Chapter spesial - Dexon

39.5K 4.7K 204
                                    

Dexon Castellan, bocah laki-laki berumur tujuh tahun yang memiliki perawakan persis seperti ayahnya, Dexter namun memiliki rambut perak seperti ibunya, Sona. Darah Alterion sama sekali tak bisa disembunyikan berkat warna rambutnya yang mencolok itu. Tak hanya itu, dia juga mewarisi bakat Alterion dalam sihir, dan dia memiliki dua atribut sihir yang saling bertolak belakang. Atribut api didapatnya dari Dexter, dan atribut es yang didapatnya dari Sona. Meski atribut Api dan Es yang biasanya tak mungkin dimiliki pada seseorang karena element itu sangat berbeda dan saling menyerang, namun sebuah keajaiban terjadi sehingga Dexon mampu memiliki dan mengontrol kedua atribut itu.

Dexon tengah membaca sebuah buku diary tua yang dia temukan di gudang tersembunyi kastil Castellan dengan sembunyi-sembunyi. Diary itu tertulis dalam bahasa korea, yang awalnya hanya bisa dimengerti Sona saja. Namun, Sona kemudian mengajari Dexter dan juga Dexon sehingga mereka bisa menggunakannya untuk menulis dan berbicara.

Itu adalah buku diary Sona saat dia berumur enam tahun. Disana tertulis banyak rahasia kecil dan keluh kesah Sona ketika dia baru saja beradaptasi untuk tinggal di dunia ini. Namun, tulisan-tulisan itu menggunakan bahasa korea, sehingga meski orang lain melihatnya, mereka tak akan mungkin mengerti apa yang tertulis disana.

"Dexon? Apa yang kau lakukan? Ayo pergi." Sona tiba-tiba membuka pintu kamar Dexon sehingga bocah itu buru-buru menyembunyikan diary yang baru saja dia baca dibalik tubuhnya. Kalau saja Sona tahu apa yang dilakukannya, mungkin dia akan menjerit histeris dan membakar huku itu langsung dihadapannya.

"Baiklah Ibu. Ayo pergi. Aku sudah siap." Dexon tersenyum, dan diam-diam menyembunyikan diary tersebut dibalik bajunya sehingga dia bisa membawanya. Barulah kemudian dia berlari menghampiri Sona.

Sona menepuk kepala putranya dengan gemas lalu menggandeng tangannya menuju ruangan teleportasi tempat Dexter telah menunggu mereka. Seperti yang diinginkan Kaisar sebelumnya, Arjen, mereka benar-benar menginstal perangkat teleportasi di kediaman Castellan beberapa bulan setelah Sona dan Dexter menikah. Ini juga dilakukan Arjen demi kenyamanan Putri satu-satunya agar tak lelah dengan perjalanan jauh yang harus dilakukan ketika ingin pergi ke istana.

"Apa yang kau lakukan? Lama sekali." Keluh Dexter pada Putranya.

Dexon tersenyum mengerling nakal lalu berbisik pada ayahnya sehingga Sona tak bisa mendengernya. "Ayah, aku yakin kau belum pernah mendengar tentang rahasia ibu kan?"

Dexter mengerutkan dahinya, "Apa kau menemukan sesuatu yang disembunyikan ibumu di gudang?"

Dexon hanya tersenyum sebagai jawaban, itu artinya dia benar-benar menemukannya. Sifat Dexon tak jauh berbeda dari Dexter, mereka kerap kali sangat jahil dan membuat masalah hingga Sona kewalahan.

"Apa-apaan senyum kalian itu?" Sona menyela karena perasaannya mengatakan kalau kedua orang itu akan melakukan sesuatu yang tak disukainya.

"Aku hanya senang karena akan bertemu dengan kakek, Ibu!" Sahut Dexon cepat dengan santainya.

"Benarkah?" Sona menatapnya curiga, "Jangan tiru ayahmu yang suka berbuat onar, Dexon!" Sona kembali memperingati.

"Tentu saja ibu! Aku kan mirip ibu, aku sama sekali tidak mirip ayah! Jadi jangan khawatir!" Dexon tersenyum lebar lalu memeluk pinggang Sona, serta tersenyum licik seraya melirik ke ayahnya.

Dexter berdecih kesal lalu memelototi anaknya yang bermuka dua yang pandai mengambil hati Sona dan menyembunyikan perilaku nakalnya dengan sangat baik.

Begitu mereka melakukan teleportasi ke istana, Arjen, Hero, Genta, dan Alea telah menunggu mereka.

"Putriku!" Arjen membuka tangannya lebar-lebar saat Sona tersenyum dan berjalan ke arahnya.

Bad Princess (END)Where stories live. Discover now