Epilog (END)

48.3K 4.8K 1.1K
                                    

"Kenapa wajah kalian seperti itu?" Sona menghela napas tak habis pikir. "Aku bukannya mau mati, aku hanya akan menikah." Ucapnya dengan wajah rumit memberi penjelasan pada ketiga orang dihadapannya.

"Apa kau tidak akan berubah pikiran?" Tanya Hero masih berusaha membujuk adiknya agar tidak menikah.

"Apa-apaan. Kau saja sudah menikah dan memiliki anak bersama Yena. Kenapa aku tidak boleh?"

"Aku tidak yakin bajingan itu bisa menjagamu." Kali ini Genta yang membuat alasan. "Lebih baik kau tetap berada disisi kami. Kalau kau menikah, maka kau akan pindah ke wilayah Castellan."

"Astaga." Sona menggeleng pelan, "Dengar. Aku janji akan mengunjungi kalian setiap bulan. Jadi jangan khawatir, oke?"

Tetap saja, bahkan setelah perdebatan panjang dan rumit itu yang telah terjadi berkali-kali mereka masih berusaha membuatnya berubah pikiran dan tak jadi menikah. Wajah mereka seperti orang-orang yang menghadiri suatu pemakaman, bukannya pernikahan.

Arjen hanya diam, wajahnya terlihat sedih dan murung. Mau tak mau Sona menjadi luluh dan mendekatinya. "Papa akan membiarkanku menikah dengannya kan? Ini adalah kebahagiaanku selain bersama dengan kalian, aku juga ingin bersama Dexter. Aku mencintainya papa."

Arjen mengubah ekspresinya, dia tersemyum kecil lalu menepuk puncak kepala Sona dengan sayang. "Aku mengerti. Datanglah padaku jika si brengsek itu membuat masalah. Aku akan langsung memberinya pelajaran."

Sona terkikik geli lalu menjawab dengan nada bercanda, "Siap Yang Mulia Kaisar!"

Hari itu suasana aula pernikahan di istana utama sangat meriah. Semua yang menghadiri pernikahan itu tersenyum dengan paksa saat merasakan suasana yang seharusnya menjadi cerah dan mengharu biru malah berubah menjadi seperti suasana berkabung. Wajah Arjen yang dingin, Hero dan Genta yang sangat murung dan merasa tertekan menjadi perhatian utama para tamu.

Sona hanya bisa mengabaikan itu dan melanjutkannya dengan senyum lebar.

"Kau sudah siap?" Arjen bertanya padanya saat ingin mendapingi jalannya prosesi pernikahan.

"Aku siap Papa. Tersenyumlah sedikit, ini hari pernikahanku, bukan kematianku." Sona sedikit merajuk dan membujuk.

Bujukan itu terhasil dan membuat Arjen tersenyum kecil, dengan perlahan dia mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Sona.

Perlahan musik yang dimainkan para musisi terbaik kekaisaran Alterion mengalun indah mengiringi prosesi pernikahan. Sona berjalan perlahan dengan Arjen mendampinginya ke arah Dexter yang menunggunya di depan tempat pelaminan dimana tempat mereka mengucapkan janji dan mengikrarkan pernikahan mereka.

Tapi lagi-lagi Arjen membuat ulah, dia sengaja berjalan sangat perlahan untuk menahan Sona. Pikirannya rumit, hatinya masih tak rela untuk melepaskan putri kecilnya itu.

Pada akhirnya mereka sampai di hadapan Dexter. Dexter mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Sona, yang juga seharusnya Arjen melepaskannya saat itu. Tapi itu tidak terjadi. Arjen tak melepaskan tangan Sona dan menggenggamnya erat.

"Papa?" Bisik Sona berusaha melepaskan tangannya dari Arjen.

Dahi Arjen mengerut, dia memelototi tangan Dexter yang kini memegang tangan Sona yang satunya lagi. Tiba-tiba saja emosinya langsung meluap dan membuatnya sangat kesal.

Melihat keadaan itu, Dexter berusaha menarik Sona agar Kaisar melepaskan tangan pengantinnya.

"Yang Mulia, tolong lepaskan." Dexter tersenyum kesal dan menahan emosinya. "Jangan menghalangi pernikahanku." Bisiknya lagi berusaha menarik Sona ke arahnya.

Bad Princess (END)Where stories live. Discover now