27. Dark Magic

58.1K 7.9K 1.1K
                                    

"Sudah berapa hari sekarang?" Arjen mendesah frustasi pada sosok mungil tak sadarkan diri di sebelahnya.

"Ini yang ke empat puluh satu hari." Jawab pemuda enam belas tahun tersebut yang tak lain adalah Genta. "Bagaimana dengan Farhoven?"

"Mereka berhasil menahan serangan di perbatasan. Sebentar lagi mereka akan hancur." Balasnya dengan nada tak bersemangat.

Genta mengernyit heran, "Itu aneh."

"Aneh kenapa?"

"Seharusnya mereka bisa bertahan lebih lama. Penyihir mereka banyak dan kompeten."

"Tapi buktinya mereka hampir hancur sekarang."

"Ayah! Bukan seperti itu maksudku!" Tukas Genta agak kesal.

"Aku tahu, aku tahu. Entah kenapa mereka menyembunyikan penyihir elit mereka. Apa masalahnya? Pada akhirnya mereka akan hancur. Aku tak perduli." Balas Arjen acuh tak acuh.

"Mereka merencanakan sesuatu." Saut Genta penasaran, tapi sama sekali tak ada tanda-tanda kecemasan.

"Biarkan saja. Toh kita akan menghancurkan mereka."

Genta mendengus mendengar jawaban ayahnya, tapi akhirnya setuju dengan pernyataan itu. Itu memang benar. Prajurit mereka lemah dibandingkan prajurit Alterion. Kebanyakan penyihir Farhoven sangat lemah dalam mempertahankan diri. Berbeda penyihir Alterion yang memiliki kekuatan seorang prajurit juga.

Kesombongan orang-orang Alterion bukannya tak berdasar, melainkan mereka percaya diri dengan kekuatan mereka. Usaha dan kemampuan mereka tak mungkin mengkhianati pada akhirnya.

"Sudah caritahu siapa yang membuat obat itu?" Arjen tiba-tiba teringat oleh seseorang dikatakan oleh Ashlan.

Genta mengangguk, "Seseorang yang dikatakan Ashlan bernama Simon, dia penyihir hebat yang berasal dari Farhoven. Dia dikhianati oleh negerinya sendiri dan lari ke sini dan sekarang tinggal di kawasan kumuh Winterfall."

Arjen mengernyit heran, "Bagaimana bocah itu tahu tentang penyihir ini?"

Genta menggeleng pelan, "Aku juga tidak tahu. Ashlan mungkin akan menjawab jika Ayah yang menanyainya langsung?"

"Itu tak penting sekarang, aku akan mengurusnya nanti." Kata Arjen melambaikan tangannya sekilas lalu kembali menatap Putrinya dengan sendu. Berharap kalau gadis kecilnya itu akan segera membuka matanya dan memanggilnya 'Papa'.

***

Tengah malam itu Arjen tidur di sofa kamar Sona, tapi tiba-tiba saja ia terkesiap saat merasakan kekuatan sihir yang tak menyenangkan muncul di istana.

"Ini... sihir tak menyenangkan ini. Dark magic." Wajahnya terdistorsi tak menyenangkan.

Dia bisa merasakan kalau sihir itu berada di sebelah utara dalam istana utama. Itu dekat dengan baraks tentara. Ia ingin memeriksanya sendiri, tapi kemudian menahan diri ketika mengingat Sona. Dia harus menunggu Genta datang terlebih dahulu.

Teng! Tebg! Teng!

Bunyi lonceng khas istana berbunyi nyaring ke seluruh penjuru istana tanda akan hadirnya musuh di dalam istana, dan situasi tergolong sangat berbahaya untuk keluarga kerajaan.

Brak!

Pintu kamar Sona terbuka lebar dan wajah Genta muncul saat itu. "Ayah! Itu Dark magic." Genta menatap Arjen dengan wajah serius.

Genta telah mengerahkan seluruh penyihir, ksatria sihir, dan ksatria elit ke wilayah utara istana utama sebelum dia sampai di kamar Sona.

Arjen mengangguk cepat, ini pertama kalinya wajah Arjen nampak seserius ini. Dia tak bisa meremehkan pengguna Dark Magic. "Jaga Sona, aku akan memeriksanya sendiri."

Bad Princess (END)Where stories live. Discover now