban.

"Benua! buka dong pintunya," teriaknya lagi.

"Benua marah sama Mama Dara atau sama Asia?" tanya Asia sedih.

"Asia hitung sampai tiga.. kalau nggak buka pintunya, Asia bakal pulang!" Sambil mundur ke belakang Asia mulai menghitung.

"Satu.." Satu langkah mundur ke belakang.

"Dua.." Dua langkah mundur ke belakang.

"Tig--"

"Masuk!" Suara Benua yang memerintahnya masuk ke dalam kamar membuat Asia bersemangat lagi.

Asia masuk ke dalam kamar Benua dan mendapati cowok itu berdiri membelakangi dirinya. Punggung kokoh, badan atletis dan nyaman di peluk, tidak menyia-nyiakan kesempatan, Asia memeluk Benua dari belakang.

Benua merasakan tangan mungil itu melingkar di pinggangnya. Jujur saja, dia sedikit kesal dengan perkataan Dara.

"Kenapa peluk?" tanya Benua dingin.

"Tidak boleh, ya?" Bukannya menjawab, Asia malah bertanya balik.

"Nggak!" ketus Benua.

Ketus-ketus begini, Asia sangat sayang pada Benua. Bukan masalah besar Benua cuek padanya, selama cowok itu masih menjadi miliknya.

Asia melepas pelukkannya, memutari tubuh Benua dan berdiri tepat di depan cowok itu.

"Marahnya kenapa sama Asia?" tanya Asia sendu.

Benua memejamkan mata sebentar, meredam emosinya yang tertahan dari tadi. "Gue nggak marah," jawabnya.

"Nggak marah, tapi ngambek 'kan?" Asia tersenyum manis, lucu juga kalau Benua ngembek padanya.

BENUA ASIA (END)✓Where stories live. Discover now