40. Found You

49.5K 6.9K 872
                                    

Sona sampai di perbatasan daerah barat. Dengan sigap dia mengubah penampilannya tiap kali sampai di sebuah kota. Tak berhenti disitu Sona kembali menaiki kereta menuju area barat lebih dalam dan sampai di kota Ranz, ibukota kerajaan Isla, salah satu kerajaan kecil di benua barat.

Sesampainya disana Sona langsung mencari toko roti, dan membeli beberapa untuk cadangan makanannya yang akan disimpan di dalam saku spasial kalau-kalau kejadian seperti sebelumnya terulang lagi. Setelah itu Sona langsung masuk ke kedai terdekat dan memesan makanan. Dia sangat kelaparan.

Setelah menghabiskan makanannya dengan cepat, dia langsung mencari penginapan sederhana. Sona menjadi lebih waspada, dia takut kalau-kalau ada seseorang yang mengawasinya.

Untuk sementara dia memutuskan untuk bersembunyi selama beberapa hari di penginapan itu. Dia tak akan keluar dan menghindari masalah.

Belum ada pemikirannya sama sekali untuk kembali ke Alterion untuk saat ini. Dia ingin bebas. Setidaknya sampai dia puas bermain, sampai hatinya terasa lega dan rasa takut dihatinya menghilang.

Sona tak keluar dari kamarnya selama tiga hari berturut-turut karena dia meminta layanan kamar dengan mengirimkan makanan ke kamarnya saat jam makan. Pada hari ke empat akhirnya dia keluar dan makan di kafetaria penginapan yang berada di lantai bawah. Sona menggunakan penampilan gadis muda berusia sekitar dua puluh tahun yang dia pakai saat pertama kali memasuki penginapan ini tiga hari yang lalu.

Setelah sampai di kafetaria, Sona memesan makanan, tak lupa dengan makanan penutup manis yang dia sukai.

Sona melirik ke sekitar selama beberapa saat sebelum makanannya datang, dan dia berasa sedikit heran. Hanya ada beberapa orang di kafetaria itu yang duduk di sudut ruangan yang berlawanan dari tempat duduknya. Sona ingat sekali kalau penginapan ini cukup ramai dan terkenal karena para pelancong dan petualang. Tapi kali ini cukup sepi.

"Silahkan Nona." Seorang laki-laki muda berseragam pelayan penginapan mengantarkan makanannya.

Sona agak kaget ketika tak merasakan keberadaan pelayan muda itu waktu mendekatinya. Sona juga bisa merasakan aliran mana tenang yang mengelilingi tubuhnya. Kini dia yakin pelayan muda itu adalah seorang penyihir.

"Terimakasih." Jawabnya tanpa menoleh, lalu menatap makanan dihadapannya.

"Puding cokelat?" Gumam Sona semakin heran ketika melihat makanan penutup kesukaannya di atas meja.

Memangnya puding cokelat juga ada ya di penginapan sederhana seperti ini? Batinnya heran seraya memulai untuk makan.

Entah mengapa saat makan Sona merasa tidak nyaman. Rasanya ada yang sedang menatapnya di belakang punggungnya. Tidak. Itu terasa dari berbagai arah.

Tanpa sadar Sona memperhatikan beberapa orang yang juga tengah makan di meja yang tadi dia lirik sekilas. Mereka sama sekali tak melihat kearahnya, tapi Sona merasa mereka mengawasinya.

Dengan cepat Sona buru-buru mengisi perutnya dan berniat untuk kembali ke kamarnya. Sona semakin was-was dan curiga, di dalam pikirannya dia harus pergi menyelinap melalui jendela kamar tempatnya menyewa secepat mungkin. Untunglah dia sudah melunasi pembayaran untuk sepuluh hari pemakaian.

Saat Sona berdiri, orang-orang dimeja seberang juga ikut berdiri. Sona mengernyitkan dahinya dengan gugup.

Apa-apaan ini? Pikirnya panik.

Dia mencoba bersikap sesantai mungkin seraya berbalik ke arah yang berbeda dari orang-orang itu, tapi itu gagal. Pelayan muda yang tadi melayaninya tengah menghadangnya juga ketika berbalik.

Pelayan itu tersenyum lebar ke arahnya, membuat Sona merinding seketika. Sepertinya dia terasa sangat familiar dengan senyuman itu.

Perlahan orang-orang itu berjalan mengelilingi dirinya. Sona diam-diam mengeluarkan gulungan teleport dari cincin penyimpanannya, dan berusaha merobeknya dengan cepat.

Bad Princess (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang