Bunuh diri

3.6K 245 10
                                    

Semangat Asia kembali sepenuhnya, dia berhasil meluluhkan sahabat kecilnya yang begitu sulit di sentuh. Benua menjadi bucin Asia sekarang, walau belum sepenuhnya. Tetapi, setidaknya Benua menunjukkan rasa cintanya melalui tindakan-tindakan kecil hingga besar--ciuman misalnya?

Mengingat ciuman mereka kembali, pipi Asia seketika memerah. Ciuman atau kecupan? ah, sama saja menurut Asia, sama-sama menempel di bibirnya.

Hari ini semua kembali indah dan berwarna. Asia yang pernah bilang Benua adalah pelanginya, memang benar cowok itu pantas menyandang gelar yang dia berikan.

Lihat, betapa indahnya dunia ini. Bahkan batu krikil pun berwarna pelangi di matanya Asia sekarang.

"Pagi," sapa Asia malu-malu kucing pada Benua, terlihat cowok itu baru keluar dari kamar dengan seragam lengkapnya.

Benua merespon dengan senyum tipis, sangat lucu melihat wajah memerah Asia di pagi hari.

"Mau naik motor atau mobil?" tanya Benua sambil menyingkirkan anak rambut Asia yang menghalangi wajah cantik itu.

"Mobil. Rok Asia kependekan buat naik motor," jawabnya masih malu-malu.

Pagi-pagi sekali Asia kembali melakukan rutinitasnya mengabsen di rumah Benua, membangunkan cowok itu, membuatkan sarapan dan menunggunya bersiap-siap.

"Siapa suruh pakai rok pendek," ucap Benua dengan nada tidak suka.

Benua meneliti seragam sekolah Asia dari atas sampa bawah. Semuanya ketat, bajunya melekat sempurna dan rok sialan itu hanya menutup sebagaian paha Asia saja.

"Yang baru lagi di cuci, jadi Asia pakai yang lama," jelas Asia takut-takut. Takut kalau sampai Benua melucuti pakaiannya, kan tidak lucu.

"Hari ini gue bebasin. Ingat! besok nggak boleh pakai seragam ini lagi. Kalau masih melanggar juga.. gue buat lo telanjang," ancam Benua.

Sejak kapan Benua seposesif ini pada Asia. Memang Benua selalu perhatian padanya, tetapi tidak berlebihan seperti ini juga. Yah, mungkin dulu cowok itu kebanyakan cueknya.

"Iya janji, besok Asia nggak pakai seragam ini lagi." Asia menatap Benua serius lalu melanjutkan kalimatnya dengan nada rendah.

"Giliran Raya di bebasin," sambungnya.

Benua memincingkan mata tajam, menatap tak suka pada Asia. Membanding-bandingkan diri dengan Raya sangatlah tidak baik.

"Nggak baik ngomong kaya gitu, cantik," tegur Benua kesal.

Asia menunduk lesu. Walau Benua hanya membantu Raya, Asia tetap cemburu. Karena dia ingin, perhatian dan kasih sayang Benua hanya untuknya seorang.

"Ck! kenapa melamun. Kita berangkat sekarang," ajak Benua sambil menarik tangan Asia.

Sebelum keluar rumah, Benua dan Asia berpapasan dengan Afni yang baru pulang dari pasar.

"Eh, udah mau berangkat sekolah?" tanya Afni basa-basi.

Keduanya mengangguk.

"Sepertinya kalian baik-baik sekarang," ucap Afni dengan kekehan kecil.

Sebenarnya Afni sudah tau, dia sengaja mengoda kedua remaja yang di mabuk cinta itu.

"Mama nggak bisa akting. Aku dan Asia udah tau, kemarin kalian menggosip kami seharian penuh," kata Benua menyindir mamanya.

Afni tertawa renyah dan memilih masuk ke dalam rumah atau dia akan mendapatkan malunya saat bersama Benua. Putranya itu sangat senang bila dia kalah telak.

BENUA ASIA (END)✓Where stories live. Discover now