9. Second Male Lead

92K 11.8K 420
                                    

Sona mengajak Genta keluar dari aula istana meninggalkan pesta dan bermaksud untuk memberikan kado yang sudah di persiapkannya.

"Selamat ulang tahun kakak!" Sona memeluk leher Genta erat lalu menyerahkan lukisan yang sudah terbungkus rapih seperti kado pada umumnya.

"Terima kasih. Apa ini?" Genta terkekeh menerima lukisan itu.

"Aku membuatnya khusus untukmu!" Ucap Sona bangga.

Genta membukanya dan tertegun menatap lukisan yang berisi wajahnya tersebut.

Sona tersenyum lalu menggoda Genta, "Kenapa? Kau terharu dengan kadoku? Ini adalah lukisan terbaikku saat ini, kau tahu?"

Genta menoleh ke arah Sona kemudian menarik lengannya dan kembali memeluknya erat. Sona balas memeluknya sambil tersenyum. Suasana hatinya sangat bagus saat ini. Genta sangat menyayanginya bahkan hingga ingin membunuh orang karenanya.

Meski begitu, kejadian dengan Putri Baron Hendrick barusan juga kembali menyadarkannya bahwa Genta adalah Monster. Sona lupa kalau penyandang nama Alterion semuanya adalah monster, kecuali dirinya. Sona mengingatkan dirinya kembali kalau selama ini dirinya terlena dengan kebaikan Genta padanya, serta Hero dan Arjen yang juga mulai tertarik padanya sampai-sampai lupa fakta itu.

"Terima kasih. Ini adalah kado terbaik." Ucap Genta tersenyum dalam pelukannya.

"Bukankah di lukisan ini kau terlihat lebih baik?" Sela seseorang tiba-tiba hingga membuat Genta dan Sona kaget.

Sona melepaskan pelukan Genta dan menatap ke arah suara.

"Ah! Pirang!" Sona tak sengaja berteriak dan langsung menutup mulutnya dengan malu.

Itu adalah bocah pirang yang membantunya berdiri tadi. Ia bahkan lupa menanyakannya.

Bocah itu terkekeh saat Sona menyebutnya pirang.

Genta berdecak sebal menstap bocah pirang itu, "Kau mengganggu Ash."

"Ah, aku belum memperkenalkan diriku pada Putri. Aku Ashlan Von Lebron." Katanya menunduk memperkenalkan diri.

Lebron?! Itu dia kan?! Laki-laki yang disukai Sona di dalam cerita! Peran kedua laki-laki setelah Hero!

Sona meringis dalam hati, pantas saja Sona di dalam cerita menyukainya. Ia tak bisa berkata-kata dan hanya menatapnya.

Ingatlah, dia cuma bocah. Tak mungkin aku menyukai bocah. Aku sudah hidup selama dua puluh tiga tahun!

Genta mengenalnya, jadi Sona menganggap kalau Ashlan adalah teman Genta. Sona menoleh dan menatap Genta. Genta mengerti arti tatapan itu dan berkata, "Dia temanku, putra Duke Lebron."

Sona mengangguk kecil dan tak mengatakan apa-apa. Ia kemudian berbisik pada Genta. "Kak, aku ke tempat papa. Kakak tetaplah bersama si pirang."

Genta terkekeh geli tapi tetap mengangguk, setelah itu Sona berlari ke dalam aula istana tempat pesta berlangsung.

Ashlan mengernyit kaget saat melihat Genta tertawa. Ini pertama kalinya ia melihat Genta tertawa sejak ia mengenalnya lima tahun yang lalu. Ashlan seumuran dengan Genta. Dan mereka mengenal satu sama lain ketika umur mereka lima tahun.

"Sepertinya rumor itu benar ya?" Ashlan tersenyum menghampiri Genta dan menatap lukisan di tangan Genta.

"Rumor apa?" Genta menanggapinya dengan acuh tak acuh.

Ash tak menjawab pertanyaan Genta melainkan merebut lukisan itu, "Kau yang di lukisan ini terlihat lebih bagus daripada aslinya!"

Genta tak perduli pada ejekan Ashlan, ia berdecih lalu merebut kembali lukisan itu, "Jangan sentuh!"

Bad Princess (END)Where stories live. Discover now