6. Arjen

93.6K 12.3K 245
                                    

Sona melangkah maju untuk berbicara dengan Hero, sementara Genta mengikuti dan berdiri tepat dibelakangnya.

Sona telah memutuskan, ia akan berterima kasih pada Hero, jadi setelah selesai makan malam ia berlari mengejar Hero.

"Tu-tunggu!" Sona berlari menghampiri Hero, tapi kemudian ia berhenti saat Hero juga berhenti berjalan dua meter di depannya.

"Apa?" Hero menoleh dan menatapnya tajam.

"A-aku... Terima kasih telah menyelamatkanku." Sona menundukkan tubuhnya sembilan puluh derajat. Itu kebiasaannya saat di kehidupan sebelumnya.

Heroson tak mengatakan apa pun. Beberapa saat kemudian Sona mendengar langkah kaki menjauh dari depannya, dan saat itu ia mengangkat tubuh serta kepalanya menatap punggung Hero yang menghilang di kejauhan.

Sona menghela napas panjang, dan merasakan seseorang telah menepuk pelan kepalanya.

Sona tersenyum saat berbalik dan menatap Genta. Genta mengatakan sesuatu padanya, tapi saat itu Sona melihat wajah Genta berbayang. Dan dunia berputar di sekitarnya. Kepalanya terasa sakit, dan kakinya sangat lemas. Tubuhnya jatuh dan untunglah Genta dengan sigap menangkapnya.

"Sona!" Teriakan Genta terdengar Sona.

Kemudian Sona samar-samar mendengar suara ribut di sekitarnya, dan beberapa saat kemudian dia merasakan tubuhnya melayang dan terangkat. Seseorang telah menggendongnya. Sona berusaha membuka matanya dengan sisa kesadarannya.

Ia sekilas melihat rambut perak dan mata ruby.

Genta? Bukan. Tubuh Genta tak sebesar ini. Apa itu Arjen?

Sebelum benar-benar kehilangan kesadarannya Sona tertawa dalam hati. Ia menertawakan pemikirannya yang konyol. Tak mungkin itu Arjen, karena Arjen sangat membencinya hingga ingin membunuhnya.

***

"Ukhh..." Sona mengerang saat merasakan kepalanya berdenyut sakit. Perlahan ia mendapatkan kembali visinya dan seketika itu pula ia terbelalak melihat sesosok yang tak ia harapkan berada di hadapannya.

"Sudah bangun?" Arjen bertanya padanya tanpa menoleh. Ia tengah membaca sebuah buku tepat disamping Sona tertidur.

Apa? Kenapa aku bersamanya?! Ini bukan kamarku! Sona panik dan langsung menggerakkan tubuhnya beringsut menjauhi Arjen.

Sona berusaha untuk duduk dan turun dari kasur, tapi kemudian berhenti saat mendengar suara dingin Arjen. "Berhenti. Tetap di situ."

Tubuh Sona kaku, ia berhenti bergerak dan tetap pada posisinya yang terduduk di kasur.

Deg!

Tiba-tiba saja Arjen menyentuh kening Sona dengan telapak tangannya. "Kau masih demam. Kembali tidur." Katanya mendorong keningnya dengan telapak tangannya membuat Sona menjatuhkan punggungnya di atas kasur.

Sona hanya diam, ia tak berani mengatakan apa pun. Tiba-tiba saja perutnya berbunyi keras, yang membuatnya semakin panik. Arjen pasti mendengarnya.

Dengan ragu-ragu Sona melirik ke arahnya. Matanya bertemu tatap dengan Arjen, tapi Sona langsung langsung pura-pura memejamkan matanya.

Arjen mendengus lalu bangkit dari kasur menuju pintu, Sona mengintip dan melihat Arjen tengah berbicara dengan pelayannya tepat di ambang pintu kamar, lalu setelah itu kembali duduk ke tempatnya semula.

Sekitar lima menit kemudian terdengar suara ketukan pintu, dan seseorang pelayan masuk membawa makanan menggunakan meja dorong.

"Bangun, aku tau kau tidak tidur." Arjen berbicara.

Bad Princess (END)Where stories live. Discover now