Riya adalah Raya

1.8K 172 63
                                    

Hembusan angin menerpa wajah cantik Asia. Rambutnya yang terurai bergerak mengikuti arah angin. Disini sangat sejuk, semuanya menarik di mata Asia kecuali pemandangan yang pertama kali dia lihat.

Apaan itu?! Hampir setengah jam Asia menunggu Benua keluar dari sekolah dan dia menunggu di halte, tapi lihat cowok tengil itu malah berboncengan dengan musuhnya.

Motor Benua melaju ke arah halte. Menghampiri Asia yang dari tadi memang menunggunya karena Benua sempat ada urusan dengan guru.

"Asia, kamu bisa tunggu sebentar lagi?" tanya Benua.

Mulut Asia menganga lebar. Menunggu katanya? Persetanan dengan menunggu, bokongnya terasa keram akibat duduk terlalu lama.

"Mau kemana emang?" Mata Asia sengaja melirik ke arah Riya yang nampak 3S 1A-- Lesu, lemas, Loyo, Akting.

"Ngantar Riya dulu, tadi dia pingsan di lapangan," jelas Benua berharap Asia mau mengerti.

Mimik wajah Asia berubah datar. "Oh, silahkan. Asia balik naik bus," putusnya. Sebenarnya Asia mau menangis, tidak Raya tidak Riya semuanya menganggu hubungan mereka.

"Jangan gitu. Tunggu sebentar aja," kata Benua memohon.

"Nggak usah! Antar sana, jangan sampai dia ikut bunuh diri seperti saudaranya," sindir Asia ketus.

Ini memang keterlaluan, tapi mulut Asia tidak bisa di tahan lagi. Raya baik, tidak dengan caranya menunjukkannya. Apalagi, Riya, cewek itu tidak punya tanda-tanda kebaikan sedikitpun.

"Asia.." Nada pelan penuh penekanan sebagai peringatan di keluarkan Benua untuk kekasihnya itu.

"Kenapa masih di sini? Antar sana!" Asia ingin lihat kalau memang Benua memilih Riya di bandingkan dirinya, Asia anggap cowok itu belum serius pada hubungan mereka.

"Tunggu bentar, ya!"

Tidak ada pilihan lain, Benua terpaksa mengantar Riya pulang. Selain kasihan pada cewek itu, Benua juga masih mengingat Raya setiap melihat Riya. Jadi, Benua tidak tega, rasa bersalah itu masih ada.

Mata Asia memanas melihat motor Benua menjauh hilang dari pandangannya. Sedetik kemudian, air matanya benar-benar jatuh membasahi pipi.

"Mau bilang ikhlas juga tidak bisa.." lirih Asia mencoba menahan isakannya yang mungkin akan menganggu orang lain.

"Ternyata begini rasanya, saat orang yang kita sayang lebih mementingkan orang lain. Apalagi, aku berstatus sebagai kekasihnya. Dua kali.. dua kali Benua melakukannya," pilunya.

"Dengan orang yang berbeda, namun wajah yang sama.."

Asia pikir harus kah dia mengubah wajahnya menjadi Raya? Agar menjadi prioritas Benua.

Asia menatap sekeliling. Sepi, hari mulai sore dia lebih baik segera pulang ke rumah daripada menunggu Benua yang belum tentu kapan kembalinya.

Namun, di kala pemikiran negatif Asia, Benua tengah dilanda kecemasan berlebih. Hatinya takut, takut sampai Asia marah, tapi di satu sisi Riya juga membutuhkan nya.

Sampai di pekarangan rumah Riya. Benua tidak langsung pulang, cowok itu terlebih dulu mengantar Riya masuk ke dalam rumah.

"Makasih udah antarin aku," kata Riya.

Benua hanya mengangguk dan langsung berlari keluar rumah tanpa memperdulikan panggilan Riya dengan wajah kesalnya.

Di jalan jantung Benua berdebar kencang, takut. Benua bukan cowok penakut, tapi kali ini dia benar-benar takut.

Dan benar saja, apa yang tidak dia harapkan menjadi kenyataan. Sampai di sana, Asia tidak berada di tempatnya. Asia tidak mendengarkannya.

"Sial."

BENUA ASIA (END)✓Where stories live. Discover now